Di Balik Hingar Bingar dan Nama Besar “USU”

Oleh: Mayang AlFikrah Keliat

Dewasa ini, nama Universitas Sumatera Utara (USU) di kancah nasional kian hari kian harum. Apalagi jika meninjaunya dari beberapa survei dan indikator pemeringkatan kampus. Ambil contoh yang terbaru yaitu peringkat USU di 2020 yang bertengger di posisi 5 besar menurut Science and Technology Index (SINTA).

USU yang belakangan kian serius dalam melirik branding, punya seabrek rencana agar peringkat dan namanya kian baik. Contohnya saat kita buka media sosial resmi milik USU @official.usu misalnya, pun sebagian besar adalah informasi kegiatan rektorat, prestasi USU, atau pemberitahuan seputar seminar. Terlihat sekali jika kampus ini sangat memprioritaskan urusan rangking dan branding.

Namun, di balik penghargaan dan nama besar yang diagung-agungkan USU serta para otoritasnya, ternyata USU masih punya setumpuk persoalan. Salah satu yang paling mendapat sorotan adalah perihal fasilitas kampus.

Akhir-akhir ini, USU lumayan banyak melakukan pembangunan. Baik di kampus utama, maupun kampus dua di Kwala Bekala. Tapi, di antara banyaknya pembangunan yang dilakukan USU, saya merasa beberapa proyek masih tak tepat sasaran. Ambil contoh seperti lahan parkir di depan Fakultas Hukum USU, atau renovasi Wisma USU yang padahal masih terlibang bagus sebelumnya.

Pembangunan di USU juga dinilai oleh mahasiswa masih belum merata. Jika kita ambil perbandingan, lihat saja Fakultas Pertanian (FP) dan Fakultas ekonomi dan Bisnis (FEB). Yang bedanya bukan main. Bak hotel melati dan hotel bintang lima perbandingannya.

Saya rasa, sebagian mahasiswa di USU tentu sering bertanya-tanya kemanakah perginya uang kuliah yang mereka bayarkan. Tak hanya mahasiswa, dalam beberapa kesempatan, dosen saya juga kerap berceloteh mengenai minimnya sarana dan prasarana di USU.

Bahkan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang ketika disandingkan dengan FP jauh menang banyak FEB, ternyata juga punya masalah perihal sarana dan prasarana, Salah satu contoh adalah kantin dan fotocopy di FEB. Kantin dan fotocopy tersebut konon didirikan untuk membantu mahasiswa melatih skill dalam berbisnis. Akan tetapi lama-kelamaan malah sepi hingga akhirnya berujung tak tampak. Kantin sebagai salah satu wadah bagi mahasiswa yang ingin berjualan malah dihambat dengan larangan tidak diizinkan untuk menjual nasi. Alasannya dikarenakan kantin utama yang disediakan untuk pedagang sudah terlebih dulu menjualnya. Kursi-kursi dan meja-meja yang digunakan mahasiswa bahkan tidak layak pakai namun masih tetap dipertahankan. Gedung-gedung pengajaran juga penuh dengan coretan yang dibiarkan. Hanya saat penilaian akreditasilah berbagai pihak mendadak peduli dan melakukan renovasi, itupun hanya di depan saja.

Tapi lagi-lagi, jika dibandingkan dengan Fakultas lainnya seperti Fakultas Pertanian dan Fakultas Ilmu budaya, anak FEB harus banyak bersyukur. Pasalnya, jangankan untuk menikmati belajar sambil merasakan sejuknya AC, merasakan hilir angina dari kipas saja kadang susah. Apalagi persoalan kamar mandi yang kumuh, Laboratorium yang tak lengkap bahannya, dan seabrek permasalahannya, sungguh belum layak kalau kampus ini jadi salah satu kampus  terbaik nasional.

Kebijakan otoritas Fakultas juga sering ditilik. Bahkan beberapa kali sering dituntut oleh masing-masing mahasiswa di Fakultas yang dirasa belum optimal sarananya. Selain itu, sistem pelayanan USU juga masuk ke sasaran kritik oleh mahasiswa. Rumitnya pengaturan yang dilakukan oleh otoritas kampus membuat mahasiswa terkadang menjadi malas untuk mengurus hal-hal yang diperlukan. Saat pengurusan berkas, mahasiswa cenderung dilempar dari satu tangan ke tangan lain yang malah membentuk lingkaran setan. “Kalo ngurus berkas atau nanya gitu suka bingung. Pas nanya ke si A disuruhnya ke si B eh si B nya malah bilang itu tugas si A. Kan kitanya juga jadi serba salah” keluh salah satu mahasiswa Akuntansi USU kepada kami.

Kemudian, isu ketidakamanan kampus USU pun selalu jadi polemik. Tentu saja karena banyaknya terjadi pencurian di kampus USU. Beberapa kali mahasisma menuntut agar USU mulai memperbaiki keamanan di USU; seperti pemasangan infocus, masuk dengan akses dan lainnya. Tapi hingga sekarang, belum banyak langkah kongkrit yang dibuat USU perihal itu.

Saya rasa jika diungkapkan semua, banyak sekali permasalahan kampus USU yang perlu dengan cepat dibenahi. Para mahasiswa juga tentu punya harapan agar otoritas USU punya prioritas lebih soal sarana dan prasarana kampus. Bukan malah hanya  fokus branding dan rangking saja.

Penyunting: Kurniadi

Related posts

Nilai Akademis yang Tinggi atau Pengalaman yang Banyak, Mana yang Lebih Menentukan Karier?

Kita Balas di Semester Depan: Wacana yang Tak Kunjung Terlaksana

Mendekati UAS, Tugas Semakin Ganas: Mengapa?