Semak Hati

Oleh: Muhammad Yandi Hasibuan

Saat girang rebah terhantam, melebur bak debu yang berhamparan sekaligus bersimpang-siur

Disudikan oleh akal yang tak kunjung rehat sembari berlarian dalam labirin yang melumpuhkan

Pikirnya yang melancang sampai fasih menerjemahkan, tatkala kidung-kidung jiwanya berbisik

hingga gemuruh mulai meringkik,

Garis akhir tak kunjung menyelamatkan sangka yang selalu mendekap seperti duka menjelma, merasuk, mengiris ia yang perlu dibelai, dipulangkan, dikasihi

Tapi siapa yang dibercandakan?

Perkara-perkara tak sengaja digenggam, senantiasa mencacatkan budi yang selalu menjamah akal sehat bak genggaman pecahan kaca yang semakin erat digenggam semakin mengoyak jari-jemari

Sedikit jeritan, terbiasa menentukan arah jalannya hati nurani seluas himalaya yang siap digerayangi oleh awan kelabu

Pada akhirnya semua menghunjam kelabu hingga menjelma samudra nestapa

 

Redaktur: Anggie Syahdina Fitri

Related posts

Ketika Takdir Berkata Lain

Lelap

Candramawa