SUARA USU
Opini

Kuliah Tatap Muka Sebaiknya Ditunda

Sumber foto: fh.usu.ac.id

Oleh: Valeshi Trevana

Suara USU, Medan. Kuliah online terasa berpuluh kali lipat lebih sulit dan melelahkan. Menatap laptop berjam jam, duduk, dan masalah jaringan selalu menjadi kendala di masa perkuliahan online ini. Hasrat mahasiswa untuk kuliah secara tatap muka semakin menggebu, para dosen pun sudah divaksin untuk mempersiapkan tatap muka, mahasiswa juga sibuk mempersiapkan segala hal untuk kuliah tatap muka.

Berdasarkan data statistika mengenai kasus covid-19, sampai tanggal 28 Juni tercatat 2,12 juta orang yang terjangkit virus corona, 1,85 juta diantaranya berhasil sembuh, dan 57.178 orang yang meninggal. Melihat melonjaknya individu yang terjangkit virus ini, beberapa daerah menerapkan lockdown dan sekolah yang seharusnya sudah beroperasi sejak Januari 2021 dengan menerapkan protokol kesehatan terpaksa ditutup.

Melonjak tajamnya covid-19, membuat para mahasiswa mempertanyakan kejelasan dari kuliah tatap muka. Sebagian mahasiswa yang sudah lelah dengan sistem tatap muka, berkeras tetap dilaksanakan kuliah tatap muka dengan protokol kesehatan yang ketat. Namun setiap liburan selesai, kasus manusia yang terjangkit virus ini terus saja melonjak.

Apakah masih bisa wacana ini dipertahankan? Tidak! Jika kita perhatikan data statistik covid pada 28 Juni, kasus covid-19 melonjak tinggi, yang positif masih sangat tinggi dan sangat beresiko bagi mahasiswa maupun dosen (sekalipun sudah divaksin), untuk terjangkit virus ini. Jika kita berkeras untuk tetap melakukan kegiatan tatap muka, maka akan ada kemungkinan kasus Indonesia sama seperti kasus di India.

Kemudian muncul pertanyaan, “Dosen sudah divaksin, seharusnya bisa untuk kuliah tatap muka asal mahasiswanya taat dengan protokol kesehatan?”. Walaupun kita sudah divaksin, kita masih tetap bisa terjangkit virus ini. Karena, vaksin covid-19 ini dimaksudkan, jika pun nanti penerima vaksin tetap tidak bisa menghindari dari terinfeksi virus covid-19, setidaknya pasien tidak akan mengalami kesakitan yang parah dan meminimalisir risiko kematian. Karena ketika vaksin, yang dimasukkan kedalam tubuh kita itu virus corona yang sudah dilemahkan, jadi ketika kita bertemu dengan orang atau tanpa kita sadari bersentuhan dengan orang lain, maka kita akan dengan mudah terjangkit virus corona.

Para dokter pun menyarankan untuk divaksin sebanyak dua kali dan setelah mendapatkan suntikkan vaksin Covid-19 yang pertama, maka itu tidak langsung akan membuat antibodi tubuh Anda muncul dan meningkat drastis paling tidak setelah duakali suntik dari 14 hari hingga satu bulan setelah itu antibodikita akan terbentuk secara maksimal.

Kuliah tatap muka ini bisa dipertimbangkan sesuai dengan perkembangan kasus orang yang terjangkit virus corona. Apabila yang terkena virus ini jumlahnya menurun, mungkin kita bisa melakukan upaya kuliah tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan.

 

Redaktur : Yulia Putri Hadi

Related posts

Yuk, Kenali Berbagai Aturan Dalam Adat Pernikahan Batak!

redaksi

Minimalkan Erosi, Langkah Awal Selamatkan Tanah di DAS Percut

redaksi

Agama Minoritas dan Agama Mayoritas ?

redaksi