SLR, Pesan Dibalik Kamera Misterius dan Ambisi yang Mendatangkan Teror

Penulis: Zahra Zaina Rusty

Suara USU, Medan. Menjadi seorang mahasiswa dengan penuh ambisi adalah hal yang penting. Kita terus berusaha agar setiap progres dan usaha kita dilakukan dengan semaksimal mungkin, agar tidak ada waktu untuk mengatakan penyesalan di masa mendatang. Namun, terkadang ambisi yang terlalu berapi-api membuat kita tidak fokus akan akibat yang akan ditimbulkan dan kurang memperhitungkan risiko yang menanti. Seperti kisah Dan dalam film SLR.

“SLR” adalah sebuah film horor Thailand dengan genre thriller yang memukau, dirilis pada 7 September 2022 di bioskop Indonesia. Film ini disutradarai oleh Lertsiri Boonmee dan Vutichai Wongnophadol, serta dibintangi oleh aktor muda Nanon Korapat sebagai pemeran utama. Selain keduanya, naskah film ini juga melibatkan Nophand Boonyai, yang berperan sebagai Profesor Em, dan Yutthapong Peerayutthapong. Film ini menyajikan cerita yang penuh ketegangan dan misteri yang membuat penonton terus terjaga di setiap menitnya.

Cerita berfokus pada Dan (Nanon Korapat), seorang mahasiswa jurusan fotografi yang sedang berusaha menyelesaikan tesisnya di bawah bimbingan Profesor Em (On Nophand). Dan sangat bersemangat dengan proyek ini karena dapat membantunya mendapatkan beasiswa ke New York. Bekerja di kota metropolitan itu telah menjadi cita-cita Dan sejak dahulu, ditambah dengan kedua temannya yang telah lebih dulu mendapatkan kesempatan tersebut. Namun, meskipun telah bekerja keras selama bertahun-tahun, proyek akhir miliknya tak kunjung selesai dan hasil jepretan Dan selalu dianggap tidak memuaskan oleh Profesor Em.

Di tengah keputusasaannya, Profesor Em memberikan Dan sebuah kamera SLR, dengan instruksi untuk memotret tujuh orang berbeda dalam waktu 14 hari. Profesor Em meyakini bahwa hasil foto dengan kamera tersebut akan membuat Dan dikenal dunia. Dengan penuh harapan dan semangat, Dan segera memulai pencarian objek foto untuk membuktikan kemampuannya kepada Profesor Em. Namun, masalah mulai muncul ketika Dan mencetak hasil jepretannya dan menyadari ada hal aneh pada foto-foto tersebut.

Foto-foto yang diambil Dan menampilkan sosok-sosok yang tidak ada saat ia mengambil gambar. Kekasihnya, Nam (Cherprang BNK48), memberitahu bahwa kamera SLR tersebut pernah digunakan oleh senior mereka, Jan (Chaleeda Gilbert), yang kini telah meninggal dunia. Tidak hanya Jan, tiga orang lain yang pernah difoto dengan kamera tersebut juga telah meninggal. Meskipun awalnya Dan tidak percaya, lambat laun ia mulai merasakan keanehan dari kamera tersebut.

Dan akhirnya menyadari bahwa SLR yang diberikan Profesor Em bukanlah kamera biasa. Teror dan ancaman dari kamera tersebut membuat Dan berusaha melarikan diri. Bersama Nam dan temannya, Great (Nont Sadanont), Dan mencoba mencari cara untuk menghentikan kutukan yang dibawa oleh kamera tersebut. Ketiganya kemudian berencana untuk mengungkap misteri dibalik SLR dan rahasia yang Profesor Em coba sembunyikan.

SLR berhasil mengemas cerita yang penuh misteri dan ketegangan, mengajak penonton ikut merasakan ketakutan dan kepanikan yang dialami oleh Dan. Setiap adegan berhasil menciptakan atmosfer mencekam yang membuat penonton terus terjaga dan penasaran dengan akhir cerita. Performa akting para pemain, terutama Nanon Korapat, berhasil membawa karakter-karakter dalam film ini hidup dan meyakinkan.

Selain menawarkan ketegangan, SLR juga berusaha menyampaikan pesan dari cerita Dan yang terlalu berambisi untuk beasiswa dan pengakuan, menjadikan ia terlalu terfokus pada tujuannya tanpa mempertimbangkan konsekuensi dari tindakannya. Ambisi yang berlebihan dapat membawa seseorang ke dalam situasi yang berbahaya. Disamping berusaha mengingatkan untuk tetap fokus dan memperhitungkan setiap perbuatan yang kita lakukan, film ini juga menampilkan kerja sama yang baik dari Dan, Nam dan Great. Dukungan dari orang-orang terdekat sangat penting dalam menghadapi situasi sulit dan berbahaya.

Redaktur: Fransiska Zebua

Related posts

Bad Boys: Ride or Die, Kembalinya Duet Ikonik dengan Aksi dan Komedi Lebih Gila

The Pursuit of Happyness, Kisah Inspiratif Penuh Harapan dan Kegigihan

Pendidikan dan Nilai Kemanusiaan dalam Drama Law School