Reporter: Grace Pandora
Suara USU, Medan. Pada belakangan ini, kerap terjadi kasus perundungan pelajar di Indonesia. Kasus demi kasus muncul menghebohkan akibat perundungan yang brutal. perundungan – perundungan ini terpicu ketika seseorang memiliki kekuatan yang lebih besar dengan menindas korban yang lemah dan tak berani bersuara.
Salah satu kasus perundungan yang menghebohkan diawal adalah kasus perundungan salah satu SMA swasta di Jakarta yang melibatkan anak artis, berlanjut ke salah satu pesantren di Jawa yang menyebabkan kematian, jika merujuk pada Kota Medan, salah satu perundungan yang baru-baru ini terjadi di SMA tersohor di Kota Medan yaitu SMA Negeri 1 Medan.
Di kutip dari liputan 4, kasus perundungan di SMA 1 Medan dikarenakan adanya penganiyaan salah satu siswa korban yaitu (R) oleh teman sekelasnya yang terduga pelaku yaitu (JJ),(AS), dan (EK). Pada kasus ini pelaku menggunakan pecahan kaca untuk tindak perundungan yang menyebabkan luka gores dan tusukan pada lengan korban.
Penulis telah berhasil mewawancarai keluarga korban terkait kronologi peristiwa yang terjadi. Menurut keluarga korban, perundungan yang dilakukan oleh pelaku sudah lama terjadi, namun korban tidak berani melaporkan karena takut dikeroyok oleh pelaku, namun pada akhirnya pada sabtu (24/2) korban mengadu kepada (ZA) selaku abang kandung, atas pengeroyokan yang terjadi oleh pelaku. Korban mengadu kepada (ZA) bahwa pelaku menahan kedua tangan korban dan menusuk tangan korban menggunakan pecahan kaca dan menggores serta menusuk tangan korban menggunakan pecahan kaca.
” Kemarin saya tanya ke (R) kenapa tingkahnya sedikit aneh, apalagi di bagian tangannya yang terlihat menahan sakit, setelah saya tanya (R) langsung menangis dan menceritakan kejadian yang sebenarnya terjadi, saya langsung membawa (R) ke Bunda Thamrin untuk diambil tindakan medis, dan melakukan visum pada hari rabu (28/2) di RS Bhayangkara,”ujar ZA
Hingga kini keluarga korban masih terus menunggu kepastian yang diambil dari pihak sekolah terkait status pelaku di sekolah, pihak korban berharap agar sekolah mengambil tindakan tegas yang membuat efek jera sehingga membuat siswa berpikir dua kali sebelum bertindak .
“pastinya sampai saat ini kami masih menunggu kepastian dari sekolah bagaimana tindak lanjut sekolah kepada para pelaku, soalnya para pelaku masih di skorsing dan kepala sekolah meminta pelaku untuk damai dengan korban, , ” tutur ZA.
Melalui pembelajaran kasus perundungan yang semakin marak terjadi, sebagai pelajar dan mahasiswa harus bisa menjaga diri dari pelaku-pelaku kejahatan tersebut, jika semakin dibiarkan maka perundungan akan terus merajalela baik di lingkup kampus maupun di luar kampus. Berani bersuara dan stop melakukan diskriminasi adalah kunci dari menangkal perundungan.
Redaktur: Feby Simarmata