Penyesalan dan Keputusan dalam Novel ‘The Midnight Library’

Sumber foto: Pinterest.com

Oleh: Katrin Alina

Suara USU, Medan. “Apakah kau akan melakukan apa pun secara berbeda, kalau kau mendapat kesempatan untuk membatalkan penyesalan-penyesalan-mu?” —kutipan novel ‘The Midnight Library’.

Pernahkah kamu merasakan penyesalan dalam hidup hingga membuat kamu menyerah? Dalam novel ‘The Midnight Library’, Nora Seed juga mengalami pergumulan yang serupa. The Midnight Library adalah sebuah novel bergenre fantasi dan filosofi karya Matt Haig yang terbit pada tahun 2020.

Novel ini mengisahkan tentang perjalanan emosional dan filosofi Nora Seed. Nora Seed, seorang wanita yang merasa hidupnya penuh kegagalan dan tidak diinginkan. Ia merasa putus asa sehingga ia memutuskan untuk bunuh diri. Namun, Nora Seed menemukan dirinya di perpustakaan ajaib antara hidup dan mati.

The Midnight Library mengeksplorasi tema penyesalan, pilihan hidup, dan kebahagiaan sejati melalui perjalanan Nora Seed dalam perpustakaan ajaib. Setiap buku yang ia buka mempresentasikan hidup yang berbeda berdasarkan keputusan yang pernah atau tidak ia ambil.

Melalui perjalanan Nora, The Midnight Library menyampaikan bahwa setiap pilihan hidup membawa risiko dan pelajaran berharga. Salah satu kehidupan yang ia pilih mempertemukannya dengan Hugo, seseorang yang juga mengalami kemungkinan hidupnya. Melalui tokoh Hugo, Matt Haig menyatakan bahwa “Kau bisa menjadi dirimu dalam versi dunia mana pun, tak peduli sekecil apa pun kemungkinannya. Kau hanya dibatasi oleh imajinasimu.” Selain itu, setiap kehidupan yang dicoba Nora juga mengajarkan bahwa tidak ada pilihan yang sempurna—selalu ada konsekuensi yang harus diterima, tetapi dari sanalah makna hidup ditemukan.

Dengan konsep yang unik, novel The Midnight Library menjadikan perpustakaan sebagai metafora untuk kehidupan dan pilihan. Nora Seed berada di perpustakaan ajaib yang isinya buku-buku tentang berbagai versi hidupnya berdasarkan keputusan yang pernah ia ambil. Gaya penulisan Matt Haig sederhana tapi tetap menyentuh, meskipun ada konsep yang rumit seperti multisemesta atau fungsi gelombang kuantum, kita tetap bisa paham tanpa merasa berat. Berasa banget kayak lagi masuk dunia fantasi, tapi tetap dekat dengan kehidupan nyata.

Novel The Midnight Library benar-benar memberikan pengaruh mendalam. Ceritanya mungkin tidak secara langsung related dengan kehidupan kita, tapi saat direnungkan, ada momen-momen dimana pengalaman Nora terasa mirip dengan situasi yang kita alami, terutama penyesalan atas pilihan-pilihan yang kita anggap salah. Kadang, kita terjebak dalam rasa menyesal atau bahkan menyerah karena merasa pilihan itu membawa risiko yang berat. Namun, novel ini mengajarkan bahwa setiap pilihan adalah kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Bahkan saat resolusi atau rencana kita tidak berjalan seperti yang diharapkan, seperti di akhir tahun ini, novel ini mengingatkan bahwa masih ada waktu untuk memperbaiki dan membuat pilihan baru. Tidak perlu terbebani penyesalan atau ekspektasi, karena hidup adalah proses, dan selalu ada peluang untuk memperbaikinya.

Novel ini mendapat banyak ulasan positif dan mendapat penghargaan Goodreads Choice Awards for Fiction pada tahun 2020. Untuk kamu yang sedang mencari bacaan diakhir tahun ini, novel The Midnight Library cocok dijadikan pilihan. Karena selain menawarkan tema yang relevan dengan refleksi hidup dan pilihan, novel ini juga bisa memberikan perspektif baru tentang penyesalan dan kesempatan. Novel The Midnight Library bisa dibaca di berbagai platform, baik dalam bentuk fisik maupun digital. Beberapa platform ykang menyediakan buku ini dalam bentuk digital antara lain Gramedia, Google Play Books, Amazon Kindle, dll.

Redaktur: Afrahul Fadhillah Parinduri 

Related posts

Satire, Ambisi, dan Absurd Sirkus Kehidupan Dalam Novel “O”

Memahami Kisah Mereka yang Telah Tiada dalam Buku “Things Left Behind”

Menemukan Jati Diri dengan Perspektif Psikologi dalam Buku ‘Aku yang Sudah Lama Hilang’