Budaya Thrifting yang Semakin Populer

Penulis : Yohanna Febrianti

Suara USU, MEDAN. Thrifting pasti sudah tidak asing lagi ditelinga kita, bukan? Banyak orang terutama di kalangan anak muda menyebut thrift sebagai barang bekas. Tetapi, sebenarnya thrifting itu apa, sih?

Thrifting merupakan suatu kegiatan atau tindakan membeli barang-barang bekas yang masih layak pakai dengan tujuan mengurangi atau menghemat pengeluaran.

Barang-barang thrift sendiri merupakan barang import dari luar negeri. Budaya thrifting sebenarnya sudah ada sejak lama, namun thrifting semakin naik daun di kalangan milenial terutama sejak pandemi terjadi.

Thrifting menjadi hobi bagi kebanyakan kaum muda, tak jarang kaum muda menyisihkan waktu untuk pergi thrifting bersama-sama. Ada banyak alasan mengapa thrifting menjadi hobi yang tepat, antara lain barang thrift memiliki harga yang lebih murah dan sesuai dompet para kaum milenial, dan thrifting juga membuat kita dengan mudah mengembangkan kreativitas dalam memadu madankan style.

Outfit yang dihasilkan dari kegiatan thrifting biasanya tidak pernah gagal dan sering membuat kagum. Barang thrift juga banyak diminati dikarenakan kita bisa mendapatkan model brand ternama dengan harga yang bersahabat.

Budaya thrifting juga menjadi sarana yang dapat menghasilkan cuan, banyak kaum muda yang memanfaatkan model dan harga dari hasil trifting sebagai usaha. Mereka dapat menjual barang-barang tersebut dengan harga yang lebih tinggi dari yang mereka dapatkan di pasaran, dan biasanya mereka menjual barang hasil thrift di jejaring sosial media bahkan sampai ada yang membuka toko.

Wah, thrifting merupakan kegiatan yang mengasyikkan dan memiliki banyak keuntungan. Buat kamu yang belum pernah mencoba thrifting, tidak ada salahnya untuk mencoba. Seperti yang sudah dijelaskan, thrifting dapat menghemat pengeluaran, loh! Disisi lain kamu tetap dapat mengekspresikan outfit yang sesuai dengan selera kamu tanpa takut menjadi boros.

Jangan lupa, kamu juga dapat memanfaatkan budaya thrifting yang sedang naik daun ini untuk menjadi sarana belajar membuka usaha sederhana, dan seiring berjalannya waktu akan menjadi besar dan menghasilkan cuan.

Redaktur : Wiranto Asruri Siregar

Related posts

Ketika Loneliness Menjadi Gaya Hidup Mahasiswa Friendless di Era Digital

Menemukan Autentisitas di Tengah Arus Tren

Doodling Sebagai Kunci Fokus dan Kreativitas dalam Belajar