Mengkaji Kehidupan Manusia di Zaman Purba dalam Buku “SAPIENS”

Oleh: Marwa Adilah Ahmad

Suara USU, Medan. Sejarah adalah jalan cerita orang terdahulu yang sangat penting untuk dipahami dan dipelajari. Mempelajari sejarah membuat kita mengerti tentang suatu peristiwa yang terjadi di kehidupan manusia terdahulu. Seperti salah satu buku berjudul Sapiens yang menceritakan mengenai riwayat singkat umat manusia.

Buku karya Yuval Noah Harari ini awalnya diterbitkan pada tahun 2011 menggunakan bahasa Ibrani di Israel lalu diterjemahkan dalam bahasa Inggris pada tahun 2014 dan berlanjut dengan 30 bahasa lainnya. Pada tahun 2017, dikeluarkan versi terjemahan bahasa Indonesia setelah 6 tahun buku ini dirilis. Tentunya hal tersebut mendapatkan sambutan hangat bagi masyarakat yang ingin mempelajari lebih jauh sejarah manusia purba.

Buku Sapiens menceritakan mengenai sejarah manusia dari masa pra-sejarah hingga memprediksikan masa depan manusia yang ada. Dalam buku ini menjelaskan terdapat 6 spesies manusia yang menghuni bumi, yakni Homo Erectus, Homo Floresiensis, Homo Luzonensis, Homo Neanderthalensis, Homo Denisova, dan yang masih bertahan pada saat ini Homo Sapiens. Namun, bagaimana bisa Homo Sapiens menjadi manusia satu-satunya yang mampu bertahan? Fakta menarik inilah yang kemudian akan ditemukan oleh para pembaca dalam buku ini.

Pada awalnya, manusia selalu berada di pertengahan rantai makanan yang menjadi mangsa hewan buas hingga berevolusi sampai ke puncak rantai makanan. Buku ini banyak membahas mengenai proses revolusi peradaban Homo Sapiens hingga bertahan pada saat ini. Terdapat tiga proses revolusi yang terjadi yaitu revolusi kognitif, revolusi pertanian atau agrikultur, dan revolusi sains.

Homo Sapiens pada saat revolusi kognitif mulai bekerja sama dengan cara berkolaborasi berskala besar antar kelompok yang ada untuk memberikan suatu kekuatan yang dapat dihasilkan jika dilakukan secara gotong royong. Pada revolusi ini mulai bermunculan cara baru dalam berkomunikasi dan berpikir. Selanjutnya, akibat peningkatan kebutuhan pangan dikarenakan pertumbuhan penduduk yang meningkat maka terjadilah revolusi pertanian. Mereka mulai hidup menetap dengan cara bercocok tanam dan berternak hingga menghasilkan jenis tumbuhan dan hewan yang dapat mereka konsumsi. Pada revolusi pertanian juga manusia mulai mempelajari tata kelola kehidupan dan kepemimpinan yang ada. Selanjutnya, pada bagian keempat buku ini menjelaskan mengenai revolusi sains dimana manusia mulai mempelajari ilmu pengetahuan yang modern, gaya kepemimpinan, dan ide-ide baru lainnya.

Homo Sapiens dapat bertahan hingga saat ini dikarenakan mereka lebih terampil dibandingkan dengan spesies manusia lainnya. Homo Sapiens melakukan kegiatan dengan cara bergotong royong untuk membuat kelompok mereka menjadi kuat dan menjadikan mereka pengumpul makanan yang baik. Kepunahan jenis manusia purba lainnya juga bisa dikarenakan kesulitan mencari makanan dan juga genosida yang terjadi antar manusia purba terdahulu untuk memperebutkan wilayah geografis tertentu.

Buku ini menggunakan bahasa yang mudah dipahami untuk mereka yang ingin belajar mengenai sejarah manusia dan pembahasan yang dibuat secara berurutan setiap bagian menambah nilai plus untuk buku ini. Terdapat salah satu kutipan yang sangat mengesankan dalam buku ini yaitu “Kolektif manusia saat ini mengetahui jauh lebih banyak dibandingkan kelompok-kelompok kuno. Namun, pada tingkat individu, para penjelajah pada zaman dahulu adalah orang-orang yang paling berpengetahuan dan terampil dalam sejarah”

Redaktur: Fransiska Zebua

Related posts

Tingkatkan Keterampilan Komunikasi melalui Buku Bicara Itu Ada Seninya

Mempertanyakan Arti Menjadi Manusia dalam Buku Akhir Sang Gajah di Bukit Kupu-Kupu

Bangun Petualangan Usahamu ala Buku The Power of Kepepet