Novel Baswedan: Mental Pembela Kebenaran

Penulis: Nurhasanah Koto

Suara USU, Medan. Novel Baswedan merupakan sepupu dari Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Ia merupakan seorang penyidik KPK yang lahir pada tanggal 22 Juni 1977 di Semarang.

Novel merupakan alumni SMAN 2 Semarang. Setelah lulus tingkat SMA, Novel memutuskan masuk Akademi Kepolisian dan lulus pada tahun 1998. Setelah lulus dari Akademi Kepolisian pada tahun 1998 selanjutnya ia dinas di Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan masa dinas 1998-2014 menduduki jabatan sebagai komisaris polisi. Ia juga merupakan seorang penyidik KPK yang handal dalam mengungkap kasus-kasus korupsi.

Dilansir dari Wikipedia.org, prestasi dari Novel Baswedan antara lain:

1. Melacak dan membawa pulang Nunung Nurbaeti tersangka pemberi cek pelawat untuk 39 kasus suap untuk anggota komisi keuangan KPK, pada pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia tahun 2004.

2. Menjemput Muhammad Nazaruddin yang lari ke Kolombia, yang merupakan bendahara umum partai Demokrat.

3. Pemimpin penyidikan kasus suap proyek penyesuaian infrastruktur daerah yang melibatkan sejumlah politikus.

4.  Menangkap tersangka kasus korupsi Bupati Buol Amran Batu Lippo.

5.  Membongkar kasus jual beli perkara Pemilukada yang melibatkan ketua MK Akil Mochtar.

6.  Pengusut kasus simulator kemudi menyeret petinggi Polri.

7.  Memimpin penggeledahan markas Korlantas Polri di Cawang, dan menginterogasi tersangka utama Gubernur Akademi Kepolisian saat itu Inspektur J memimpin penggeledahan markas Korlantas Polri di Cawang, dan menginterogasi tersangka utama Gubernur Akademi Kepolisian saat itu Inspektur Djoko Susilo.

Ayah dari empat orang anak ini memang terkenal shalih dan jujur dalam menjalankan tugas-tugas yang diembannya. Ia bahkan seringkali dicap ‘pengkhianat’, karena aksi-aksinya yang tak gentar untuk mengungkap kasus-kasus korupsi di dalam kepolisian. Meskipun kasus-kasus tersebut melibatkan petinggi Polri. Meski banyak dari kalangan Polri dan elite politik lainnya yang tidak menyukai Novel Baswedan, ia tidak akan gentar untuk melanjutkan pengusutan terhadap kasus korupsi yang ditanganinya. Bahkan, Novel Baswedan sendiri mengaku bahwa rumahnya sering diteror oleh orang yang tidak dikenal.

Memang sudah seharusnya hukum di Indonesia tajam dalam menyikapi suatu tindakan kriminal yang merugikan negara, sekalipun dia adalah kaum elit politik dan petinggi di negeri ini. Mental untuk membela kebenaran tanpa pandang jabatan memang harus digemborkan, jika kita ingin Sumber Daya Manusia (SDM)  di Indonesia berkualitas. Karena hukum yang ‘tajam ke bawah dan tumpul ke atas’ sudah bukan rahasia lagi.

Novel Baswedan adalah satu dari segelintir orang yang peduli terhadap kemajuan bangsa dan kesejahteraan negara. Menggenggam kejujuran sejak dini sudah seharusnya kita tanamkan pada setiap generasi bangsa.

Redaktur: Melisa

Related posts

Lafran Pane, Sosok Inspiratif Pendiri Himpunan Mahasiswa Islam

Tirto Adhi Soerjo, Sang Pelopor Pers di Indonesia

Roehana Koeddoes, Pendiri Surat Kabar Perempuan Sekaligus Jurnalis Perempuan Pertama Indonesia