Dampak Media Sosial Pada Konsep Penerapan Nilai Pancasila di Kalangan Remaja

Oleh: Rasika Pratigya/Sherina Ayu Putri Saragih/Zahrah Syahirah Nasution/Frito Radestya. S/Abi Rashad Harahap/Catherine Keira Damanik

Suara USU, Medan. Media sosial adalah platform digital yang memungkinkan pengguna untuk membuat, berbagi, dan berinteraksi dengan konten serta berkomunikasi satu sama lain. Dalam beberapa tahun terakhir, media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, mempengaruhi cara kita berkomunikasi, bekerja, dan berinteraksi dengan dunia di sekitar kita. Media sosial merupakan media yang memberikan fasilitas bagi para penggunanya untuk melakukan komunikasi dan membagikan konten tanpa ada batasan ruang dan waktu.

Media sosial telah menjadi salah satu fenomena paling signifikan di era digital saat ini, terutama di kalangan remaja. Dengan kemajuan teknologi yang pesat, platform-platform seperti Instagram, TikTok, Facebook, dan Twitter memungkinkan individu untuk berinteraksi, berbagi, dan menciptakan konten dengan cepat dan luas. Kehadiran media sosial tidak hanya mengubah cara komunikasi antar individu, tetapi juga memengaruhi cara orang memahami dan mengekspresikan nilai-nilai yang mereka anut. Bagi remaja, yang sedang berada dalam fase perkembangan identitas dan pembentukan nilai, media sosial dapat berfungsi sebagai ruang belajar, berekspresi, dan berinteraksi dengan lingkungan sosial yang lebih luas.Fenomena ini mengindikasikan adanya potensi perubahan dalam cara remaja memaknai dan menginternalisasi nilai-nilai Pancasila akibat pengaruh media sosial. Media sosial dapat menjadi alat yang efektif dalam menyebarluaskan dan mendiskusikan nilai-nilai tersebut, namun juga berpotensi menimbulkan dampak negatif, seperti penyebaran informasi yang salah, ujaran kebencian, dan perilaku intoleran. Oleh karena itu, penting untuk melakukan penelitian yang mendalam mengenai dampak media sosial terhadap penerapan nilai-nilai Pancasila di kalangan remaja.

Perkembangan internet dan media sosial memiliki dampak yang sangat besar dalam berbagai bidang kehidupan. Pengguna media sosial terdiri atas anak-anak, remaja, dan orang dewasa.. Laporan Status Literasi Digital Indonesia 2021 yang dirilis kementrian komunikasi dan informatika bersama Katadata Insight Center (KIC) menyatakan bahwa WhatsAap menjadi aplikasi media sosial yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia dengan presentasi mencapai 98,07 persen. sedangkan menurut laporan We Are Social dan Hootsutite 2003, menempatkan Facebook sebagai platform media sosial yang paling banyak digunakan secara global.

Media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan TikTok sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari para pelajar saat ini. Meskipun media sosial memiliki banyak manfaat, penting bagi orang tua, guru, dan pelajar sendiri untuk memahami dampaknya pada kehidupan remaja. Berikut dampak positif dan negatif dari media sosial pada remaja.

Dampak positif media sosial pada remaja antara lain :

1. Bisa dimanfaatkan sebagai media promosi/iklan dan informasi.

2. Sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3. Dapat belajar mengembangkan keterampilan teknis dan sosial

4. Memperluas jaringan pertemanan.

5. Situs jejaring sosial membuat anak dan remaja menjadi lebih bersahabat, perhatian, dan empati terhadap satu dengan yang lainnya.

6. Sebagai media pertukaran data dan informasi.

7. Sebagai media untuk mencari informasi atau data .

8. Kemudahan memperoleh informasi.

Media sosial berdampak positif bagi remaja dalam penerapan Pancasila, terutama dalam membentuk rasa persatuan dan toleransi. Melalui media sosial, remaja dapat berinteraksi dengan berbagai kelompok, mengenal keberagaman, dan belajar menghargai perbedaan. Konten yang mengedukasi tentang nilai-nilai kemanusiaan, keadilan sosial, dan musyawarah juga sering mereka temui, mendorong pemahaman lebih dalam terhadap Pancasila. Selain itu, platform ini memberikan ruang bagi remaja untuk berpartisipasi dalam diskusi publik, memupuk sikap kritis dan rasa tanggung jawab terhadap masyarakat.

Namun, di sisi lain media sosial dapat memberikan dampak negatif, terutama jika digunakan secara berlebihan atau tidak bijak.

Dampak negatif media sosial pada remaja antara lain :

1. Kecanduan.

2. Berkurangnya perhatian terhadap keluarga.

3. Tergantikannya kehidupan sosial.

4. Tersebarnya data penting yang tidak semestinya.

5. Membuat prestasi pelajar semakin menurun.

6. Tumbuhnya sikap hedonisme dan konsumtif.

7. Lebih banyak menghabiskan waktunya di depan komputer.

8. Dapat menyebabkan kerusakan fisik pada tubuh.

9. Berkurangnya kemampuan sosial dan membaca bahasa

10. Kejahatan dunia maya (cyber crime).

11. Pengetahuan tentang seluk beluk berkomunikasi di kehidupan nyata kurang.

12. Lebih mementingkan diri sendiri.

13. Sulit membedakan antara berkomunikasi di situs jejaring sosial dan dunia.

14. Pornografi.

15. Penipuan.

16. Carding.

17. Perjudian.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, sebagai teknologi komunikasi yang sangat populer di Indonesia, media sosial memiliki dampak yang signifikan terhadap nilai-nilai Pancasila. Di satu sisi, media sosial berfungsi sebagai alat yang efektif untuk menyebarkan informasi, memfasilitasi pertukaran gagasan, serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam aktivitas politik dan sosial. Namun, di sisi lain, media sosial juga membawa dampak negatif yang tidak dapat diabaikan. Penyebaran informasi yang tidak akurat atau palsu dapat mengganggu pemahaman masyarakat dan memicu konflik antar kelompok dengan pandangan yang berbeda. Oleh karena itu, untuk mengatasi tantangan ini dan meminimalkan dampak negatif media sosial, diperlukan upaya yang komprehensif untuk meningkatkan literasi media di kalangan masyarakat. Pendidikan yang mendorong penggunaan media sosial secara positif dan bertanggung jawab sangat penting agar pengguna dapat lebih bijaksana dalam mengelola informasi. Pengembangan keterampilan kritis dalam mengevaluasi informasi yang diterima dapat membantu masyarakat 43 untuk membedakan antara informasi yang valid dan yang tidak. Selain itu, penting bagi lembaga pendidikan untuk memasukkan pendidikan media ke dalam kurikulum mereka, sehingga generasi muda dapat lebih siap menghadapi tantangan yang dihadapi dalam era digital ini.

Artikel ini adalah publikasi tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dengan Dosen Pengampu Onan Marakali Siregar, S.Sos., M.Si.

Redaktur: Khalda Mahirah Panggabean 

Related posts

Operasi Pasar Murah PT Pos Indonesia Bantu Warga Menyambut Ramadhan

Mahasiswa USU Terpilih Sebagai Peserta INSPIRE 2025

Mahasiswa KSE USU Gelar Gerakan Pungut Sampah di Taman Cadika