Membangun Hubungan yang Positif: Panduan Praktis Dale Carnegie dalam ‘How to Win Friends and Influence People’

Oleh: Jesika Yusnita Laoly

Suara USU, Medan. “How to Win Friends and Influence People” merupakan buku karya Dale Carnegie pada tahun 1936. Buku ini adalah buku pengembangan diri klasik yang memberikan saran praktis tentang keterampilan antarpribadi dan komunikasi. Dengan keahlian komunikasinya yang luar biasa, Carnegie merinci prinsip-prinsip mendasar yang dapat membantu seseorang meningkatkan keterampilan interpersonal dan mempengaruhi orang lain dengan positif.

Dalam buku ini, Carnegie menjelaskan tiga teknik dasar dalam menghadapi orang lain. Pertama, Carnegie menegaskan agar kita menghindari mengkritik, menurutnya memberikan kritik sebenarnya tidak membawa perubahan yang berkelanjutan dan bahkan dapat menciptakan rasa dendam dari orang yang dikritik. Selain itu, memberikan kritik juga membuat seseorang merasa rendah. Oleh karena itu, sebaiknya kita selalu berusaha memahami sudut pandang orang lain daripada langsung menghakimi. Dengan pendekatan yang lebih empatik, kita dapat menciptakan komunikasi yang lebih baik dan mencegah dampak negatif dari kritik yang disampaikan.

Kedua, penghargaan yang jujur dan tulus sebagai kunci untuk meraih respons positif dari orang lain. Orang senang dihargai, oleh karena itu, sangat penting untuk memberikan apresiasi dengan tulus dari hati. Dengan memberikan pujian atau ungkapan terima kasih secara tulus, kita tidak hanya meningkatkan suasana positif di sekitar kita, tetapi juga memperkuat ikatan antarindividu.

Ketiga, Carnegie mendorong untuk memahami dan memanfaatkan keinginan orang lain dengan antusias. Sifat manusia cenderung peduli pada diri sendiri, sehingga menjadi penting untuk mendengarkan dengan perhatian terhadap minat dan kebutuhan mereka. Dengan memahami apa yang menjadi fokus atau minat orang lain, kita dapat membangun hubungan yang lebih kuat dan saling mendukung. Mendengarkan dengan sungguh-sungguh merupakan kunci untuk membangun komunikasi yang efektif dan menciptakan ikatan antarindividu yang lebih dalam.

Kemudian, menurut Carnegie ada 6 cara untuk disukai orang lain. Pertama dimulai dengan kemampuan untuk benar-benar tertarik pada orang lain, dimana orang cenderung lebih menyukai kita ketika mereka merasakan bahwa kita peduli dan benar-benar tertarik pada apa yang mereka katakan atau lakukan. Dengan memberikan perhatian dan mendengarkan dengan sungguh-sungguh, kita tidak hanya menciptakan ikatan interpersonal yang kuat, tetapi juga mengungkapkan rasa hormat dan penghargaan terhadap individu tersebut.

Kedua, tersenyum sebagai ungkapan positif. Senyuman memiliki kekuatan untuk menciptakan kesan ramah dan menarik dalam interaksi sosial. Tindakan sederhana ini dapat memberikan dampak positif yang besar pada persepsi orang lain terhadap kita. Ketiga, mengingat nama seseorang sebagai upaya untuk membuat interaksi lebih personal. Mengingat nama seseorang merupakan tindakan yang menunjukkan perhatian dan kepedulian yang sangat berarti. Kemampuan untuk mengenali dan menyebutkan nama dengan benar menciptakan ikatan personal yang kuat, memberikan kesan bahwa kita benar-benar memperhatikan individu tersebut.

Keempat, kemampuan menjadi pendengar yang baik, hal ini memiliki dampak positif dalam membangun hubungan interpersonal. Sikap yang menunjukkan ketertarikan saat mendengarkan membuat kita terlihat menarik di mata orang lain. Kelima, berbicara dengan memperhatikan minat orang lain. Memulai percakapan dengan topik yang disukai oleh orang lain tidak hanya menciptakan hubungan yang lebih akrab, tetapi juga menunjukkan rasa perhatian dan kepedulian terhadap mereka. Menyimak dan memberikan perhatian kepada minat orang lain dapat menjadi poin positif dalam membangun koneksi yang lebih dalam dan saling memahami. Dengan memahami preferensi dan minat mereka, kita dapat menciptakan atmosfer yang lebih menyenangkan dan membangun hubungan yang lebih kuat.

Keenam, membuat orang lain merasa penting. Menyiasati hubungan sosial dengan membuat orang merasa penting atau dihargai terlebih dahulu. Menggunakan kata-kata sopan seperti “Maaf, bisa minta tolong?” atau “Terima kasih” menciptakan kesan bahwa kita menghargai kontribusi dan kebaikan orang lain. Penting untuk tidak meremehkan siapapun, sebab setiap orang memiliki kelebihan dan nilai uniknya sendiri. Dengan mengakui kelebihan orang lain dan mengenali pentingnya kontribusi mereka, kita dapat membangun hubungan yang positif dan saling menghargai.

