TikTok Sebagai Platform Edukasi dan Aktivisme

Reporter : Indri Febrina

Suara USU, Medan. Kemajuan teknologi menciptakan media sosial TikTok sebagai platform untuk membangun relasi dan berbagi hal menarik melalui konten yang dibagikan. TikTok dengan durasi video yang pendek mampu membuat penggunanya untuk selalu mengakses aplikasi tersebut dan menciptakan sifat adiktif pengguna untuk selalu memutar konten secara berulang-ulang.

Perilaku generasi milenial dan generasi Z dalam menggunakan TikTok sebagai media edukasi dan aktivisme merupakan perilaku yang inovatif dan kreatif. Hal ini mengubah cara pandang terhadap Tiktok yang dianggap membawa pengaruh negatif karena membuat pengguna lebih sering mengonsumsi media sosial.

Kreativitas yang ditampilkan generasi milenial dan generasi Z dalam menyampaikan konten mengubah perspektif tersebut menjadi positif, yaitu media sosial bukan hanya sebagai platform hiburan saja tetapi memegang peran sebagai media edukasi dan aktivisme.

TikTok menjadi media edukasi melalui konten yang disajikan oleh pengguna. Edukasi yang diberikan dapat bersifat pengetahuan umum, memasak, berbisnis, beasiswa, tips dan trik, bahasa asing, desain digital dan sebagainya. Pengguna akan sering menggunakan TikTok karena merasa bahwa edukasi yang dibagikan bermanfaat dan berguna. Edukasi tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Para pendidik dan siswa juga mengakses TikTok untuk keperluan pendidikan seperti memposting hasil kerja kelompok ataupun hasil kerja individu kedalam konten TikTok. Tidak jarang seorang guru membagikan kesehariannya dalam mengajar murid-muridnya melalui sebuah konten.

Generasi Z adalah generasi yang terpapar teknologi sejak dini, inilah alasan generasi Z tidak buta akan teknologi dan mendominasi sebagai generasi yang sering menggunakan TikTok. Melalui TikTok, generasi Z terlibat dalam aktivisme digital yang terjadi di era globalisasi. Generasi Z membantu meramaikan isu-isu yang terjadi melalui tagar di TikTok.

Gerakan aktivisme yang telah terjadi seperti Black Lives Matter ataupun Free Palestine mengundang pengguna TikTok untuk mendukung keadilan melalui penggunaan tagar dan menginformasikan tentang aktivisme yang terjadi. Secara langsung generasi Z menjadi partisipan sebuah aktivisme.

Penggunaan media sosial TikTok tidak selalu bersifat negatif, konten yang diberikan harus mengedukasi dan menyebarkan hal positif bagi semua orang. TikTok harus digunakan dengan bijak sebagaimana mestinya.

Jadi, bagaimana sobat Suara USU? Apakah sobat sudah menggunakan TikTok sebagai platform yang benar ? Atau hanya sekedar scrolling saja? Semoga bermanfaat ya!

Redaktur : Khalda Mahirah Panggabean

Related posts

Catatan Akhir Kuliah, Nostalgia Masa Kuliah dengan Sentuhan Komedi

Roehana Koeddoes, Pendiri Surat Kabar Perempuan Sekaligus Jurnalis Perempuan Pertama Indonesia

Mengenal Asal-Usul Tari Sufi Khas Timur Tengah