Oleh: Syalfina Nurzahwa
Suara USU, Medan. Kota Palembang adalah salah satu kota yang berada di Provinsi Sumatera Selatan dan merupakan ibu kota Sumatera Selatan itu sendiri. Kota Palembang memiliki banyak wisata alam dan kuliner. Salah satunya, Palembang memang terkenal dengan sebutan Kota Pempek. Siapa yang tidak mengenal pempek? Makanan yang lezat ini sukses memikat para wisatawan, baik dari luar kota hingga luar negeri. Tapi, apakah kalian tahu? Tak hanya pempek yang menjadi wisata kuliner di Palembang, ada juga salah satu makanan legendaris yang wajib dicoba jika berkunjung ke kota ini. Namanya adalah Kue Maksubah.
Kue Maksubah adalah salah satu kue manis tradisional asal Palembang yang mempunyai cerita di baliknya. Pada masa kerajaan, kue ini merupakan sajian istimewa dan hanya disuguhkan kepada keluarga kerajaan dan pihak istana Kesultanan Palembang. Hanya para bangsawan dan keluarga sultan yang sanggup membuat dan menyajikan kue ini. Terlebih lagi, kue ini hanya disajikan dalam acara-acara penting seperti pernikahan kerajaan hingga hari-hari besar keagamaan karena bahan bakunya, seperti telur bebek, susu kental manis, dan gula, dianggap mewah dan sulit didapatkan pada masa itu.
Teksturnya yang lembut dan rasa manisnya membuat kue ini menjadi kuliner yang layak untuk kalian coba. Banyaknya lapisan-lapisan tipis di dalam kue ini tidak hanya membuat tampilannya terlihat menggiurkan, tetapi juga menghadirkan rasa yang kuat dan kaya pada setiap gigitannya. Dalam pembuatan kue ini diperlukan konsentrasi dan kesabaran yang tinggi karena membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuat setiap lapisannya.
Coba kalian bayangkan, untuk satu lapisan Kue Maksubah ini, kira-kira membutuhkan waktu 5 sampai 10 menit, tergantung pada suhu oven dan ketebalan kue tersebut. Total waktu yang diperlukan dalam pembuatan satu loyang Kue Maksubah ialah 2 hingga 3 jam, tergantung pada jumlah lapisan yang dibuat. Inilah yang menyebabkan harga Kue Maksubah menjadi sedikit mahal. Kue ini biasanya dijual dengan berbagai ukuran. Untuk ukuran kecil, Kue Maksubah biasanya dijual dengan harga 150–200 ribu rupiah. Untuk ukuran sedang, harganya sekitar 250–300 ribu rupiah, sedangkan ukuran besar bisa mencapai 400–500 ribu rupiah, tergantung merek dan tokonya.
Warisan kuliner tradisional Palembang ini memiliki makna mendalam pada budaya Palembang. Para panggong atau juru masak menurunkan kemampuan pembuatan kue lapis khusus ini dari generasi ke generasi untuk melestarikan dan menjaga hidangan ini agar tetap bisa dinikmati oleh generasi-generasi selanjutnya. Keterampilan membuat Kue Maksubah ini diwariskan secara turun-temurun untuk menjaga keaslian resep dan teknik pengolahan yang telah ada sejak lama.
Kue Maksubah bukanlah kue biasa yang bisa disajikan setiap saat karena masyarakat Palembang hanya menyajikan kue ini pada momen-momen tertentu, seperti hari raya. Maka dari itu, kue ini tidak akan pernah absen saat hari raya maupun momen-momen penting lainnya. Salah satu tradisi yang paling unik ialah Kue Maksubah menjadi hadiah dari pasangan pengantin untuk orang tua dan mertuanya. Hal ini mencerminkan filosofi mendalam dari Kue Maksubah sendiri sebagai lambang penghormatan dan penghargaan terhadap figur yang dianggap mulia dalam keluarga.
Kue Maksubah ini bukan hanya menjadi warisan kuliner biasa, tetapi lebih dari itu. Kue ini adalah representasi budaya, media untuk mengekspresikan cinta dan penghormatan, serta menjadi sarana pelestari tradisi yang hidup di antara masyarakat Palembang. Saat kue ini dihidangkan, Kue Maksubah secara tidak langsung menceritakan sejarah, kenangan, dan makna yang mendalam. Kue ini juga menjadi penghubung antara masa lalu dengan masa kini melalui seni kuliner yang indah ini.
Redaktur: Yuni Hikmah
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts sent to your email.