Mengenal Monday Blues di Kalangan Mahasiswa

Oleh: Alicia Reylina

Suara USU, Medan. Pernahkah Sobat Suara USU mendengar istilah monday blues? Ini adalah sebutan untuk perasaan malas, cemas, dan terkadang bahkan perasaan tertekan yang muncul setiap kali hari Senin tiba. Bagi sebagian besar mahasiswa, monday blues mungkin sudah menjadi “musuh” mingguan yang tak terhindarkan. Setelah akhir pekan yang biasanya penuh dengan kegiatan seru, istirahat, atau bahkan tidur lebih lama, tiba-tiba harus kembali ke rutinitas perkuliahan yang padat dan penuh tuntutan.

Rasanya, baru saja menikmati kebebasan dan melepas penat dari kuliah, tahu-tahu hari Senin datang membawa beban baru yang menunggu. Tugas-tugas kuliah, jadwal kelas pagi, dan segala macam tanggung jawab akademik sering kali terasa begitu berat, membuat banyak mahasiswa ingin “skip” hari Senin saja. Fenomena monday blues ini bukan sekadar lelucon atau alasan malas-malasan; ini adalah perasaan nyata yang kerap dirasakan mahasiswa dan dapat berdampak cukup serius, terutama jika terus berulang.

Ada beberapa alasan mengapa monday blues begitu akrab di kalangan mahasiswa. Yang pertama, tentu saja, adalah karena rutinitas yang kembali menanti. Setelah dua hari bebas di akhir pekan, kita kembali harus menghadapi kuliah dan kegiatan lainnya. Mungkin beberapa dari kita memanfaatkan akhir pekan untuk bersantai atau bertemu teman-teman, sementara yang lain justru menggunakannya untuk mengejar tugas yang menumpuk. Akibatnya, ketika hari Senin tiba, tubuh dan pikiran kita belum siap menghadapi tekanan baru yang datang. Seperti baterai yang belum terisi penuh, kita terpaksa kembali bekerja dan beraktivitas dengan sisa-sisa energi.

Banyak juga yang merasakan monday blues karena kurang tidur selama akhir pekan. Kebiasaan begadang atau menghadiri acara hingga larut malam memang menyenangkan, tetapi sering kali tanpa kita sadari, hal ini membuat kita kekurangan tidur yang berkualitas. Ketika bangun pada hari Senin, tubuh masih terasa lelah, dan suasana hati pun kurang baik. Ini wajar saja karena tubuh sebenarnya membutuhkan waktu untuk memulihkan energi yang habis selama minggu sebelumnya. Tapi dengan waktu tidur yang kurang, kita jadi sulit fokus, mudah stres, dan lebih rentan merasa cemas di awal minggu.

Selain itu, monday blues juga bisa muncul karena lingkungan sosial atau tekanan di kampus. Tidak sedikit mahasiswa yang merasa kurang nyaman dengan situasi di kelas atau hubungan dengan teman-temannya. Tekanan ini bisa menambah beban pikiran saat kembali ke kampus. Bagi mereka yang sedang mengalami situasi sulit dengan teman sekelas atau memiliki beban mental di luar urusan kuliah, perasaan cemas atau tertekan pada hari Senin semakin kuat, sehingga monday blues terasa lebih berat.

Dampak dari monday blues pun tidak bisa dianggap sepele. Rasa malas atau stres di awal minggu sering kali membuat motivasi belajar menurun. Akibatnya, kita jadi sulit berkonsentrasi selama jam kuliah, dan bahkan mungkin tidak produktif dalam mengerjakan tugas. Dalam jangka panjang, Monday blues yang terus berulang juga bisa berdampak pada kesehatan mental. Bayangkan jika setiap hari Senin selalu menjadi hari yang penuh stres, pasti kita merasa lebih lelah dan jenuh menjalani minggu perkuliahan.

Namun, jangan khawatir, monday blues bukanlah sesuatu yang tak bisa diatasi. Ada beberapa cara sederhana yang bisa kita lakukan untuk menyambut hari Senin dengan lebih positif. Salah satunya adalah merencanakan akhir pekan dengan bijak. Tentu kita tetap bisa menikmati waktu libur dengan kegiatan yang menyenangkan, tetapi pastikan kita memberi waktu cukup untuk istirahat. Jangan terlalu memaksakan diri begadang atau mengikuti aktivitas yang terlalu padat di akhir pekan. Dengan begitu, kita bisa bangun di hari Senin dengan kondisi tubuh yang lebih segar.

Selain itu, mempersiapkan agenda hari Senin di awal juga bisa membantu. Misalnya, kita bisa membuat daftar tugas yang perlu diselesaikan atau menata rencana belajar untuk minggu tersebut. Dengan cara ini, kita tidak akan terlalu merasa tertekan atau terburu-buru saat menghadapi hari Senin. Menata rencana juga membantu kita merasa lebih terorganisir dan siap, sehingga monday blues bisa sedikit berkurang.

Olahraga ringan juga bisa menjadi solusi yang baik. Cukup dengan stretching atau jalan kaki di pagi hari, tubuh kita akan memproduksi hormon endorfin yang bisa membantu meningkatkan suasana hati dan energi. Aktivitas fisik terbukti mampu mengurangi stres, dan kita bisa merasa lebih bersemangat menjalani aktivitas sepanjang hari. Ditambah lagi, tidur yang cukup di malam hari juga penting agar tubuh bisa pulih sepenuhnya dan siap menghadapi jadwal yang padat.

Cara lain yang bisa dicoba adalah journaling atau menulis refleksi singkat. Dengan menulis, kita bisa mencurahkan apa yang dirasakan dan mencoba memahami apa yang sebenarnya menjadi pemicu monday blues. Dari sana, kita bisa mencari solusi yang lebih tepat, sekaligus mengurangi beban mental di awal minggu. Ini juga membantu kita lebih sadar terhadap emosi dan perasaan, sehingga kita bisa menangani perasaan negatif dengan lebih baik.

Pada akhirnya, monday blues memang adalah hal yang umum dirasakan oleh banyak mahasiswa, tetapi bukan berarti kita tidak bisa menghadapinya. Dengan sedikit persiapan, perubahan kecil dalam kebiasaan, serta usaha untuk lebih memahami diri sendiri, kita bisa menyambut hari Senin dengan sikap yang lebih positif. Meskipun mungkin tidak langsung hilang, tetapi dengan mencoba beberapa cara ini, kita bisa merasa lebih siap dan semangat untuk memulai minggu. Jadi, apakah Sobat Suara USU sudah siap untuk menghadapi monday blues berikutnya?

Redaktur: Yuni Hikmah

Related posts

Ketika Loneliness Menjadi Gaya Hidup Mahasiswa Friendless di Era Digital

Menemukan Autentisitas di Tengah Arus Tren

Doodling Sebagai Kunci Fokus dan Kreativitas dalam Belajar