Menamai Rengkuh Biru

Sumber foto: pinterest.com

Oleh: Fatimah Roudatul Jannah

Pada tahun kesekian terungkap rancu yang pudar

Kusam tali pembelit yang menyatukan setumpuk rindu dalam ketakutan

Jiwanya kerontang

Hatinya terabaikan

Diusap-usapnya cangkang berkarat di tangkai hatinya yang pesakitan

Masihkah gadis kecil bersenang-senang di dasar jiwanya?

 

Bulan kesekian ia dapati keremangan

Perjamuan ringkih bagi atmanya yang berserakan

Harsa hanya bualan

Senda gurau terbilang omong kosong

Pada hatinya mendewasakah gadis itu?

 

Ia rangkai ramai pada pelataran wajahnya

Bersemayam keributan tuturnya di mayapada

Siapapun yang mengandungnya barang tentu melipat syukur

Gantari senyumnya di gumpulan kemelut perkara

Sudahkah jiwanya terbasuhi rengkuh?

 

Tak usai dan tak abai ia pada do’a meski senyawa keji meraung

Memohonkan panjang saja kesedihan untuknya

Berbaik hati Tuhan menjulurkannya makna ‘sempat’

Berkenalan dengan rengkuh-rengkuh sebanding lebarnya bumi

Lahirlah rengkuh yang diamini semesta

Ia namai rengkuh biru pada segala yang menerima

Redaktur: Feby Simarmata

 

Related posts

Ketika Takdir Berkata Lain

Lelap

Candramawa