Oleh: Yulia Tarigan
Suara USU, Medan. Tahun 2024 merupakan tahun yang dihiasi oleh demokrasi dan politik. Pada tahun ini, pergantian pemimpin mulai dari Presiden dan Wakil Presiden, DPR RI, DPRD, DPD, hingga kepala daerah terjadi dari Sabang sampai Merauke. Hal ini tentunya mengundang berbagai partisipasi elemen termasuk suara rakyat yang memegang peranan penting dalam sistem PEMILU berdasarkan LUBERJURDIL.
Dengan maraknya huru-hara dunia politik, Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai agen monitor dalam Pemilihan Umum ini menghadirkan sebuah film edukasi dengan judul “Tepatilah Janji,” sebagai sebuah refleksi menarik terhadap dinamika politik yang seringkali kita jumpai, khususnya dalam konteks pemilihan umum. Film dengan genre komedi ini secara cerdas menyoroti berbagai isu krusial seperti politik dinasti, politik uang, hingga janji-janji kampanye yang seringkali tak terpenuhi.
“Tepatilah Janji” adalah film drama komedi Indonesia yang mengangkat isu politik lokal, khususnya menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada). Film ini berkisah tentang keluarga Ibu Pertiwi (diperankan oleh Cut Mini) yang tiba-tiba terjerumus dalam dunia politik ketika putra tertuanya, Adam (diperankan oleh Bima Zeno), memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai bupati.
Konflik mulai muncul ketika ambisi politik Adam berbenturan dengan nilai-nilai keluarga dan harapan masyarakat. Film ini menyoroti berbagai macam isu yang marak terjadi saat ini, mulai dari politik dinasti, politik uang, hingga janji-janji kampanye yang seringkali tidak ditepati. Dengan sentuhan humor khas Garin Nugroho, film ini berhasil menyajikan potret realitas politik yang dekat dengan kehidupan masyarakat sehari-hari.
Film ini menjadi semacam panggilan bagi generasi muda, khususnya mahasiswa, untuk lebih aktif berpartisipasi dalam proses demokrasi. Beberapa pesan penting yang dapat kita ambil dari film ini antara lain:
- Pentingnya Literasi Politik: Film ini menunjukkan betapa pentingnya memahami seluk-beluk politik. Pemuda harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang sistem politik, calon pemimpin, serta isu-isu yang sedang berkembang. Dengan literasi politik yang baik, kita dapat membuat pilihan yang lebih rasional dan bertanggung jawab.
- Partisipasi Aktif dalam Pemilu: Pemilu bukan sekadar ajang lima tahunan, melainkan sebuah momen krusial untuk menentukan arah masa depan bangsa. Pemuda harus menyadari bahwa satu suara sangat berharga dan dapat mengubah segalanya. Dengan berpartisipasi aktif dalam pemilu, kita turut menentukan pemimpin yang akan membawa perubahan positif.
- Menjadi Pengawas Aktif: Setelah memilih pemimpin, peran pemuda tidak selesai. Kita harus terus mengawasi kinerja pemimpin yang terpilih. Jika pemimpin tersebut tidak menjalankan tugasnya dengan baik atau melanggar janji kampanye, kita berhak untuk menuntut pertanggungjawaban.
- Menjadi Agen Perubahan: Pemuda memiliki energi dan semangat yang tinggi. Kita dapat menjadi agen perubahan dengan terlibat dalam berbagai kegiatan sosial, politik, dan kemasyarakatan. Dengan begitu, kita dapat berkontribusi dalam membangun bangsa yang lebih baik.
“Tepatilah Janji” adalah sebuah film yang berhasil menggabungkan unsur hiburan dan edukasi. Garin Nugroho, sebagai sutradara, berhasil menyajikan cerita yang kompleks dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami. Film ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajak penonton untuk berpikir kritis tentang proses demokrasi dan peran kita sebagai warga negara. Sebagai pemuda, kita memiliki peran yang sangat penting dalam membangun masa depan bangsa. Mari kita gunakan kesempatan yang ada untuk terlibat aktif dalam proses demokrasi dan memilih pemimpin yang benar-benar amanah.
Redaktur: Yuni Hikmah