Mengubah Perilaku Anak dengan Pendekatan Menyenangkan Melalui Program BerKreMo (Belajar sambil Bermain, Kreativitas, dan Motivasi)

Penulis : Hanna Letare

Suara USU, Medan. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan di lingkungan Kelurahan Nagahuta dengan supervisor sekolah Ibu Mia Aulia Lubis, S.Sos., M.Kesos, dan supervisor lembaga Ibu Indah Sastrawina Tarigan, SE. Kegiatan praktikum berlangsung dari 6 Maret hingga 14 Juni 2024.

Pada bulan pertama, kegiatan yang dilakukan adalah observasi di Kantor Kelurahan Nagahuta untuk mengurus administrasi kegiatan PKL di lingkungan tersebut. Praktikan juga memandu pelaksanaan berbagai kegiatan sosialisasi seperti STOP BABS (Stop Buang Air Besar Sembarangan) dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) yang melibatkan RT/RW, kader, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan warga di kantor Kelurahan Nagahuta.

Memasuki bulan kedua, praktikan mengikuti agenda penempelan poster dengan tema “Alur Pelayanan Kelurahan Nagahuta”. Agenda tersebut diharapkan dapat  memberikan informasi visual kepada masyarakat tentang prosedur dan tahapan yang harus diikuti dalam memperoleh layanan administratif di kelurahan tersebut. Hal ini membantu mempermudah dan mempercepat proses layanan, serta meningkatkan transparansi dan pemahaman masyarakat terhadap cara kerja pemerintahan setempat. Tak hanya itu, saya juga terlibat dalam pembuatan Instagram resmi kelurahan @nagahutaofficial untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat. Melalui platform ini, kelurahan Nagahuta efektif dalam menyosialisasikan program pemerintah dan kegiatan sosial kepada warga, serta sebagai saluran resmi untuk pengumuman penting.

Pada bulan ketiga, praktikan melakukan mini project dengan salah satu keluarga penerima program keluarga harapan di Kelurahan Nagahuta. Sistem pelaksanaan kegiatan praktikum ini dilaksanakan secara tatap muka dan level intervensi yang dilakukan adalah mezzo dengan unit intervensi kelompok menggunakan metode group work. Tujuan utamanya adalah mengubah perilaku anak-anak yang masih menempuh sekolah tingkat SD dari keluarga penerima PKH yang nakal dan malas belajar menjadi lebih termotivasi, dengan metode belajar sambil bermain dan aktivitas kreatif seperti membuat kerajinan dari barang bekas. Kegiatan ini juga melibatkan latihan fisik untuk meningkatkan retensi ingatan dan pemberian reward untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Maka dari itu, saya membuat  “BerKreMo” (Belajar sambil Bermain, Kreativitas, dan Motivasi). Dalam pelaksanaan program BerKreMo yang telah dibuat oleh praktikan, terdapat tahapan intervensi sebagai berikut.

  1. Tahap Asesmen, yaitu tahap awal dalam program atau intervensi di mana informasi dikumpulkan untuk memahami situasi, kebutuhan, dan masalah klien. Hasil asesmen digunakan untuk merencanakan intervensi yang tepat dan efektif. Pada tahap ini, praktikan melakukan wawancara dengan Lurah, KASI Kesos, dan pendamping KPM PKH, serta mengakses data dari DTKS, praktikan mengidentifikasi masalah yang dihadapi keluarga penerima PKH, seperti kesulitan belajar dan perilaku nakal anak-anak.
  2. Perencanaan program, pada tahap ini praktik membantu klien merumuskan dan menentukan program serta kegiatan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada. Bersama klien, praktikan merencanakan kegiatan positif seperti belajar sambil bermain, kreativitas, berkebun, dan olahraga, yang dipilih berdasarkan preferensi dan kebutuhan mereka.
  3. Intervensi, intervensi merupakan suatu proses penerapan rencana pemecahan masalah yang telah di rencanakan. Pada tahap ini praktikan dan juga klien menetapkan jadwal pertemuan selama 14 hari dalam durasi waktu 1 jam setiap harinya. Kami melakukan kegiatan posisif, seperti belajar sambil bermain dan aktivitas kreatif dengan membuat kerajinan dari barang bekas, adalah upaya untuk mengubah perilaku anak-anak SD dari keluarga penerima bantuan PKH yang cenderung malas belajar dan nakal. Melalui “BerKreMo”, anak-anak didorong untuk belajar dengan cara yang interaktif dan kreatif, menggunakan aktivitas bermain untuk meningkatkan minat mereka dalam belajar. Selain itu, program ini juga memberikan motivasi kepada anak-anak untuk mencapai tujuan dan meraih prestasi dengan memberikan reward atau penghargaan atas pencapaian mereka.
  4. Monitoring, merupakan tahapan dimana praktikan melihat bagaimana keberhasilan program yang dilaksanakan. Pada tahap ini, praktikan memantau perkembangan dan keberhasilan program secara berkala. Dalam berjalannya pelaksanaan program “BerKreMo”, tidak ada kendala yang signifikan selama pelaksanaan. Semua berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan dari awal.
  5. Terminasi, tahap terminasi ini merupakan akhir dari pertemuan antara praktikan dengan klien, di mana hubungan kerja antara pekerja sosial atau lembaga kesejahteraan sosial dengan klien diakhiri. Sebagai tahap akhir, praktikan berpamitan dengan keluarga penerima bantuan PKH setelah mencapai tujuan perubahan perilaku yang diharapkan. Anak-anak menunjukkan peningkatan dalam kemampuan membaca dan belajar bahasa Inggris, serta lebih termotivasi dalam aktivitas belajar mereka.

Dengan demikian, program “BerKreMo” tidak hanya berhasil memperbaiki perilaku anak-anak tetapi juga membangun keterampilan sosial, kognitif, dan emosional mereka secara menyeluruh, menciptakan dampak positif dalam lingkungan Kelurahan Nagahuta.

Artikel ini adalah publikasi tugas Praktek Kerja Lapangan dengan Dosen Pengampu : Fajar Utama Ritonga S.Sos., M.Kesos

Redaktur : Balqis Aurora

 

Related posts

Peran Mahasiswa Dalam Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam Bingkai Kebhinekaan

Membangun Kebhinnekaan Indonesia: Tantangan dan Solusi dari Sudut Pandang Mahasiswa

Merajut Toleransi Perbedaan Agama dalam Berburu Takjil di Bulan Ramadan