Mejuah-juah! Belajar Kebudayaan di Ikatan Mahasiswa Karo

Penulis: Tesa Lonika Br Tarigan/Rizky Annisa Siregar/Widya Azh Hari

IMKA! Mejuah-juah!

Dalam suku Karo, terdapat salam “Mejuah-juah” yang sering diucapkan dalam percakapan sehari-hari maupun dalam acara resmi. “Mejuah-juah” juga merupakan pembuka untuk menulis sesuatu dalam bahasa Karo atau mengenai suku Karo. Sebab, ada tiga hal pokok yang ingin diwujudkan dalam suku Karo yaitu Tuah, Sangap dan Mejuah-juah yang ketiganya tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Ikatan Mahasiswa Karo (IMKA) dibentuk dengan tujuan untuk mempererat kekeluargaan. IMKA ada di setiap fakultas di USU. Hal pertama yang dilakukan saat bergabung ke dalam organisasi ini adalah ertutur. Ertutur digunakan untuk mencari hubungan kekerabatan.

“Yang biasanya ditanyakan saat ertutur yaitu Merga/Beru (Merga/Beru dari ayah), Bere-bere (Beru dari Ibu), Binuang (Bere- bere dari Ayah), Kempu (Bere-bere dari Ibu), Kampah (Beru Ibunya kakek dari ayah) dan Soler (Beru Ibunya Nenek dari Ibu),” tambah Cindy Br Tarigan, wakil ketua IMKA Erkalianga Fakultas Hukum USU.

Selain itu, dia juga menambahkan bahwa hal yang sering juga ditanyakan adalah kuta kemulihen (kampung halaman). Dalam suku Karo terdapat Merga Silima yang terdiri dari Ginting, Sembiring, Perangin-angin, Tarigan dan Karo-karo.

Kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh IMKA Erkaliaga adalah Gendang Guro-Guro Aron (pertunjukan seni budaya karo yang dilaksanakan 2 tahun sekali), ramah tamah dan makrab yang dilaksanakan setiap tahun untuk menyambut keluarga baru yang bergabung ke IMKA Erkaliaga FH USU. Setiap dua bulan sekali, mereka mengadakan diskusi mengenai kebudayaan, mata kuliah, dan isu hukum terkini.

“Banyak hal menarik yang ada di dalam IMKA Erkaliaga FH USU, kekeluargaannya, suka duka di dalam kepengurusan dan kepanitiaan. Ada banyak makna yang diberikan IMKA Erkaliaga FH USU sendiri,” jelas Cindy.

Tidak hanya suku Karo saja yang bisa bergabung menjadi keluarga IMKA. IMKA sangat menerima orang-orang yang ingin belajar atau mendalami kebudayaan Karo. Hal ini dibuktikan pada kegiatan Gendang Guro-Guro, banyak keluarga yang non suku Karo ikut di dalam kepanitiaan dan kegiatannya.

IMKA adalah organisasi paguyuban, sehingga orang-orang yang ada di dalamnya seperti saudara sendiri. Tak hanya membahas mengenai kebudayaan, di sini juga membahas pendidikan, berolahraga bersama, belajar mengenai pencarian dana, pembagian waktu, dan sebagainya.

Redaktur: Yulia Putri Hadi

Related posts

Hadir Kembali Program Beasiswa Unggulan 2024, Catat Info dan Syarat yang Diperlukan

Mahasiswa USU Membuat Inovasi Terbaru Dalam Teknologi Kedokteran Gigi Bernama Actprose

BEM Fakultas Teknik Adakan Pelantikan Setelah Enam Bulan Pemira