Mengembangkan Potensi Anak Berkebutuhan Khusus, Kejar Mimpi Medan adakan Kejar Mimpi Kreatif di Rumah Difabel Sharaswaty

Reporter: Reinhard Halomoan

Suara USU, Medan. Kejar Mimpi Medan telah mengadakan “Kejar Mimpi Kreatif” pada hari Minggu (26/1/2025) di Rumah Difabel Sharaswaty. Dalam kegiatan ini, Kejar Mimpi Medan turut berkolaborasi bersama Novo Club Region 7 Medan. Acara ini diisi dengan berbagai kegiatan menarik untuk mengembangkan kreativitas anak-anak disabilitas di sana. Seluruh anak-anak binaan Rumah Difabel Sharaswaty terlihat antusias dalam kegiatan kreatif ini.

Acara dimulai dengan kata sambutan dari pemilik Yayasan Khadidjah Sharaswaty Indonesia, Dewi Diningrat. Kata sambutan juga diberikan oleh Ketua Kejar Mimpi Medan, Alfi Sahry. Setelah itu, anak-anak diajak untuk membuat ecoprinting dan desert box bersama anak-anak di yayasan tersebut. Dalam membuat ecoprinting, anak-anak tersebut turut berlomba-lomba untuk menghasilkan karya ecoprinting yang terbaik. Acara kemudian ditutup dengan icebreaking dan penilaian hasil karya ecoprinting masing-masing anak.

Alfi Syahry, selaku ketua Kejar Mimpi Medan menyampaikan bahwa terdapat tantangan tersendiri dalam mengadakan acara di Rumah Difabel Medan. “Memang di awal kita buat event ini, kita gatau nih gimana kondisi sebenarnya teman-teman difabel ini. kita gatau gimana cara mereka bekerja. setelah kita survei dan komunikasi dengan ibu ini, wah sulit juga. Oleh karena itu kita ambil kegiatan yang tidak ribet namun bermakna, yaitu pembuatan ecoprinting dan desert box“, ujar Alfi. Alfi juga menyampaikan bahwa pihak Kejar Mimpi Medan tidak akan tertutup untuk peluang kolaborasi lainnya dengan Rumah Difable Sharaswaty.

Dewi Diningrat, selaku pemilik Yayasan Khadidjah Sharaswaty Indonesia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada tim Kejar Mimpi Medan. Selain itu, Dewi juga menjelaskan tentang beberapa program Rumah Difabel Sharaswaty untuk mengembangkan potensi anak berkebutuhan khusus. “Ada dua program, yang pertama eksplorasi difabel mandiri, yang kedua adalah inkubasi difabel preneur. Jadi, seluruh penyandang disabilitas harus mampu menjadi difable yang mandiri. Disabilitas adalah penyandang disabilitasmya, tetapi difabel ada different ability—nya. Jadi kalau mereka dikasih ruang, mereka bisa sama seperti kita namun dengan kemampuan yang berbeda,” jelas Dewi. Dewi juga menyampaikan bahwa pihaknya selalu terbuka dengan segala bentuk kerja sama dengan pihak lain. “Syaratnya no basa basi, yes aksi, no pencitraan, yes pakai cinta”, tutupnya.

Redaktur: Khalda Mahirah Panggabean

Related posts

Buntut Pengesahan RUU TNI, Aksi Kamisan Kritisi Supremasi Sipil

Relokasi Tiada Akhir, Pedagang Buku Bekas Medan Menuntut Kepastian

Sosialisasi QRIS Bank Indonesia di Festival Pesona Ramadhan Gempita Rasa