Oleh: Fatimah Roudatul Jannah
Suara USU, Medan. Dalam kehidupan ini, kita kerap kali disuguhkan dengan kudapan yang tidak sesuai selera, seperti itu pula kedatangan kita sebagai tamu di bumi ini. Sebagai jiwa muda yang tengah berkelana dalam sekelumat kesibukan, tidak bisa dipungkiri ada masanya keraguan meredupkan langkah pasti yang selama ini membara. Mempertanyakan diri kita yang mematung di depan kaca, mengais-ngais penerimaan dan pengakuan hingga ada yang rapuh, seutuh apapun senyum terukir.
Lagu berjudul ‘Malam Tak Berjudul’ yang disenandungkan Monica Christiana lahir bagai magis yang dapat merengkuh hati-hati kecil yang rapuh dalam utuh. Lirik-liriknya yang disuguhkan dengan apik, puitis dan sirat akan makna seakan menyemai perasaan yang kusut dan menjuntai dalam diri yang tidak berani menyuarakan warna-warna perasaan pada siapapun. Bagi Monica lagu ini adalah caranya memberi dekapan terhangat kepada pendengar lagunya di belahan bumi manapun.
Sepasang mata di cermin
Seorang pembohong mahir
Tawanya tak kenal kalah penuhi ruang seisi
Tapi sayang, tidak untuk hari ini
Lirik di atas memberi pemakluman pada diri yang tidak akan selalu baik dan bergembira. Seperti halnya kebahagiaan yang sekejap berganti kesedihan, sebaliknya pula kesedihan dapat tergantikan kebahagiaan di waktu yang akan datang. Maka tidak masalah untuk sejenak menguncup lalu menderai tangis apabila lelah menyerang karena kesedihan adalah teman yang tidak memberi topeng sandiwara untuk kita.
Sebagian besar lirik yang ada dalam lagu ini menggambarkan kehidupan yang memang tidak selalu baik-baik saja. Kadang kita dilucuti dengan kesedihan, kekecewaan, dan rasa takut, yang menggantungi jiwa. Sebagaimana kelahiran adalah suatu peruntungan menggores hidup sebaik mungkin, maka kesempatan dan mimpi-mimpi yang kita bangun adalah anugerah yang mesti kita rawat adanya.
Melalui suaranya yang lembut dan teduh membawakan lirik demi lirik lagu ini, Monica Christiana menegaskan hidup kita tidak akan kehilangan arah dan makna meski tidak semua luka akan terobati dengan sempurna. Sebagai manusia dengan segerombol perasaan dalam jiwa, kita berhak atas senang dan tenang di antara arus hidup yang seakan tidak mengizinkan raga kita menepi. Masih ada malam yang memperbolehkan kita terlelap demi menguap gulungan kusut dalam pikiran dan perasaan.
Seperti cahaya rembulan di langit
Hiasi angkasa dan s’gala jiwa yang sunyi
Dan bila bintang-bintang tak berkenan ‘tuk hadir
Kau masih pantas mimpi indah malam ini
Monica Christiana secara menyentuh berhasil menyampaikan lirik paling menyayat ini hingga dapat menarik perhatian sejak pertama kali kita mendegarnya. Melalui penyampaiannya yang sederhana, Monica meyakinkan pendengar untuk menerima perasaan yang hadir. Sebab sebagaimanapun badai menghadang, kita semua pantas menghabiskan malam tanpa gelisah, kita pantas mewujudkan mimpi kita sesulit apapun aral melintang.
Lagu ini dapat menjadi pilihan bagi Sobat Suara USU untuk didengarkan kala sendu dan keresahan hinggap. Liriknya yang pilu namun menenangkan seakan memberi kita kesempatan mengenali perasaan yang jauh tertanam di lubuk hati. Mendengarkan ‘Malam Tak Berjudul’ sembari mengurai perjalanan diri yang sudah sejuh ini, akan memberi kita representasi baru dalam memandang kehidupan dengan segala lika-likunya.
Redaktur: Evita Sipahutar