Selanjutnya, Carnegie mengajarkan 12 cara efektif untuk mempengaruhi orang lain. Penulis akan menjelaskan tiga cara dari dua belas cara tersebut yang dapat kamu aplikasikan dalam kehidupan sehari – hari. Pertama, dengan menghindari argumen, dimana kita harus menerima kenyataan bahwa banyak orang mungkin tidak sepakat dengan ide kita merupakan sikap yang bijaksana. Jika kita bersikeras membantah dan mengklaim bahwa ide kita adalah yang terbaik, risiko kehilangan dukungan dan kehendak baik dari pihak yang berbeda pendapat menjadi lebih besar.

Kedua dengan menghormati pendapat orang lain. Untuk membuktikan bahwa pendapat kita benar bisa dilakukan dengan cara yang samar dan cerdik. Alih-alih bersikeras atau terlibat dalam konfrontasi terbuka, kita dapat mencoba menyampaikan argumen atau pandangan kita dengan diplomatis dan penuh kecerdasan. Menggunakan logika, fakta, dan komunikasi yang persuasif dapat menjadi pendekatan yang lebih efektif daripada melakukan pembuktian secara langsung. Dengan cara ini, kita bisa menciptakan lingkungan yang mendukung diskusi yang konstruktif tanpa mengorbankan hubungan interpersonal.

Ketiga, kemampuan untuk mengakui kesalahan dengan cepat. Melakukan permintaan maaf dengan tulus menunjukkan sikap tanggung jawab dan kematangan emosional. Ini bukan hanya mendemonstrasikan integritas diri, tetapi juga menciptakan ruang untuk pemulihan hubungan. Orang lain cenderung menghargai kemampuan kita untuk mengakui kesalahan dan bertanggung jawab atas tindakan kita, yang pada gilirannya dapat memperkuat rasa saling menghormati dan menjaga hubungan tetap positif.

Terakhir, dalam buku ini Carnegie juga menjelaskan bagaimana menjadi seorang pemimpin. Dia menekankan pentingnya memulai kritik dengan pujian, seorang pemimpin dapat memulai dengan mengakui kemajuan dan kebaikan yang telah dilakukan oleh seseorang sebelum menyampaikan kritik. Hal ini dapat membuat mereka lebih terbuka dan menerima saran atau masukan. Dengan memulai dengan aspek positif, kita menciptakan suasana yang mendukung, menghargai upaya individu, dan menjaga kehormatan mereka. Ini tidak hanya membantu mengurangi pertahanan alami terhadap kritik, tetapi juga memperkuat motivasi untuk perbaikan.

Selanjutnya, menangani kesalahan orang lain secara tidak langsung. Menunjukkan kesalahan secara tidak langsung melalui perubahan kata “tapi” menjadi “dan” adalah taktik komunikasi yang lebih membangun. Dengan mengganti kata “tapi,” yang seringkali dianggap sebagai kata penghubung yang menunjukkan perubahan arah atau keberlawanan, menjadi “dan,” kita dapat menyampaikan kritik dengan lebih lembut dan mengurangi potensi pertahanan. Misalnya, alih-alih mengatakan, “Anda telah membuat kemajuan yang baik, tapi masih ada beberapa area yang perlu diperbaiki,” kita dapat mengatakan, “Anda telah membuat kemajuan yang baik, dan mungkin ada beberapa area yang dapat diperbaiki bersama.” Dengan cara ini, kita lebih fokus pada kolaborasi untuk perbaikan daripada menekankan perbedaan.

Kemudian, memberikan dorongan yang positif. Hal ini dapat dilakukan dengan memberi apresiasi terhadap kinerja orang lain baik kecil maupun besar. Selain itu, Carnegie juga mengajarkan bahwa memberikan reputasi baik pada orang lain dan membuat kesalahan terlihat mudah untuk diperbaiki dapat menjadi kunci untuk mengubah orang tanpa menyinggung atau membangkitkan kebencian.

Melalui panduan-panduan yang terdapat dalam buku ini, Dale Carnegie menuntun pembaca untuk mengembangkan keterampilan interpersonal mereka, memahami dasar-dasar hubungan manusiawi, dan menjadi pemimpin yang bijaksana. Buku ini bukan hanya sumber inspirasi tetapi juga jendela pengetahuan tentang cara membangun hubungan yang positif dalam kehidupan pribadi dan profesional.

Redaktur: Tania A. Putri

Related posts

Tingkatkan Keterampilan Komunikasi melalui Buku Bicara Itu Ada Seninya

Mempertanyakan Arti Menjadi Manusia dalam Buku Akhir Sang Gajah di Bukit Kupu-Kupu

Bangun Petualangan Usahamu ala Buku The Power of Kepepet