SUARA USU
Uncategorized

Meningkatkan Kepercayaan Diri Pada Anak Panti Asuhan Nazar Indonesia Dalam Pengembangan Karakter Yang Lebih Baik

Penulis: Dina Kathrin Hasibuan

Suara USU, Medan. Menurut Departemen Sosial Republik Indonesia, panti asuhan anak adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab khusus. Tanggung jawabnya adalah untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial pada anak terlantar dengan melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak terlantar. Tempat ini juga memberikan pelayanan pengganti orang tua/wali anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan sosial kepada anak asuh.

Percaya diri adalah kemampuan dalam menyakinkan diri pada kemampuan yang kita miliki atau kemampuan untuk mengembangkan penilaian positif baik untuk diri sendiri ataupun lingkungan sekitar. Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi percaya diri seseorang baik dari faktor eksternal maupun internal.

Peranan seorang Pengasuh Panti Asuhan sangat penting dalam meningkatkan pengembangan karakter dasar bagi anak-anak panti terlebih bagi mereka yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Karena, tanpa seorang pengasuh panti asuhan, anak-anak panti tidak akan mampu untuk memahami pengembangan karakter dasar tadi.

Namun, banyak sekali tantangan yang harus dilalui seorang pengasuh dalam proses pengembangan karakter, seperti kurangnya fasilitas yang ada di panti asuhan, kurangnya tenaga pendidik di panti asuhan, dan banyaknya anak-anak panti yang masih malas untuk belajar, sehingga banyak anak- anak panti yang tidak dapat mengerti membaca, menulis dan berhitung sekalipun mereka sudah duduk dibangku kelas 5 Sekolah Dasar. Dalam kegiatan Praktikum Kerja Lapangan II ini, Saya sebagai mahasiswa Kesejahteraan Sosial Fisip USU berproses dalam meningkatkan karakter anak panti asuhan. Dimana didampingi oleh Supervisor Sekolah yakni, Ibu Mia Aulina Lubis S.Sos, M.Kesos. Supervisior Panti Asuhan  yakni Bapak Laia dan dimonitor oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah yakni Bapak Fajar Utama Ritonga, S.Sos, M.Kessos.

Panti Asuhan Nazar Indonesia merupakan Panti asuhan yang terdapat 20 anak panti yang dimana mereka masih menempuh Sekolah di tingkat Sekolah Dasar (SD) dan tingkat Sekolah Menenah Pertama(SMP) dan 3 Orang Pengasuh. Kegiatan sehari-hari mereka bersekolah dan belajar di rumah serta bekerja sama untuk saling membersihkan Panti. Selama kegiatan PKL kurang lebih 3 bulan, saya banyak belajar tentang apa yang mereka lakukan setiap harinya. Kegiatan saya di panti asuhan adalah memberikan mereka motivasi agar tetap mau belajar dan membantu mereka dalam mengerjakan tugas dari sekolahnya.

Tahapan Group Work yang bersifat general diantaranya sebagai berikut :

Assesment

Assessment adalah suatu proses pemahaman tentang masalah sebagai dasar untuk melakukan tindakan pertolongan dan pemecahan masalah pada klien. Menggali masalah menggunakan metode FGD (Focus Group Discussion).Disini saya melakukan pendekatan untuk lebih awal supaya lebih efesien untuk melakukan tahapan selanjutnya dan lebih terstruktur.

Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan strategi dalam menyelesaikan masalah klien. Dalam hal ini saya mengajak anak anak panti untuk bercerita  dengan menggunakan bahan yang saya siapan karena diantara mereka masih belum mau untuk bercarita secara langsung sehingga mereka tidak malu untuk mencertiakan apa yang mereka alami.

