Reporter: Vimelia Hutapea
Suara USU, Medan. Mahasiswa Program Studi Sastra Melayu dan mahasiswa Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU) Upacara Adat Melayu Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara menggelar acara Praktik Bersanding di Gedung Pagelaran Fakultas Ilmu Budaya. Acara ini berlangsung secara tertutup dengan tema “Jejak Tradisi: Menggali Makna Upacara Adat Melayu” sebagai bentuk penghormatan terhadap keberagaman tradisi di tengah perkembangan zaman.
Ketua panitia, Muhammad Fajri Saputra, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan menggali makna dari setiap tahapan upacara adat Melayu, khususnya prosesi Adat Bersanding, yang sering kali disaksikan namun jarang dipahami secara mendalam. “Melalui praktik ini, kami berharap mahasiswa dapat memahami makna dari setiap prosesinya dan tidak lagi buta terhadap budaya sendiri,” ujarnya.
Dosen pengampu mata kuliah, Prof. Dra. Rozanna Mulyani, MA., menyampaikan harapannya agar acara ini dapat menjadi agenda tahunan yang berkesinambungan. “Anak muda perlu mengenal budaya sendiri lebih dalam, baik melalui prosesi seperti hempang, nasi hadap-hadapan, tepung tawar, hingga peran telangkai yang sangat penting dalam upacara adat,” tuturnya.
Acara dihadiri oleh Kepala Program Studi Sastra Melayu, Dra. Mardiah Mawar Kembaren, Ph.D., beberapa dosen Fakultas Ilmu Budaya, alumni Sastra Melayu, dan tamu undangan lainnya. Kegiatan dimulai dengan pembukaan oleh pembawa acara, doa bersama, sambutan, serta prosesi hempang yang dibawakan oleh tiga telangkai di halaman gedung.
Meskipun hanya dihadiri oleh mahasiswa penyelenggara dan tamu undangan, acara ini berhasil merepresentasikan kekayaan tradisi Melayu. Muhammad Fajri menambahkan harapan agar kegiatan serupa di masa depan dapat dibuka untuk umum, sehingga masyarakat luas dapat menyaksikan langsung dan memahami nilai-nilai luhur budaya Melayu.
Redaktur: Feby Simarmata