Peran Mahasiswa Dalam Social Forestry Melalui Program MSIB di Amati Indonesia

Oleh: Nicolas Yosep Lorenzo Panjaitan

Suara USU, Medan. Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) kembali membuktikan dampaknya melalui kolaborasi antara mahasiswa peserta program dan mitra organisasi. Salah satu inisiatifnya terlihat dalam proyek Social Forestry bersama AMATI Indonesia, di mana mahasiswa berkontribusi langsung dalam pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan dan mendukung pengembangan ekowisata.

AMATI Indonesia adalah lembaga yang fokus pada pemberdayaan masyarakat melalui konsep perhutanan sosial. Konsep ini menitikberatkan pada keberlanjutan ekosistem hutan dengan melibatkan manusia, flora, dan fauna sebagai satu kesatuan yang saling mendukung. Mahasiswa yang tergabung dalam program MSIB AMATI Indonesia diwajibkan mengikuti kelas daring yang membahas perhutanan sosial, tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), hingga pengelolaan hasil hutan sebagai bentuk wirausaha sosial.

Selain pembekalan materi, mahasiswa juga dilatih untuk berpikir inovatif melalui metode design thinking. Metode ini mendorong mahasiswa untuk memahami kebutuhan nyata masyarakat, menghasilkan ide-ide baru, dan menciptakan solusi yang relevan. Salah satu bentuk nyata implementasi konsep ini adalah kolaborasi antara kelompok mahasiswa dengan PT Gastro Tourism Academy di Tasikmalaya, Jawa Barat.

Identifikasi Masalah di PT Gastro Tourism Academy

PT Gastro Tourism Academy adalah perusahaan yang bergerak di bidang ekowisata dengan konsep gastro tourism. Melalui wisata ini, pengunjung diajak memahami biodiversitas hutan dan pola kehidupan masyarakat Sunda. Namun, wawancara dengan pihak perusahaan mengungkapkan sejumlah tantangan:

1. Wisatawan yang datang sebagian besar adalah peneliti atau pelanggan lama.
2. Kesulitan menarik wisatawan baru, terutama Generasi Z.
3. Pemasaran melalui media sosial yang belum maksimal.
4. Keterbatasan akses transportasi ke lokasi wisata.

Tahapan Solusi yang Diterapkan oleh Mahasiswa

Mahasiswa mengimplementasikan tahapan pengembangan bisnis untuk memberikan solusi kepada mitra mereka:

1. Product Validation

Mahasiswa memvalidasi kebutuhan pasar dengan mengevaluasi daya tarik produk wisata gastronomi. Berdasarkan temuan:

• Materi promosi seperti flyer kurang menarik.
• Minimnya informasi untuk turis asing.
• Sarana transportasi yang tidak memadai mengurangi minat pengunjung.

Solusi yang diusulkan:

• Pembuatan e-katalog dua bahasa untuk menarik turis asing.
• Redesain flyer agar lebih menarik secara visual.
• Pembuatan video promosi dengan konten sesuai tren untuk menarik perhatian Generasi Z.

2. Early Adopters

Strategi yang dirancang diuji pada kelompok Early Adopters, yaitu pihak manajemen PT Gastro Tourism dan wisatawan lama. Materi promosi baru diuji melalui media sosial perusahaan. Umpan balik dari kelompok ini digunakan untuk menyempurnakan pendekatan yang ada.

3. Customer Validation

Setelah uji coba awal, solusi diperluas ke segmen pasar yang lebih besar. Penggunaan media sosial yang lebih aktif bertujuan menjangkau Generasi Z dan wisatawan asing secara lebih luas.

Sebagai Mahasiwa yang berlatar belakang pendidikan Kesejahteraan Sosial, dapat juka menerapkan peran Pekerja sosial.

Praktik Pekerjaan Sosial dalam Intervensi Organisasi

Dalam intervensi ini, mahasiswa mempraktikkan pendekatan yang sering digunakan dalam pekerjaan sosial organisasi:

1. Analisis Situasi

Mahasiswa mengidentifikasi tantangan internal dan eksternal yang dihadapi PT Gastro Tourism, seperti kurangnya daya tarik visual promosi dan akses transportasi yang terbatas.

2. Penyusunan Tujuan

Tujuan utama adalah meningkatkan jumlah wisatawan baru, terutama Generasi Z dan turis asing, melalui pemasaran digital dalam enam bulan ke depan.

3. Strategi dan Rencana Aksi

Strategi dirancang untuk memperkuat pemasaran digital melalui media sosial populer, seperti Instagram dan TikTok. Mahasiswa juga membantu merancang e-katalog dua bahasa dan materi promosi yang lebih menarik secara visual.

4. Pelaksanaan dan Evaluasi

Mahasiswa mendampingi implementasi solusi, memantau hasil, dan mengevaluasi efektivitas strategi. Indikator keberhasilan meliputi peningkatan jumlah pengunjung dan interaksi di media sosial.

Program MSIB di AMATI Indonesia memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa untuk terlibat langsung dalam pemberdayaan masyarakat sekaligus pengembangan sektor ekowisata. Pendekatan berbasis perhutanan sosial tidak hanya melestarikan lingkungan, tetapi juga mendukung perekonomian lokal.

Kolaborasi dengan PT Gastro Tourism Academy menjadi bukti nyata bagaimana mahasiswa dapat memberikan dampak positif melalui pendekatan inovatif. Keberhasilan ini diharapkan menjadi model bagi organisasi lain dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di sektor sosial dan lingkungan.

Artikel ini adalah publikasi tugas Kegiatan MSIB/MBKM dengan Dosen Pengampu Fajar Utama Ritonga S.Sos., M.Kesos.

Redaktur: Khalda Mahirah Panggabean