Oleh: M. Ghozi Muzakki
Suara USU, Medan. Lagu “Ribuan Memori” dari Lomba Sihir bukan sekadar kumpulan nada dan lirik, tetapi sebuah refleksi mendalam tentang bagaimana kenangan, baik yang manis maupun pahit, membentuk siapa kita hari ini. Dirilis pada tahun 2021, lagu ini mengajak pendengarnya untuk merenungkan perjalanan hidup melalui lensa ingatan dan mempertanyakan bagaimana memori-memori itu memengaruhi kita.
Dalam hidup, kita sering kali terjebak dalam ribuan kenangan yang terus berputar di kepala kita. “Ribuan Memori” mengingatkan kita bahwa setiap ingatan memiliki andil dalam membentuk siapa kita sekarang. Lirik pembuka, “Dalam kepalamu, ribuan memori, mana yang membuatmu s’perti hari ini?” seolah menjadi sebuah cermin yang mengajak kita melihat kembali perjalanan yang telah kita lalui, menyadari bahwa momen-momen kecil yang mungkin terlupakan ternyata memiliki pengaruh besar dalam membentuk cara kita menanggapi dunia.
Kenangan seperti “jatuh pertamamu dari sepeda” dan “penampakan hantu di rumah tua” mungkin terdengar sepele, namun mereka membawa kita pada refleksi yang lebih dalam tentang bagaimana pengalaman masa lalu membentuk keberanian, ketakutan, dan cara kita menghadapi masa depan. Setiap kenangan, sekecil apapun itu, menyimpan serpihan kebahagiaan atau kesedihan yang membekas di hati kita. Di sinilah, lagu ini mengingatkan kita akan kekuatan memilih, memilih mana yang ingin kita pertahankan, mana yang ingin kita lepaskan.
Ketika liriknya menyebut “Serpihan berbahagia, atau justru buatmu merana?”, lagu ini mencerminkan dualitas kenangan yang kita simpan. Ada saat-saat di mana kita merasa hangat oleh kenangan indah, namun ada juga saat di mana kita tenggelam dalam kesedihan yang sulit dilepaskan.
Namun, “Ribuan Memori” mengajarkan kita bahwa meskipun kita tidak bisa mengubah masa lalu, kita memiliki kendali penuh atas bagaimana kita meresponsnya. Kita bisa memilih untuk menjaga kenangan positif sebagai sumber kekuatan dan membiarkan kenangan pahit mengajarkan kita untuk menjadi lebih kuat.
Pesan ini ditekankan dalam lirik “Jika ada ingatan yang terus menghangatkan dirimu, jaga apinya, hadapi hari, teruslah kau begitu.” Lagu ini menegaskan pentingnya memelihara ingatan yang memberikan kekuatan dan inspirasi dalam menjalani hidup. Kenangan yang menghangatkan hati kita bisa menjadi cahaya yang menerangi jalan kita saat menghadapi kegelapan dan tantangan hidup. Lagu ini seakan berbisik bahwa dengan menjaga api semangat dalam kenangan indah, kita bisa terus melangkah maju, apapun rintangan yang menghadang.
Namun, lagu ini juga tidak mengabaikan realitas pahit dari kenangan yang menyakitkan. Lirik “Jika ada pedih yang panjang mengikat tubuhmu, percayalah, dunia tak selamanya harus begitu” menjadi pengingat bagi kita semua bahwa tidak ada yang abadi, termasuk rasa sakit. Lagu ini mengajarkan kita untuk tetap optimis, bahwa setelah setiap badai pasti ada pelangi dan masa depan selalu menawarkan kesempatan untuk bahagia.
“Ribuan Memori” mengajak kita untuk merangkul kenangan, baik yang manis maupun yang pahit, sebagai bagian tak terpisahkan dari diri kita. Lagu ini mengajarkan bahwa masa lalu adalah pelajaran dan masa depan adalah kesempatan.
Bagi generasi muda yang sering merasa tertekan oleh harapan dan tantangan hidup, lagu ini menjadi sumber inspirasi untuk tidak pernah menyerah dan selalu percaya bahwa setiap kenangan adalah bagian dari perjalanan menuju masa depan yang lebih cerah dan bermakna.
Kenangan bukanlah penjara yang mengikat, melainkan fondasi yang menguatkan. Mereka adalah bukti bahwa kita telah bertahan, belajar, dan berkembang. Masa lalu adalah guru yang bijaksana, namun jangan biarkan ia menjadi bayangan yang membayangi masa depanmu. Teruslah berjalan, karena setiap langkah membawa kita lebih dekat pada versi diri yang lebih baik.
Bagi sobat Suara USU yang ingin meresapi pesan dari lagu ini, bisa mendengarkannya di platform musik kesukaan kalian.
Redaktur: Duwi Cahya