
Oleh: Mutiara
Suara USU, Medan. Gedung Warenhuis yang terletak di Jalan Hindu, Kelurahan Kesawan, Medan Barat, menyimpan sejarah panjang yang tak terlupakan bagi Kota Medan. Dibangun pada tahun 1916 oleh perusahaan Belanda, N.V. Hü’tenbach, gedung ini dirancang oleh arsitek ternama asal Jerman, G. Bos. Resmi dibuka pada tahun 1919 oleh Wali Kota Medan pertama, Daniel Baron Mackay, Warenhuis menjadi supermarket pertama di Kota Medan yang sangat populer hingga 1942. Setelah pendudukan Jepang, operasional supermarket ini terhenti, namun bangunan ini sempat beroperasi kembali sebagai supermarket pada tahun 1970-an.
Sejak saat itu, Gedung Warenhuis mengalami berbagai perubahan fungsi, mulai dari kantor pemerintahan, yakni Kantor Dinas Pendidikan dan Dinas Tenaga Kerja, hingga akhirnya terbengkalai sejak tahun 2000. Selama masa terbengkalai, gedung ini sempat digunakan oleh Organisasi Kepemudaan (OKP) di Medan sebagai kantor mereka. Kondisi bangunan ini pun semakin memburuk seiring berjalannya waktu, baik dari segi struktur maupun estetika arsitekturalnya.
Namun, setelah melalui berbagai proses, pada tahun 2025 Gedung Warenhuis akhirnya diputuskan untuk direvitalisasi dan secara resmi ditetapkan sebagai cagar budaya. Sejak peresmian tersebut pada acara Warenhuis Fest pada 16 Februari 2025, gedung ini mulai ramai dikunjungi masyarakat, baik warga lokal maupun wisatawan yang ingin menikmati keindahan arsitektur kolonialnya yang khas. Banyak pengunjung, mulai dari fotografer, pegiat sejarah, hingga wisatawan biasa yang tertarik untuk mengabadikan momen di bangunan bersejarah ini. Salah satunya adalah Alwafi, seorang pengunjung yang mengungkapkan bahwa pada masa lalu gedung ini dalam kondisi rusak dan tidak dapat dimasuki. “Dulu gedung ini masih dalam keadaan rusak dan tidak bisa dimasuki, tetapi setelah revitalisasi, gedung ini sudah tampak bagus dan bersih. Walaupun saya belum menemukan fungsi pasti gedung ini, saya yakin gedung ini akan memiliki banyak manfaat bagi masyarakat,” ungkapnya.
Revitalisasi Gedung Warenhuis kini menjadi fokus utama pemerintah Kota Medan untuk mengembalikan fungsi sosial dan ekonominya. Gedung yang telah dibuka kembali ini direncanakan untuk menjadi pusat expo yang akan menampung produk-produk dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), pelaku seni, dan anak-anak muda kreatif di Kota Medan. Dengan adanya revitalisasi ini, diharapkan Gedung Warenhuis dapat menjadi ruang untuk menampilkan karya-karya seni dan produk lokal, yang akan mempromosikan hasil karya masyarakat Medan. Konsep ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, terutama sektor UMKM dan industri kreatif yang semakin berkembang.
Selain itu, revitalisasi Gedung Warenhuis juga memberikan dampak positif bagi kawasan sekitar. Jalan Hindu, tempat Gedung Warenhuis berdiri, kini semakin dikenal sebagai kawasan yang menarik untuk dikunjungi. Kehadiran Gedung Warenhuis memicu tumbuhnya berbagai usaha baru di sekitar area tersebut, seperti kafe, galeri seni, hingga toko suvenir yang menjual produk khas Medan. Keberadaan gedung ini diharapkan dapat memberikan dorongan bagi ekonomi kawasan sekitar dan meningkatkan daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Kota Medan.
Gedung Warenhuis yang telah diresmikan sebagai cagar budaya tidak hanya penting sebagai bangunan bersejarah, tetapi juga sebagai simbol pelestarian warisan budaya yang menjadi bagian dari identitas Kota Medan. Kunjungan Wakil Presiden Republik Indonesia yang pernah mengunjungi Gedung Warenhuis juga menunjukkan betapa pentingnya peran gedung ini dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya Indonesia. Dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah, komunitas sejarah, maupun masyarakat sangat dibutuhkan untuk memastikan kelangsungan revitalisasi gedung ini dan kelanjutannya sebagai pusat kegiatan yang bermanfaat bagi generasi masa depan.
Selain menjadi pusat UMKM dan seni, Gedung Warenhuis juga diharapkan menjadi daya tarik wisata sejarah yang dapat menarik wisatawan lokal maupun mancanegara. Keberadaannya yang menggabungkan nilai sejarah, budaya, dan arsitektur kolonial memberikan kontribusi dalam mempromosikan Kota Medan sebagai destinasi wisata yang menarik. Selain itu, Gedung Warenhuis juga menjadi contoh bagaimana revitalisasi bangunan bersejarah dapat mendukung perekonomian lokal dan mengangkat sektor pariwisata.
Dengan segala upaya yang dilakukan, Gedung Warenhuis kini kembali hidup sebagai bagian dari Kota Medan. Pemerintah Kota Medan berharap bahwa revitalisasi ini akan terus berjalan dengan baik dan membawa manfaat bagi masyarakat, serta menjadi simbol kebangkitan dan pelestarian warisan budaya di tengah modernisasi kota. Diharapkan Gedung Warenhuis dapat tetap berfungsi dan memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan perekonomian lokal dan mengedepankan nilai sejarah dan budaya bagi generasi yang akan datang.
Redaktur: Annisya Putri Anggraini
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts sent to your email.