APM Medan Sukses Gelar Nonton Bareng “KINIPAN”

Oleh: Muhammad Fadhlan Amri

Suara USU, Medan. Pada Kamis (08/03) lalu, bertempat di Kedai Sumatera, Aliansi Pers Mahasiswa (APM) Medan sukses menyelenggerakan agenda nonton bareng film “KINIPAN”, sekaligus galang dana untuk korban bencana alam di NTT. Acara ini sendiri dihadiri oleh berbagai lembaga pers mahasiswa yang tersebar di kota Medan.

Film KINIPAN merupakan film eksklusif yang tidak ditayangkan di bioskop, maupun media manapun. Untuk menontonnya, panitia harus membuat sebuah pengajuan ke pihak Watchdoc, selaku pembuat film.

Film KINIPAN sendiri menceritakan berbagai isu lingkungan, yang terbagi dalam beberapa bagian dalam filmnya. Isu lingkungan yang dikupas juga beragam, mulai dari Sumatera, Jawa, dan utamanya daerah Kinipan di Kalimantan.

Dalam acara ini pula, hadir perwakilan WALHI Sumatera Utara, Putra Saptian. Putra juga membuka dan mempin langsung jalannya film dan diskusi. Kepada peserta nonton bareng film KINIPAN ini, Putra mengingatkan bahwa dampak krisis lingkungan tak dapat kita biarkan.

“Ketika krisis sumber daya alam terjadi, dikhawatirkan krisis ekologi terjadi,” terangnya.

Eko Agus Herianto selaku Koordinator APM dan Pemimpin Umum pers mahasiswa Kreatif UNIMED, mengaku bangga dengan antusias dari seluruh peserta yang tergabung dari berbagai lembaga pers mahasiswa.

“Jujur, bangga juga untuk kawan-kawan persma yang andil menyemarakkan acara nobar yang diselenggarakan APM. Antusiasnya bagus dan bahkan aku sendiri masih gak nyangka bisa seramai itu. Salut lah pokoknya. Semoga lewat film ini kita selaku APM mampu menjalin kedekatan, keakraban, dan silaturahmi,” jelas Eko.

Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni ini menilai ini film yang berani dan representatif dan layak untuk ditonton banyak orang.

“Film yang berani lagi representatif. Film yang berangkat dari keresahan masyarakat terhadap penjahat lingkungan. Sebagai oknum reseptif aku memandang bahwa film ini cocok dan harus sama diglorifikasi, seperti halnya film-film romansa yang menguasai pasar. Banyak yang mengaku merinding melihat film tersebut. Sama halnya denganku yang sedikit banyak merasakan hal serupa, apalagi saat hewan-hewan langka dikuliti dan melihat pertengkaran masyarakat adat dengan pihak perusahaan.”

“Dari data yang disajikan film ini, semakin ke sini rasanya semakin paham kalau hidup hanya dipenuhi oleh pertaruhan kepentingan dan kemajemukan politisasi. Apresiasi tertinggi terhadap pihak Watchdoc, selaku oknum kreatif yang berani melahirkan film ini. Namun kembali, menonton film ini harus melibatkan atensi,” tambahnya.

Senada dengan Eko, salah satu peserta dari kegiatan ini, Muhammad Iqbal yang juga merupakan Pimpinan Redaksi dari LPM Teropong UMSU menilai film ini sangat jujur dan penting untuk disaksikan para pemuda.

“Film kinipan ini saya rasa sangat bagus, tidak ada hal yg ditutupi didalamnya, semua yang ada di film tersebut memang benar adanya, dan ini penting untuk kita ketahui terutama sebagai pemuda yang akan menjalani berbagai macam kegiatan kedepannya,” tuturnya.

Iqbal juga menilai acara kali ini sukses terselenggara dan sangat mengapresiasi kinerja dari panitia.

“Saya melihat acara nobar tadi bukan hanya sekedar acara nonton atau ngumpul bareng, tetapi ada nilai silaturahmi didalamnya, APM Medan saya rasa cukup sukses membuat persma di kota medan berkumpul dan mempererat silaturahmi di acara ini,” pungkasnya semangat.

Redaktur: Yulia Putri Hadi

Related posts

Karya Kreatif Sumatera Utara (KKSU) 2024 Telah Dibuka, Lebih Dari 400 UMKM Terlibat

Hadir Kembali Program Beasiswa Unggulan 2024, Catat Info dan Syarat yang Diperlukan

Mahasiswa USU Membuat Inovasi Terbaru Dalam Teknologi Kedokteran Gigi Bernama Actprose