Drama Gemdal: Satire Kehidupan Gelandangan Dipersembahkan oleh Komunitas Medan Teater

Reporter: Fathan Mubina

Suara USU, Medan. Komunitas Medan Teater mempersembahkan sebuah drama satire tentang kehidupan gelandangan. Penampilan Medan Teater ini didukung oleh komunitas-komunitas lain seperti Iqra Medan, Aceh Corner, LKK Unimed, Tanpa Kata BBC, Fans 01/02/03.

Dengan genre slice of life dan bentuk satire terhadap kehidupan manusia, Medan Teater menyuguhkan pementasan bertajuk ‘Drama Gemdal’. Gemdal merupakan akronim dari ‘Gembel Dari Lahir’. Pementasan dibagi menjadi dua sesi dan diselenggarakan di Gedung Tari Taman Budaya Sumatra Utara, Jalan Perintis Kemerdekaan, Medan pada Minggu, 3 Maret 2024.

‘Drama Gemdal’ bercerita tentang kehidupan para gelandangan (tunawisma) yang hidup apa adanya. Dalam pementasan ini, penonton disuguhi dengan dialog antar aktor yang mampu memukau hati mereka. Di tengah segala kesengsaraan kehidupan gelandangan, penonton juga dibawa menyingkap keuntungan-keuntungan tersendiri yang dimiliki oleh mereka, seperti kebebasan dari rasa stres dan kekhawatiran, serta rasa kekeluargaan yang erat di antara mereka. Drama Gemdal mengungkapkan bahwa kehidupan gelandangan, yang seringkali terpinggirkan oleh masyarakat sekitar, memiliki kedalaman yang patut dipertimbangkan.

Karena mengangkat dari sudut pandang para gelandangan inilah yang membuat pementasan ini menarik, penonton disuguhi dengan kehidupan gelandangan yang sejatinya mereka berada disekitar kita namun termarginalkan oleh lingkungan. Rasa kekeluargaan yang erat diantara gelandangan dalam ‘Drama Gemdal’ ini lahir disebabkan ancaman dari luar seperti razia petugas keamanan. Kekeluargaan ini juga lahir disebabkan mereka yang lahir dalam satu lingkungan dan memiliki nasib yang sama. Dalam drama ini, juga diperlihatkan bagaimana kecemburuan sosial antara golongan miskin dan kaya.

Drama Gemdal dimainkan oleh 8 aktor, yaitu Aucintia, Gusto, Ismi, Isty, Lukita, Nazwa, Samuel, Ari dan di Sutradarai oleh Ahmad Munawar Lubis. Dikutip dari Tribun Medan, Drama Gemdal ingin membuat suatu pementasan yang berbeda, alur dari drama ini tidak memiliki kejelasan, karena tujuan drama ini ialah menyampaikan kondisi kepada penonton. “Harapan kami sebenarnya dalah bagaimana membuat suatu garapan dalam bentuk yang berbeda. Kami tidak menyampaikan drama ini dengan plot atau alur yang jelas, tapi kami mau menyampaikan kondisi kepada masyarakat yang menonton. Jadi yang ditangkap penonton adalah kondisinya, bukan alur ceritanya,” kata Munawar, Sutradara Drama Gemdal.

“Kami telah melakukan riset bagaimana kehidupan gelandangan yang sebenarnya. Kami mencari berita, informasi dari Medsos, YouTube, dan lain-lain. Kemudian dialog atau fakta-fakta yang kami anggap punya daya tarik kami catat dan seleksi, untuk kemudian kami jadikan struktur dramatik lengkap dengan kebutuhan artistic,” jelas Munawar.

Redaktur: Feby Simarmata

Related posts

Karya Kreatif Sumatera Utara (KKSU) 2024 Telah Dibuka, Lebih Dari 400 UMKM Terlibat

Menikmati Musik Skena Pada Konser Antar Lintas Skena

Temilreg FoSSEI Sumbagut oleh KSEI FoSEI USU 2024, Dorong Generasi Muda Pahami Ekonomi Syariah