Sebuah Anggapan: Cantik itu Relatif, Jelek itu Mutlak.

Oleh: Alicia Reylina

Suara USU, Medan. Sebagian besar dari kita cenderung menganggap sesuatu itu benar ketika dapat dilihat atau dirasakan secara langsung. Umumnya, juga terdapat kesamaan pandangan di antara kita dalam hal tertentu yang dirasa benar. Sebagai contoh, ketika ada yang bertanya, “Apa rasanya garam?” tentu saja kita secara sepakat akan menjawab “Asin”. Ketika ditanya, “Apa rasanya cabai?” kebanyakan dari kita akan menjawab “Pedas”. Hal-hal seperti itulah yang disebut sebagai anggapan.

Dengan demikian, apakah semua anggapan dapat dikatakan sebagai hal yang benar? Jawabannya tidak. Sebagai contoh, adanya anggapan bahwa manusia merupakan kera yang berevolusi. Hingga saat ini, masih banyak orang awam yang mempercayai teori Darwin tersebut, padahal banyak peneliti yang membantah anggapan tersebut dengan menyatakan bahwa manusia hanya mirip dengan kera, bukan berasal dari kera. Lalu, ada contoh lain yang paling fenomenal yaitu anggapan bahwa bumi itu datar. Sudah dari beberapa abad yang lalu, manusia meyakini bahwa tempat mereka berpijak ini datar karena pengamatan visual manusia yang tidak dapat melihat lengkungan bumi, ditambah dengan anggapan ini merupakan keyakinan mayoritas masyarakat pada masa itu. Hingga beberapa tahun kemudian, manusia dibantu dengan teknologi ciptaannya berhasil mengungkap fakta bahwa bumi itu bulat.

Hingga dapat ditarik kesimpulan bahwa sebuah anggapan bersifat relatif, artinya tidak semua benar dan tidak semuanya salah. Akan tetapi yang hendak dibahas di sini bukan mengenai teori Darwin tentang manusia berasal dari kera, bukan juga tentang teori bumi itu bulat atau datar. Jauh dari itu, kita akan membahas mengenai anggapan yang selalu diperdebatkan di sekitar kita.

“Cantik itu relatif, jelek itu mutlak.” Sudah pernahkah kamu mendengar kalimat itu sebelumnya?

Melalui media sosial, ada yang memberikan analogi terkait hal di atas , “Ibaratnya seperti ini, semua orang pasti sepakat kalau tinja itu jelek, tapi tidak semua orang setuju kalau mawar itu indah. Bagi yang bukan pecinta bunga mawar, akan biasa-biasa saja.”

Cantik itu relatif. Merupakan pernyataan yang pasti pernah kita temui atau kita dengar dari orang lain. Artinya, pendapat tentang apa yang cantik dapat berbeda antar individu. Misalnya, kita suka warna merah, tapi orang lain lebih suka warna biru. Begitu juga dengan kecantikan, apa yang kita anggap cantik mungkin tidak sama dengan pandangan orang lain. Ini karena setiap individu memiliki selera atau pendapat yang berbeda-beda tentang keindahan dan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor.

Mengenai jelek itu mutlak, adalah pendapat bahwa sesuatu yang dianggap jelek adalah kejelekan yang tidak berubah dan tidak tergantung pada pandangan individu. Ini berarti bahwa sesuatu yang dianggap jelek oleh satu orang juga dianggap jelek oleh orang lain tanpa adanya variasi atau perbedaan dalam persepsi. Persepsi tentang kejelekan sering kali lebih konsisten di antara orang-orang daripada persepsi tentang kecantikan.

Jadi, sementara pandangan tentang kecantikan relatif dan dipengaruhi oleh subjektivitas, pandangan tentang sesuatu yang jelek cenderung dianggap sebagai sesuatu yang seragam atau mutlak oleh sebagian besar orang.

Bagaimana menurutmu? Apakah Kamu setuju dengan anggapan yang satu ini?

Redaktur : Grace Pandora

Related posts

Nilai Akademis yang Tinggi atau Pengalaman yang Banyak, Mana yang Lebih Menentukan Karier?

Kita Balas di Semester Depan: Wacana yang Tak Kunjung Terlaksana

Mendekati UAS, Tugas Semakin Ganas: Mengapa?