Peringati Hari Lahir Pancasila, KSM Mahardika Adakan Konsep Webinar Politik

Reporter  : Michelle Chika

Suara USU, Medan. Bertepatan dengan hari lahir Pancasila, KSM Mahardika mengadakan konsep webinar politik dengan mengangkat tema “Pancasila : Masikah Relevan di Tengah berbagai Intoleransi saat ini?” pada Rabu (01/05).Webinar ini dihadiri oleh 3 narasumber, yaitu Ezra Palacheta Subies selaku Ketua Umum HIPMI Kota Medan, Fredrick Broven Ekayanta S.IP, M.IP selaku Dosen Ilmu Politik FISIP USU, dan Ester Dian Angelina selaku Founder dari Bangunasa.id.

Sebagai warga negara Indonesia, kita tentu mengetahui bahwa Pancasila merupakan hal penting bagi negara Indonesia karena Pancasila menjadi landasan paling utama bagi bangsa Indonesia untuk menjalankan kehidupan bernegara, guna untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur secara material dan spiritual. Namun, apakah hal tersebut masih relevan di tengah berbagai intoleransi saat ini? Apakah Pancasila belum dapat dikatakan final? Pada buku Mochtar Lubis yang bertajuk Manusia Indonesia disebutkan bahwa Pancasila dibutuhkan sebagai perekat, hal tersebut juga ditegaskan lagi oleh Ezra Palacheta Subies selaku Ketua Umum HIPMI Kota Medan. “Dari kutipan tersebut seharusnya sebagai generasi yang lebih maju kita harus sadar apabila Indonesia tidak memiliki Pancasila sebagai dasar negara, dikhawatiran negara ini akan kacau diikuti juga dengan konflik yang mengakibatkan terancamnya persatuan serta kesatuan bangsa Indonesia,” ujar Ketua HIPMI Kota Medan itu.

Lalu, langkah konkret apakah yang harus dilakukan oleh kaum muda selaku generasi penerus yang akan melanjutkan perjuangan dalam mempertahankan Pancasila agar generasi yang akan datang tidak buta akan hal tersebut? Sebagai kaum muda kita dapat mencoba bergabung ke dalam komunitas positif yang dapat diajak untuk sharing dan caring agar kita paham membedakan mana hal yang baik dan benar, karena di dalam suatu komunitas setiap orang memiliki tujuan yang berbeda. “Di sana kita dapat menyimpulkan mana hal yang harus kita ikuti dan mana yang tidak, sebenarnya hal tersebut tidak penting tapi penting, balik lagi ke diri kita sendiri untuk menjalani dan membenahinya,” ungkap Ester saat menjawab pertanyaan dari salah seorang peserta di webinar tersebut.

Ir.Soekarno juga pernah mengatakan bahwa Pancasila adalah filsafat negara, berbicara filsafat itu berarti hakikat. Pancasila harus kita pahami sebagai produk politik, sebelum Indonesia berdiri banyak perdebatan seputar hal liberalisme, dll dan Pancasila yang menjadi kompromi terhadap pertentangan yang ada pada saat itu. Kembali lagi ke pembahasan di awal, terkait dengan sudah final atau tidaknya Pancasila balik lagi kepada diri kita sendiri, bagaimana kita menerapkan Pancasila agar dapat terealisasikan menjadi lebih baik. Sebelum menutup acara webinar pada malam itu Fredrick Broven Ekayanta selaku Dosen Ilmu Politik FISIP USU menegaskan bahwa Pancasila sebagai ideologi sudah final namun implementasi kita yang belum dan ditutup dengan pesan “Jadilah anak muda yang bisa menciptakan perubahan bukan pembodohan.”

Redaktur: Salsabila Rania Balqis

 

Related posts

Hadir Kembali Program Beasiswa Unggulan 2024, Catat Info dan Syarat yang Diperlukan

Mahasiswa USU Membuat Inovasi Terbaru Dalam Teknologi Kedokteran Gigi Bernama Actprose

BEM Fakultas Teknik Adakan Pelantikan Setelah Enam Bulan Pemira