Oleh: Alya Nayla Sahirah S.
Di meja megah berlapis gading
Mereka merancang masa depan yang genting
Mengiris beban, memangkas anggaran—
siapa yang terguling, tak jadi hitungan
Mereka berkhotbah soal efisiensi
Tentang neraca yang wajib terkendali
Tentang beban yang harus disingkirkan
Tanpa peduli siapa yang dikorbankan
Dulu, tangan ini menenun produksi
Menyusun bata dari mimpi-mimpi sunyi
Kini ia gemetar di depan selembar kertas
Terpangkas tak lebih dari selisih batas
Tak ada salam, tak ada isyarat
Hanya langkah berat di gang yang sekarat
Wajah-wajah letih pulang tanpa alamat
Mengeja pagi yang tak lagi hangat
Namun di kursi para ‘bijaksana’,
mereka meracik wacana lama
Tentang ‘keteguhan dan pengorbanan’
Sedang hidup kian di ambang ketidakpastian
Di ujung grafik yang terus melaju…
Ada nyawa yang terperosok pilu
Di ambang tragik yang mereka reka…
Hidup dikalkulasi serupa angka
Di ujung grafik, mereka berpesta
Di ambang tragik, rakyat binasa
Redaktur: Fatimah Roudatul Jannah
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts sent to your email.