Intip Gaya Hidup Mayarakat Indonesia: “Belum Makan Namanya Kalau Belum Makan Nasi”

Oleh: Alifah Salsabila

Suara USU, Medan. Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya akan keberagaman budaya, tidak hanya dikenal dengan keindahan alamnya tetapi juga kuliner yang memukau. Di tengah berbagai pilihan makanan yang menggiurkan, nasi tetap menjadi pilihan utama masyarat Indonesia sebagai makanan pokok. Sering sekali gaya hidup masyarakat dikaitkan dengan budaya makan nasi. Hal ini mendukung bahwa nasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari gaya hidup masyarakat Indonesia.

Meskipun telah mengonsumsi sumber karbohidrat lain, masyarakat Indonesia cenderung memandang nasi sebagai elemen penting dalam setiap hidangan. Fenomena ini mungkin tampak biasa, padahal sebenarnya mencerminkan nilai-nilai budaya dan kebiasaan yang kuat. Ungkapan “Belum Makan Namanya Kalau Belum Makan Nasi,” mencerminkan betapa tingginya posisi nasi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Ungkapan lain yang mencerminkan betapa dalamnya peran nasi pada gaya hidup masyarakat Indonesia adalah “Bekerja Keras Demi Sesuap Nasi.”

Preferensi Masyarakat Indonesia terhadap nasi memiliki akar yang menjalar dalam sejarah dan budaya. Nasi bukan hanya sekadar simbol karbohidrat, tetapi menjadi simbol kebersamaan, kesuburan, dan identitas masyarakat Indonesia yang memiliki gaya hidup melekat pada setiap butir nasi. Mayoritas masyarakat menyatakan bahwa hidangan apapun akan terasa tidak lengkap tanpa kehadiran nasi. Bahkan ada beberapa kejadian unik dan lucu ketika beberapa masyarakat Indonesia menyantap martabak manis dengan nasi. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwasanya martabak manis bukanlah hidangan yang tepat untuk di konsumsi bersamaan dengan nasi.

Penting diketahui bahwa fenomena ini tidak hanya berkaitan dengan kebiasaan makan semata, tetapi juga memiliki implikasi kesehatan. Nasi menyediakan sumber energi yang penting bagi tubuh, terutama karena kandungan karbohidrat kompleksnya. Namun berlebihan dalam mengonsumsi nasi juga tidak baik untuk kesehatan, apalagi ketika mengonsumsi nasi bersamaan dengan mie dan sumber karbohidrat lainnya.

Gaya hidup “Belum Makan Namanya Kalau Belum Makan Nasi” juga dapat memberikan kebiasaan buruk seperti memakan makanan secara berlebihan, yang mana hal ini sering terjadi pada masyarakat Indonesia. Contoh kecil kebiasaan negatifnya adalah ketika seseorang sudah mengonsumsi roti atau sumber karbohidrat lainnya dalam jumlah yang banyak, namun tetap merasa bahwa dirinya belum makan apapun dikarenakan belum makan  nasi.

Aroma nasi yang pulen dan rasa gurihnya membangkitkan kenangan dan emosi positif dalam pikiran banyak orang. Hal ini membuat nasi sebagai makanan yang memberikan pengalaman bahagia. Gaya hidup yang sehat dan nyaman adalah impian setiap orang, maka dari itu masyarakat Indonesia meletakkan rasa cinta pada nasi yang merupakan sumber karbohidrat yang sehat dan sangat nyaman di perut. Namun perlu diperhatikan bahwasanya setiap apapun yang berlebihan tidaklah baik terutama melebih-lebihkan cara mengonsumsi nasi yang diluar dari anjuran kesehatan.

Redaktur: Yuni Hikmah

Related posts

Nilai Akademis yang Tinggi atau Pengalaman yang Banyak, Mana yang Lebih Menentukan Karier?

Kita Balas di Semester Depan: Wacana yang Tak Kunjung Terlaksana

Mendekati UAS, Tugas Semakin Ganas: Mengapa?