Berlangsungnya PMM 4 : Begini Tanggapan Mahasiswa PMM Inbound USU Terkait Fasilitas USU

Reporter: Halim/Merry/Jenni/Betania
Suara USU, Medan. Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Batch 4 di USU telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir, menarik minat banyak mahasiswa karena memberikan kesempatan untuk belajar di universitas lain. USU menjadi salah satu universitas tujuan PMM yang diminati oleh mahasiswa untuk pertukaran pelajar.

Program ini dirancang untuk membuktikan sejauh mana kualitas universitas dan mahasiswanya, bukan hanya sebatas pada kertas. Untuk menguji hal ini, mahasiswa harus langsung merasakan dan melihat fakta di lapangan. Salah satu aspek yang mencolok adalah fasilitas universitas tujuan. Bagaimana tanggapan mahasiswa PMM Inbound USU terhadap fasilitas di USU?

Meskipun USU menduduki peringkat 12 universitas terbaik di Indonesia dalam THE WUR 2023, beberapa mahasiswa PMM mengungkapkan bahwa fasilitas di USU masih jauh dari harapan. Ada keluhan tentang kondisi bangunan, fasilitas ruangan kelas yang kurang memadai, dan transportasi publik yang terbatas.

Beberapa mahasiswa PMM Inbound USU mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap kondisi fasilitas di USU. Rifaat Farhan, mahasiswa dari Universitas Diponegoro (UNDIP) saat ini sedang mengikuti pembejalaran di FISIP USU menyatakan bahwa ekspektasinya tinggi terhadap USU, tetapi realitas di lapangan mengecewakan. “Sebagai Mahasiswa UNDIP ekspektasi aku terhadap USU ini cukup tinggi ya, karena kan kalo gak salah tahun ini itu USU masuk top 12. Aku pikir fasilitas, lingkungan akademik, dan cara pengajarannya itu sebelas dua belaslah sama UNDIP, cuma pas aku udah nyampe disini sedikit syok aja sih, agak lumayan jauh dari realita,” ucapnya

Hal serupa juga diungkapkan oleh Insan Kamil, mahasiswa dari Universitas PGRI Semarang, yang menemukan bahwa beberapa fasilitas di USU masih kurang memadai. “USU kan levelnya udah PTN-BH, juga salah satu universitas terbaik di luar pulau Jawa, aku kira untuk bangunannya tuh udah bagus semua, cuma pas aku masuk ternyata di Fakultas Teknik sendiri masih ada bangunan yang kurang layak. Aku kira Cuma hanya di Fakultas Teknik, ternyata di fakultas lainya juga,” ujarnya.

Kritik tidak hanya terbatas pada kondisi fisik bangunan, tetapi juga mencakup fasilitas ruangan kelas yang kurang memadai, seperti penggunaan kursi kayu yang sudah rusak dan pendingin ruangan (AC) yang tidak berfungsi. Bahkan, fasilitas publik seperti Bus Lintas USU (Linus) juga dinilai kurang memadai, dengan hanya dua unit yang beroperasi untuk jumlah mahasiswa yang sangat banyak. Meskipun demikian, beberapa mahasiswa juga mengapresiasi beberapa fasilitas seperti perpustakaan yang lengkap dan beberapa sarana transportasi yang membantu.

Namun, yang menarik perhatian adalah adanya kesenjangan antar fakultas di USU. Mahasiswa menemukan bahwa kondisi fasilitas di satu fakultas mungkin sangat baik, sementara fakultas lain mungkin mengalami kekurangan yang signifikan. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan keseragaman fasilitas di seluruh fakultas di USU.

Meskipun terdapat beberapa kekurangan, beberapa mahasiswa tetap mengapresiasi pengalaman mereka selama mengikuti program PMM di USU. Namun, mereka berharap bahwa kedepannya fasilitas-fasilitas yang kurang memadai tersebut dapat diperbaiki untuk meningkatkan kenyamanan dan pengalaman belajar bagi seluruh mahasiswa. “Mengenai fasilitas di USU menyoroti pentingnya evaluasi dan perbaikan terus-menerus dalam upaya menuju status universitas yang lebih baik. Meskipun memiliki reputasi yang tinggi, USU harus terus berusaha untuk memperbaiki fasilitasnya agar sesuai dengan standar yang diharapkan oleh mahasiswa dan masyarakat luas,” ucap salah satu mahasiswa yang sedang mengikuti PMM di USU.
Redaktur: Khaira Nazira

Related posts

Perayaan Ulang Tahun Suara USU ke-29, Berkolaborasi Membangun Rasa Kekeluargaan

Mengangkat Tema Mobile Reporting, PJTD Suara USU 2024 Disambut Antusias oleh Peserta

GMKI FH USU Menyelenggarakan Kegiatan Pengabdian Masyarakat Dengan Tema Love With Deeds