Oleh: Yulia Tarigan
Suara USU, Medan. Semester hampir berakhir dan hawa Ujian Akhir Semester (UAS) semakin terasa. Seperti tradisi yang sudah mendarah daging, mahasiswa di berbagai penjuru mulai merasakan tekanan yang luar biasa. Namun, satu fenomena yang tak pernah absen adalah lonjakan tugas-tugas yang semakin “ganas”. Mengapa ini terjadi? Apa yang menyebabkan para dosen seolah kompak menambah beban tugas di saat menjelang UAS?
Alasan pertama yang mendasari banyaknya tugas menjelang UAS adalah puncak kurikulum. Di akhir semester, banyak mata kuliah yang sampai pada materi-materi inti dan penting. Para dosen berupaya memastikan bahwa semua materi tersebut sudah dipahami dengan baik oleh mahasiswa sebelum ujian dimulai. Tugas-tugas tambahan sering kali dirancang untuk memperdalam pemahaman dan memberi kesempatan lebih bagi mahasiswa untuk menerapkan teori yang telah dipelajari. Namun, ini sering kali membuat mahasiswa merasa terbebani karena harus mempersiapkan UAS sekaligus menyelesaikan tugas-tugas akhir.
Tugas-tugas akhir juga berfungsi sebagai evaluasi pembelajaran. Tidak semua jenis penilaian bisa tercakup dalam bentuk ujian tertulis. Misalnya, proyek kelompok, presentasi, atau laporan penelitian memberikan perspektif yang lebih komprehensif tentang kemampuan mahasiswa. Dosen memanfaatkan tugas ini untuk mengevaluasi aspek-aspek yang mungkin sulit diukur hanya dengan ujian. Bagi mahasiswa, ini berarti beban tambahan yang harus diatasi di tengah persiapan UAS.
Kemudian, membantu mengurangi beban ujian. Meskipun terdengar kontradiktif, penambahan tugas menjelang UAS sebenarnya bisa membantu mengurangi beban saat ujian. Dengan membagi penilaian ke dalam beberapa komponen seperti tugas harian, proyek, dan ujian akhir, tekanan yang dirasakan mahasiswa saat menghadapi UAS bisa berkurang. Namun, dalam praktiknya, banyak mahasiswa justru merasa kewalahan karena mereka harus membagi fokus antara menyelesaikan tugas-tugas dan mempersiapkan ujian.
Selain itu, tugas yang diberikan di akhir semester sering kali bertujuan untuk mengembangkan keterampilan non-akademis seperti manajemen waktu, kemampuan bekerja dalam tim, dan keterampilan komunikasi. Misalnya, tugas kelompok mendorong mahasiswa untuk berkolaborasi, sementara presentasi membantu meningkatkan kemampuan berbicara di depan umum. Meskipun bermanfaat, tugas-tugas ini bisa menjadi tambahan tekanan bagi mahasiswa yang juga harus mempersiapkan UAS.
Mahasiswa yang sedang mempersiapkan UAS namun harus mengerjakan tugas sering kali menghadapi tantangan besar. Perasaan terbebani adalah hal yang umum, dan stres bisa mengganggu konsentrasi serta produktivitas.
Meskipun tugas-tugas menjelang UAS sering kali terasa membebani, mereka memiliki tujuan yang jelas dan penting dalam proses pembelajaran. Mahasiswa yang harus membagi perhatian antara tugas dan persiapan UAS dihadapkan pada tantangan besar, namun dengan strategi yang tepat, situasi ini bisa dihadapi dengan lebih bijak dan efektif. Ingatlah bahwa semua usaha dan kerja keras ini pada akhirnya akan membawa manfaat jangka panjang dalam perjalanan akademis dan kariermu. Semangat dan sukses menghadapi UAS Sobat SU!
Redaktur : Balqis Aurora
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.