Nuansa Kental Indonesia dan Asia Tenggara di Film Raya and The Last Dragon!

Oleh: Gracyan Eukario

Disney, Salah satu rumah produksi film yang sudah mengangkat banyak film film terkenal hingga menjadi film terlaris sepanjang masa, yaitu Avengers Endgame dan Avatar. Tidak berhenti untuk mencari ide film, Disney kembali melakukan eksplorasi di dunia filmnya dengan mengeluarkan film bernuansa Asia Tenggara, yaitu Raya and The Last Dragon.

Raya and The Last Dragon diceritakan berlatar tempat di negeri Kumandra yang berbentuk naga. Pada awalnya Kumandra adalah tempat yang damai dan baik naga dan manusia hidup bersama. Manusia saling perang setelah para naga menjadi batu setelah menyelamatkan dunia dari serangan Druun.

Dengan adanya perang ini, kumandra yang awalnya hanya satu kemudian terpecah menjadi suku Taring, Cakar, Hati, Ekor, Tulang. Penamaan suku ini berdasarkan bentuk dari wilayah suku tersbut di Kumandra. Raya akan menyatukan kelima suku tersebut agar kembali menjadi Kumandra, sesuai dengan keinginan Ayahnya saat ia kecil. Hal ini hanya bisa diwujudkannya apabila ia menemukan naga terakhir yang bernama Sisu.

Ada banyak karakter yang akan kamu lihat di film ini. Beberapa diantaranya ada Raya sebagai tokoh utama, Sisu sang naga terakhir, Tuk Tuk si peliharaan Raya, Namari si musuh utama Raya, Boun si anak kecil nahkoda kapal dan chef, Noi si bayi pencuri, ongis para monyet pelindung Noi, Benja sebagai ayah Raya, Tong, dan banyak lagi. Semua karakter ini tentu nya berpakaian seperti layaknya budaya-budaya di Asia Tenggara.

Sebagai film bernuansa Asia Tenggara, total ada 6 negara di Asia Tenggara yang dijadikan sebagai referensi Film oleh Disney. Negara tersebut ialah Indonesia, Malaysia, Thailand, Kamboja, Vietnam, Laos, dan Singapura.

Fun fact, 2 pengisi pengisi suara tokoh dari film ini berdarah Asia Tenggara. Ada Awkwafina (Crazy Rich Asian) yang berdarah Singapura mengisi suara naga Sisu, dan Kelly Marrie (Star Wars VIII dan IX) berdarah Vietnam sebagai pengisi suara tokoh utama, Raya. Nama-nama terkenal yang berdarah asia juga mengisi suara di film ini, seperti Gemma Chan (Crazy Rich Asian) sebagai Namaari, dan Benedict Wong (Doctor Strange) sebagai Tong.

Raya and The Last Dragon memilliki banyak sekali kemiripan dengan benda atau makanan yang ada di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Ornamen ornamen Indonesia juga kental di film ini. Beberapa diantaranya ada Keris, Bambu, Baju, Pasar Apung, kari, dan yang sangat unik adalah Durian.

Ya, Durian muncul di film ini. Walau hanya sebentar munculnya, kita pasti sangat senang menontonnya karena durian, buah asli dari Indonesia muncul pada film yang diproduksi oleh production house sekaliber Disney.

Berbicara tentang Indonesia, beberapa anak bangsa kita juga mengambil andil dalam pembuatan film Raya and The Last Dragon. Griselda Sastrawinata adalah nama pertama yang muncul karena terlibat sebagai visual development artist.

Ada juga pegiat budaya, di antaranya Dewa Berata dan Emiko Susilo yang menjabat sebagai konsultan buat tari dan upacara tradisional serta musik gamelan dalam Raya and the Last Dragon. Tak berhenti disana, Disney juga memakai anak bangsa lainnya dalam hal music. Dua nama yang kamu pasti tidak asing adalah NIKI dan Raisa.

NIKI, anak bangsa kita yang terkenal di permusikan dunia, dipakai lagunya yang berjudul “Warpaint” untuk mengisi trailer Raya and The Last Dragon. Raisa, Penyanyi Diva asal Indonesia dipercayakan mengisi lagu soundtrack film ini, berjudul “Trust Again”.

Gimana, menarik kan film ini? Apalagi ada anak bangsa kita yang ikut andil dalam filmnya, masa ga tertarik? Kamu bisa menonton film Raya and The Last Dragon ini di Bioskop sejak tanggal 3 Maret 2021. Dan bila kamu takut ke bioskop atau bioskop belum buka di tempatmu, kamu bisa menontonnya di aplikasi Disney Plus dengan Premier access.

Jika ingin menonton dan tidak membeli premier access juga bisa, karena Raya and The Last Dragon sudah masuk waiting list film baru di Disney Plus Reguler. Tak memakan waktu lama hingga filmnya keluar di Reguler access.

Ayo, tunggu apalagi? Buruan nonton!

Redaktur: Muhammad Fadhlan Amri

Related posts

Bad Boys: Ride or Die, Kembalinya Duet Ikonik dengan Aksi dan Komedi Lebih Gila

The Pursuit of Happyness, Kisah Inspiratif Penuh Harapan dan Kegigihan

Pendidikan dan Nilai Kemanusiaan dalam Drama Law School