RSDC Wisma Atlet Telah Ditutup, Pemerintah Berusaha Meningkatkan Ketahanan Sistem Kesehatan Nasional

Oleh: Hanna Letare

Suara USU, Medan. Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang menjadi pandemi di seluruh penjuru dunia telah menelan banyak korban jiwa dan juga mempengaruhi banyak sektor di seluruh dunia. Indonesia pun turut merasakan kerasnya dampak Covid-19. Wisma Atlet ini disulap menjadi RSDC. Berbagai fasilitas kesehatan pun disiapkan di lokasi. Wisma Atlet Kemayoran resmi menjadi rumah sakit darurat untuk merawat pasien Covid-19 sejak 23 Maret 2020. Wisma Atlet menjadi lokasi perawatan dan isolasi pasien dari wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Wisma Atlet Kemayoran sendiri sebelumnya sudah menangani pasien Corona sejak Maret 2020, gelombang varian Delta hingga Omicron. Per 31 Maret 2023 lalu Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran resmi berhenti beroperasi secara keseluruhan lantaran meredupnya kasus covid-19 dan menurunnya jumlah keterisian kamar secara signifikan. Sudah tidak ada lagi pasien Covid-19 di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC). Nol pasien ini pertama kalinya terjadi sejak RSDC beroperasi pada 23 Maret 2020. RSDC berkapasitas 22 ribu tempat tidur itu resmi ditutup setelah sempat diperpanjang selama tiga bulan. Sebanyak 16 ribu relawan pun dinyatakan purna tugas.

Selama hampir tiga tahun RSDC Wisma Atlet berjalan, sudah ada ribuan relawan yang terdiri dari berbagai instansi untuk berdedikasi. Dari jumlah dan kurun waktu itu, telah dirawat pasien Covid-19 sekitar 132.586 pasien. Mereka telah sekian lama berjuang, selama 3 tahun beroperasi dan selama itulah tenaga medis dan relawan menyumbangkan pikiran, tenaga, bahkan jiwanya. Para Relawan yang sebelumnya mengabdi selama 3 tahun pun menyambut baik kebijakan tersebut dan mereka saling memberikan semangat jelang perpisahan. Mereka adalah pahlawan-pahlawan yang sepantasnya kita berikan penghormatan.

Covid-19 akan menjadi penyakit endemik, artinya virus akan terus menyebar di sejumlah tempat dan populasi dunia untuk bertahun-tahun ke depan. Virus Covid-19 akan terus ada tapi orang-orang telah mengembangkan semacam imunitas melalui vaksinasi dan infeksi alamiah. Tetapi penyakit-penyakit ini sudah mulai bisa ditangani, dengan korban kematian yang bisa dikalkulasi. Virus juga bisa berkurang virulensi, baik karena mutasi atau karena sebagian besar populasi telah divaksin. Dengan begitu, kasus-kasus berat karena Covid-19 akan menjadi lebih sedikit, dan tingkat pelayanan rumah sakit juga tingkat kematian tidak akan setinggi 3 tahun terakhir.

Berdasarkan data yang bersumber dari Media Informasi Resmi Terkini Penyakit Infeksi Emerging tercatat 6.754.583 kasus konfirmasi, 6.585.768 kasus sembuh, 161.096 kasus meninggal, 7.719 kasus aktif, 203.827.860 vaksinasi ke-1, 174.863.240 vaksinasi ke-2, 68.692.503 vaksinasi ke-3, dan 3.119.020 vaksinasi ke-4. Data-data ini merupakan situasi covid-19 update per 12 April 2023. Data-data ini untuk mengetahui perkembangan covid-19 terkini dan dapat kita lihat dan akses di situs Infeksi Emerging Kementerian.

Perluasan Covid-19 telah sangat mempengaruhi kesehatan masyarakat di seluruh dunia, menewaskan ratusan ribu orang, membuat sistem kesehatan mengalami tekanan yang sangat besar. Sistem kesehatan yang tidak siap di seluruh dunia secara tidak sengaja berkontribusi pada penularan penyakit selama epidemi, sistem kesehatan yang tidak siap menghadapi bencana juga tidak dapat memberikan layanan penting. Banyak negara telah memberikan komitmen sumber daya dan upaya menuju penguatan sistem kesehatan berdasarkan bencana baru-baru ini, tetapi rencana dan pendekatan yang dapat ditindaklanjuti untuk membangun sistem kesehatan yang tangguh belum mencapai konsensus.

Tahun 2020 sebagai dampak dari pandemi dilakukan berbagai upaya untuk melakukan Reformasi Sistem Kesehatan Nasional 2021-2024, Fokus yang akan direformasi sesuai dengan arahan Presiden yaitu penguatan sistem kesehatan sebagai bagian dari pembelajaran pasca COVID-19 dengan melibatkan banyak Kementarian/ Lembaga seluruh Sub SKN (Upaya Kesehatan, Pemberdayaan masyarakat, Tenaga Kesehatan, Farmalkes, Manajemen Kesehatan, Litbangkes dan Pembiayaan Kesehatan) dan Dukungan (regulasi, pendanaan tahundan kelembagaan).

Redaktur: Anna Fauziah Pane

Related posts

Nilai Akademis yang Tinggi atau Pengalaman yang Banyak, Mana yang Lebih Menentukan Karier?

Kita Balas di Semester Depan: Wacana yang Tak Kunjung Terlaksana

Mendekati UAS, Tugas Semakin Ganas: Mengapa?