Intervensi

Intervensi adalah tahap dalam pelaksanaan program pertolongan yang diberikan pekerja sosial dalam menyelesaikan masalah pada anak panti asuhan. Mulai mengajak anak-anak panti untuk belajar mencari jalan keluar dari suatu masalah yang mereka alami, dan saya juga mengajak mereka untuk belajar dikarenakan banyak anak-anak panti yang tidak mampu untuk mengerjakan tugas sekolah mereka dengan sendiri dan butuh pendampingMengedukasi anak anak panti asuhan dengan menunjukkan beberapa film tentang bagaimana meningkatkan kepercayaan diri pada usia seperti mereka saat ini dan mereka yang minder sebagai anak panti asuhan yang meresa terasingkan dari teman – teman nya yang lain.

Terminasi

Terminasi adalah tahap pemutusan hubungan dengan klien ketika tujuan diinginkan sudah terpenuhi. Pada tahapan ini tujuan yang sama bahwa mereka harus mampu percaya diri di lingkungan masyarakat , sekolah dan rumah. Untuk itu saya meminta kepada anak-anak panti untuk mau menceritakan kembali pengembangan diri mereka masing-masing, dan juga anak-anak panti yang tadinya tidak tau membaca karena ketekunannya mau belajar membaca, dan akhirnya tercapai tujuannya.melaukan pemutusan hubungan dengan klien dan memberikan penghargaan kepada klien.

Melakukan pendekatan dengan tahapan-tahapan diatas kepada anak panti bukanlah hal yang singkat, akan tetapi saya harus lebih aktif supaya mereka mau berbaur dan tidak tertutup untuk mau mengeskpresikan dirinya di depan orang lain, saya awali dengan memperkenalkan diri dan saya juga meminta mereka memperkenalkan dirinya masing-masing. Saya juga menyiapkan gambar untuk mereka warnai agar mereka tidak bosan untuk mengerjakan tugasnya setiap hari. Saya juga menyiapkan poster yang berjudul “ 4 Tips Meningkatkan kepercayaan diri” Yang berisi :

  1. Mengenali dirimu sendiri
  2. Mengasah kemampuan dan keterampilan diri sendiri
  3. Beradaptasi dan mampu menghadapi rasa takut
  4. Mengemukakan pendapat dan mengekspresikan diri sendiri

Tujuan dari isi poster saya ini, mengharapkan mereka untuk tidak Minder dan malu untuk mau bergaul dengan teman-teman nya yang lain karena pada dasarnya kita sama-sama untuk saling menghargai satu sama lain.

Saya sebagai Praktikan mengucapkan terimakasih banyak kepada Supervisor sekolah karena telah membimbing saya 3 bulan selama kegiatan PKL II ini berlangsung dan saya berterima kasih juga kepada bapak/ibu , pengurus panti  serta adik-adik Panti Asuhan Nazar Indonesia yang ikut membantu saya dalam menyelasikan kegiatan Praktek Kerja Lapangan II ini dengan penuh rasa sukacita dan selama 3 bulan ini juga banyak sekali tantangan yang saya dihadapi . Tidak hanya tantangan yang datang dalam diri sendiri, akan tetapi banyak tantangan yang datang dari orang luar juga. Seperti saat proses pembelajaran di panti, anak-anak panti masih banyak yang tidak tertib dalam proses pembelajaran dikarenakan anak-anak panti hanya taat kepada Pengasuh Panti. Dan banyak juga di antara mereka yang belum mengenal huruf dan belum bisa membaca dikarenakan mereka masih bermalas-malasan untuk belajar.

Akan tetapi, dengan banyaknya tantangan tidak mengurangi semangat saya dalam menjalani kegiatan PKL II. Kegiatan Praktikum Kerja Lapangan II ini memberikan saya pengalaman yang sangat berharga, karena melatih diri saya dan juga mental saya untuk mau berproses di dalam membantu anak-anak panti asuhan dalam menumbuhkan rasa semangat dan meningkatkan kepercayaan diri mereka.

 

Redaktur: Anggie Syahdina Fitri


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Metode Silent Reading dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa

redaksi

Lelah Berada di Ruang Lingkup Narkoba, Pecandu Inisial F Memiliki Inisiatif untuk Memperbaiki Diri

redaksi

Menilik Budaya dalam UKM U.L.O.S

redaksi