Stress Eating sebagai Strategi Penanggulangan Masalah yang Buruk

Sumber : https://images.app.goo.gl/ZSAUnhMMU2PTh3E7A

Penulis : Nadira Arfan

Suara USU, Medan. Pernahkah Sobat SU merasa dorongan ingin makan saat sedang banyak pikiran? Nah, fenomena tersebut disebut dengan stress eating. Walaupun sebenarnya sedang tidak merasakan lapar, stress eating dapat mendorong keinginan kita untuk makan. Makan karena stres atau stress eating adalah fenomena memilih untuk makan atau makan lebih banyak sebagai respons terhadap stres emosional atau psikologis. Hal ini merupakan respons yang sering terjadi. Fenomena ini memiliki potensi menjadi kebiasaan buruk yang dapat membawa banyak efek negatif.

Dikutip dari alodokter, saat sedang stres tubuh akan mengeluarkan hormon stres yang bernama kortisol. Ketika jumlah hormon ini meningkat, tubuh akan mengalami berbagai efek yang salah satunya adalah peningkatan nafsu makan dan rasa lapar. Bagi beberapa orang, kebiasaan makan buruk ini hadir tanpa sadar. Tidak hanya stres, perasaan seperti sedih, marah, dan kecewa juga dapat menjadi pemicu stress eating.

Berbeda dengan makan karena lapar, makanan yg dikonsumsi saat stress eating sering melibatkan jenis makanan yang memiliki kandungan gula yang tinggi, kalori atau lemak. Porsi yang dikonsumsi juga cenderung dalam jumlah besar, karena dikonsumsi tanpa memikirkan rasa lapar. Beberapa faktor yang memicu fenomena ini yaitu faktor emosional, perubahan hormon, dan pengaruh lingkungan.

Sebagai mahasiswa yang memiliki banyak kegiatan dan kewajiban, tentunya tidak jarang merasa dibawah tekanan. Terutama di masa-masa menjelang ujian tengah atau ujian akhir semester dimana mahasiswa sedang sibuk-sibuknya. Tekanan akademik dan masalah-masalah sosial di lingkungan kampus sering menjadi faktor timbulnya stres. Sehingga, stress eating dapat menjadi salah satu respons dari situasi ini. Jika dibiarkan berlarut-larut, stress eating dapat menimbulkan efek buruk jangka panjang. Seperti meningkatkan risiko timbulnya penyakit obesitas, diabetes, dan hipertensi.

Selain kesehatan fisik, stress eating juga dapat berdampak pada kesehatan mental dan kualitas hidup. Terutama pola makan yang memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan manusia. Jika stress eating sudah menjadi kebiasaan, maka akan lebih sulit untuk menghilangkannya.

Langkah pertama agar fenomena stres eating ini tidak membawa pengaruh ke diri sendiri adalah dengan memiliki stress management yang baik. Temukanlah penyebab dari stres itu sendiri agar dapat mencari solusi untuk mengatasinya. Selain itu, lakukan hal lain sebagai pelampiasan. Beberapa hal menarik yang dapat dicoba seperti membaca atau berolahraga. Namun jika merasa stress eating sudah tidak dapat diatasi sendiri, Sobat SU dapat mencoba untuk meminta bantuan ahli.

Redaktur: Grace Pandora Sitorus

 

Related posts

Ketika Loneliness Menjadi Gaya Hidup Mahasiswa Friendless di Era Digital

Menemukan Autentisitas di Tengah Arus Tren

Doodling Sebagai Kunci Fokus dan Kreativitas dalam Belajar