Toxic Beauty Standards: Merusak Fisik dan Mental Perempuan

Oleh: Beby Cahya Ramadhanty

Suara USU, Medan. Penampilan merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi setiap orang di seluruh dunia. Penampilan mencakup berbagai aspek seperti gaya berpakaian, rambut, make-up, postur tubuh, serta ekspresi wajah. Penampilan kerap menjadi faktor untuk membuat kesan pertama tentang seseorang, meskipun sebenarnya tidak memberikan gambaran menyeluruh tentang siapa seseorang itu sebenarnya.

Di era yang kini dipenuhi dengan media sosial tentu saja memiliki tekanan untuk menyesuaikan diri dengan standar kecantikan yang ada di zamannya. Indonesia tidak luput dari dampak negatif yang dihasilkan oleh “Toxic Beauty Standards”. Dimana ini merupakan standar kecantikan yang tidak realistis dan kerap merugikan orang-orang, terkhususnya perempuan. Toxic beauty standards mempengaruhi beragam lapisan masyarakat, khususnya perempuan, dengan mendorong citra tubuh yang tidak realistis dan tentunya memberi tekanan psikologis yang besar.

Di Indonesia sendiri, adanya stereotype bahwa cantik harus berkulit putih, tidak berjerawat dan berambut lurus, yang mengarah pada persyaratan bahwa seorang perempuan haruslah berpenampilan sempurna. Padahal kenyataannya, tidak semua perempuan di Indonesia berciri-ciri tersebut. Lebih lanjut, mari kita kenali stereotype yang sering muncul dikalangan umum.

  1. “Cantik itu kalo kulitnya putih!”

Seseorang akan dianggap cantik apabila kulitnya putih, padahal di Indonesia terdapat berbagai suku bangsa yang umumnya memiliki warna kulit sawo matang atau gelap. Standar kecantikan memiliki kulit putih tentu menimbulkan dampak negatif terutama bagi perempuan. Seseorang menjadi terdorong untuk membeli produk-produk whitening tanpa mengetahui dan memahami efek samping dari penggunaan produk-produk tersebut yang dikhawatirkan mengandung bahan atau zat kimia berbahaya di dalamnya. Bahaya dari penggunaan produk whitening abal-abal tersebut dapat menyebabkan eksim atau yang lebih mengerikan ialah kanker kulit.

  1. “Kamu cantik, kok. Tetapi coba saja kalau tidak ada jerawat”

Pada dasarnya bekas luka ataupun jerawat merupakan hal hormonal wajar yang tidak bisa diprediksi kapan akan muncul. Ada atau tidaknya jerawat, seseorang akan tetap terlihat indah semestinya. Jerawat itu bukanlah penentu nilai atau kecantikan, karena kecantikan datang dari dalam hati yang tulus dan pikiran yang positif. Beberapa orang yang memiliki jerawat kadang merasa insecure walaupun mereka sudah mencoba untuk percaya diri, hingga sampai di titik dimana mereka menggunakan produk-produk skincare tanpa mengetahui apa kandungan yang terdapat didalamnya yang dikhawatirkan dapat memperparah jerawat.

  1. “Kamu cantik sebenarnya, tetapi kalo langsingan dikit pasti tambah cantik deh”

Dengan adanya standar kecantikan bahwa cantik itu harus kurus, banyak orang terutama perempuan melakukan diet yang tidak sehat untuk mencapai target berat badan yang mereka inginkan. Hal ini tentu menimbulkan gangguan mental seperti Eating Disorders, salah satunya adalah Anorexia Nervosa yaitu gangguan mental yang menyebabkan seseorang terobsesi dengan berat badan dan makanan yang mereka konsumi dan takut akan berat badan yang naik.

  1. “Rambut kamu keriting ya? Bagus, sih. Tapi sepertinya kamu lebih cocok kalau rambutnya lurus”

Seringkali perempuan yang memiliki rambut bergelombang, ikal atau keriting tidak dianggap memenuhi standar kecantikan rambut lurus. Dampak dari standar kecantikan ini mendorong perempuan untuk melakukan perawatan seperti smoothing, tetapi mereka tidak memikirkan efek jangka panjang dari perawatan tersebut terhadap rambutnya yang mungkin saja mengalami kerontokan, kering atau masalah rambut lainnya.

Beberapa aspek tersebut menunjukkan seberapa toksiknya standar kecantikan perempuan di Indonesia hampir mengarah pada rasisme bahkan diskriminasi terhadap perempuan yang tidak memenuhi standar kecantikan tersebut. Padahal, setiap  orang memiliki perbedaan yang tentunya menjadi keunikan tersendiri yang membuat cantik apa adanya. No matter what colour is your skin, how many acne phase you’ve passed, what size you wear or what hairstyle you have, you are beautiful just the way you are. The way you are confident with yourself, the way beauty come from your inside.

Redaktur: Dinda Ratu Nayla

Related posts

Belajar Menerima Kompleksitas Emosi Lewat Film Inside Out 2

Catatan Akhir Kuliah, Nostalgia Masa Kuliah dengan Sentuhan Komedi

Roehana Koeddoes, Pendiri Surat Kabar Perempuan Sekaligus Jurnalis Perempuan Pertama Indonesia