
Oleh: Syafira Sari
Blind Spot atau titik buta merujuk pada area di sekitar kendaraan yang tidak dapat terjangkau pandangan pengemudi, baik melalui kaca spion maupun jendela. Keberadaan titik buta ini dapat meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas, terutama saat pengemudi melakukan manuver seperti berpindah lajur atau berbelok. Oleh karena itu, memahami dan mengenali area blind spot pada kendaraan sangat penting untuk meningkatkan keselamatan saat berkendara.
Ketika mengemudi, ada beberapa area di sekitar kendaraan yang tidak dapat terlihat langsung oleh pengemudi, bahkan dengan bantuan kaca spion. Area inilah yang disebut blind spot. Jika tidak diantisipasi dengan baik, blind spot bisa meningkatkan risiko kecelakaan, terutama saat berpindah jalur, berbelok, atau mundur. Berikut adalah beberapa jenis blind spot yang perlu diperhatikan:
1. Blind Spot di Samping (Side Blind Spot)
Blind spot di samping terletak di kedua sisi kendaraan, terutama di bagian belakang. Area ini sulit terlihat hanya dengan kaca spion samping, sehingga sering kali menjadi penyebab kecelakaan saat mengemudi berpindah jalur tanpa mengecek kondisi di samping kendaraan. Bayangkan ketika sedang mengemudi di jalan tol dan ingin berpindah ke lajur kiri. Saat melihat ke kaca spion, kita tidak melihat ada kendaraan di samping, lalu langsung memutar setir. Ternyata, ada sepeda motor yang berada di blind spot dan hampir tertabrak. Untuk menghindari kejadian seperti ini, sebaiknya pengemudi selalu menoleh ke samping sebelum berpindah jalur dan tidak hanya mengandalkan kaca spion.
2. Blind Spot di Belakang (Rear Blind Spot)
Blind spot ini ada di bagian belakang kendaraan, terutama pada mobil dengan jendela belakang yang kecil atau jika bagasi terisi penuh sehingga menghalangi pandangan ke belakang. Karena area ini sulit terlihat melalui kaca spion tengah, banyak pengemudi yang kesulitan saat ingin mundur atau parkir. Seorang pengemudi mobil ingin mundur dari tempat parkir di sebuah pusat perbelanjaan. Ia hanya mengandalkan kaca spion tengah dan tidak menyadari ada anak kecil yang berjalan di belakang mobil. Inilah sebabnya mengapa kamera mundur dan sensor parkir sangat penting untuk membantu mendeteksi objek yang ada di blind spot belakang.
3. Blind Spot di Depan (Front Blind Spot)
Blind spot di depan umumnya terjadi pada kendaraan besar seperti truk, bus, atau SUV (Sport Utility Vehicle) , di mana bagian depan kendaraan cukup tinggi sehingga membuat objek yang berada sangat dekat dengan bumper depan sulit terlihat oleh pengemudi. Seorang pejalan kaki menyeberang terlalu dekat dengan bagian depan sebuah truk yang berhenti di lampu merah. Pengemudi truk tidak bisa melihatnya karena posisi pejalan kaki berada di blind spot depan. Jika truk mulai berjalan tanpa menyadari ada seseorang di depannya, bisa terjadi kecelakaan fatal.
Oleh karena itu, penggunaan sensor parkir depan atau kamera 360° dapat sangat membantu dalam mengurangi risiko ini.
Adapun beberapa tips untuk menghindari blind spot saat berkendara:
1. Cek kaca spion sebelum melakukan perjalanan dan lakukan atur ulang kaca sehingga bisa mengakomodasi jarak pandang yang lebih luas.
2. Sebagai pengendara, perhatikan kaca spion kendaraan ketika berada di jalan raya. Terutama pada kondisi-kondisi rawan, seperti saat berbelok atau berpindah jalur. Pastikan tidak ada kendaraan lain di sekeliling mobil.
3. Tambahkan pemeriksaan kepala (head check) atau pemeriksaan bahu (shoulder check), yaitu dengan cara menoleh ke belakang melalui jendela mobil sebelum bermanuver. Pemeriksaan ini diperlukan untuk memastikan kondisi sekitar kendaraan dalam keadaan aman.
4. Bunyikan klakson pendek ketika sedang mendahului atau menyalip kendaraan lain, untuk memberitahu kendaraan tersebut tentang keberadaan mobil kamu di blind spot mereka.
5. Lebih waspada saat mengemudi di tempat rawan, seperti persimpangan, tikungan, perumahan, lokasi proyek, dan daerah padat bangunan.
6. Kurangi muatan bagasi atau perhatikan penyusunannya agar tidak menumpuk dan menghalangi kaca belakang.
7. Hindari memodifikasi ukuran spion mobil yang berpotensi mengurangi jarak pandang.
Blind spot di jalan sering dianggap sepele, padahal bisa berakibat fatal. Banyak pengemudi, terutama yang belum berpengalaman, tidak sadar bahwa ada titik-titik tertentu di sekitar kendaraan mereka yang tidak terlihat di kaca spion.
Salah satu contoh yang paling sering terjadi adalah saat pengemudi mobil tidak menyadari ada motor di sebelahnya. Karena tidak terlihat di spion, mereka mengira jalur aman untuk berpindah, padahal ada pengendara lain di sana. Akibatnya? Bisa terjadi tabrakan yang membahayakan nyawa. Hal yang sama juga berlaku untuk truk besar yang memiliki blind spot lebih luas, sehingga pejalan kaki atau kendaraan kecil bisa menghilang dari pandangan pengemudi.
Kesadaran akan blind spot ini bukan hanya tanggung jawab pengemudi mobil atau truk saja. Pengendara motor dan sepeda juga harus paham bahwa mereka bisa berada di titik buta kendaraan lain. Sebaiknya, selalu berkendara dengan posisi yang terlihat oleh spion kendaraan lain dan jangan asal menerobos celah sempit di jalanan. Solusi dari masalah ini sebenarnya sederhana, pengemudi harus lebih aktif mengecek keadaan sekitar, tidak hanya mengandalkan spion, tetapi juga menoleh sejenak sebelum berpindah jalur. Selain itu, penggunaan teknologi seperti sensor dan kamera blind spot di kendaraan modern bisa sangat membantu.
Tampak sepele namun ini merupakan hal yang krusial dan harus diperhatikan saat berkendara. Selain mengandalkan kaca spion, pengemudi juga harus waspada dengan cara menoleh ke samping, menggunakan sensor parkir, atau memanfaatkan teknologi kamera untuk meminimalkan risiko kecelakaan akibat area yang tidak terlihat. Memahami dan mengantisipasi blind spot dapat meningkatkan keselamatan, baik bagi pengemudi maupun pengguna jalan lainnya.
Redaktur: Merry Agnus Dei Gultom
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts sent to your email.