Kontribusinya Paling Sedikit, Tapi Bicaranya Setinggi Langit

Oleh: Siti Annisa

Suara USU, Medan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali menemukan orang-orang yang berbicara dengan penuh semangat dan antusiasme, baik di lingkungan keluarga, sekolah/kampus, organisasi maupun tempat kerja. Namun, ketika ditanya tentang kontribusinya, ia hanya memberikan sedikit atau bahkan tidak sama sekali.

Kontribusinya paling sedikit, tapi bicaranya setinggi langit.

Kalimat di atas mungkin dapat digunakan untuk menggambarkan orang-orang tersebut, dimana istilah itu mengandung arti bahwa seseorang dapat berbicara dengan penuh semangat dan antusiasme, namun kontribusinya terhadap suatu hal sangatlah minim.

Kontribusi sendiri adalah sumbangan atau bagian dari sebuah individu atau kelompok dalam mencapai tujuan tertentu atau dalam melaksanakan suatu proyek atau kegiatan yang dapat berupa ide, tenaga, waktu, keterampilan, atau sumber daya lainnya yang dapat membantu mencapai tujuan yang diinginkan. Kontribusi yang baik akan memberikan dampak positif terhadap lingkungan sekitar, terutama jika kontribusi tersebut dilakukan dengan sungguh-sungguh dan tulus.

Ada beberapa orang yang menganggap bahwa kontribusi yang sedikit tidaklah penting dan tidak berarti banyak. Namun, kontribusi apapun, sekecil apapun, tentu tetap memiliki nilai dan manfaat yang besar. Sementara itu, ada juga orang yang memiliki kemampuan berbicara yang baik dan penuh semangat. Orang-orang ini seringkali dapat mempengaruhi orang lain dan membawa semangat positif. Namun, hal ini hanya akan bermanfaat jika mereka dapat memberikan kontribusi yang sepadan dengan apa yang mereka bicarakan. Orang-orang yang hanya mampu berbicara tanpa memberikan kontribusi yang signifikan mungkin akan dianggap sebagai orang yang tidak konsisten atau bahkan tidak memiliki integritas.

Lantas, bagaimana cara menghindari menjadi orang yang seperti itu? Sobat Suara USU tidak perlu khawatir, berikut beberapa hal yang harus kalian perhatikan:

  • Menentukan prioritas

Menentukan prioritas terlebih dahulu, agar dapat mengalokasikan sumber daya yang ada dengan lebih efektif dan efisien.

  • Mengukur kemampuan

Untuk dapat memastikan bahwa kontribusi atau bicaranya sepadan dengan kemampuan yang dimiliki.

  • Bertanggung jawab

Memastikan bahwa kontribusinya dilakukan dengan tulus dan sungguh-sungguh.

  • Menghindari kebohongan dan eksagerasi

Harus menghindari kedua hal tersebut dalam berbicara agar terhindar menjadi orang yang hanya bisa bicara banyak tanpa aksi yang nyata.

Redaktur: Tania A. Putri

Related posts

Nilai Akademis yang Tinggi atau Pengalaman yang Banyak, Mana yang Lebih Menentukan Karier?

Kita Balas di Semester Depan: Wacana yang Tak Kunjung Terlaksana

Mendekati UAS, Tugas Semakin Ganas: Mengapa?