Oleh: Jesika Yusnita Laoly
Suara USU, Medan. Di tengah dunia yang penuh standar nggak jelas, kita pasti sering mikir, “Harusnya aku lebih ini, lebih itu.” Hal ini sering bikin kita lupa kalau jadi diri sendiri itu udah lebih dari cukup. Kita lupa ingat untuk nggak perlu ribet atau ambil pusing sama ekspektasi orang lain, karena kita cukup jadi diri kita sendiri aja. Nah, hal inilah yang ingin disampaikan oleh Ada Pasternak lewat lagunya berjudul Perfectly Imperfect.
Lewat lagu Perfectly Imperfect, Ada Pasternak seakan ingin memeluk kita dari semua kekhawatiran, ketakutan dan kejenuhan yang mungkin sedang kita alami. Kenapa? Karena lagu ini seakan mau bilang, “Udah, santai aja. Kamu nggak perlu jadi sempurna buat bahagia.” Terlebih, Ada Pasternak dengan suaranya yang lembut dan merdu juga seolah mengajak kita buat lebih menghargai diri sendiri, nggak peduli seberapa besar kekurangan yang kita punya. Ada Pasternak lewat lagu ini akan membuat kamu ngerasa punya teman baik yang selalu ada buat bilang, “Hei, kamu itu berharga, apa adanya.”
Bisa dibilang lagu ini seperti cerita jujur kita soal pergulatan batin yang mungkin sering kita rasain, tapi jarang kita omongin. Dimana, bisa kita lihat lirik lagu pada bait awal seperti “I hate that I am so lazy when I wake up at noon” dan “I see that all my friends are following their dreams. But I’m just stuck here laying in bed.” Ada Pasternak ngegambarin rasa frustrasinya karena kebiasaan bangun siang dan nunda-nunda hal penting. Dia ngerasa stuck, apalagi saat liat teman-temannya udah mulai ngejar mimpi masing-masing. Bagaimana, relate?
Terus, bagian lirik “I don’t like my short legs, and I never brush my hair,” terkesan simple ya, tapi maknanya dalam. Ia menunjukkan kalau dia sadar ada hal-hal tentang dirinya yang nggak sesuai sama standar ‘ideal’. Tapi bukannya nge-judge diri sendiri terus-terusan, dia belajar buat nerima semuanya sebagai bagian dari siapa dirinya. Pesannya? Kita nggak perlu sempurna buat jadi berharga. Kekurangan itu justru bikin kita manusiawi.
Lalu, pada bagian lirik “Sometimes I feel so stupid when I cry all the time” nunjukin momen di mana Ada ngerasa rapuh dan mungkin malu karena emosinya sendiri. Tapi ini juga ngingetin kita kalau merasa sedih atau nangis itu wajar banget. Kadang, ekspresi emosi kayak gini yang bikin kita lebih jujur sama diri sendiri. Dia kayak bilang, “Nggak apa-apa kok jadi orang yang emosional, itu bagian dari diri kita.”
Selain itu ada juga lirik “We’re not meant to be perfect, we’re meant to be whole.” Ini kuat banget. Pesan ini kayak ngasih tamparan halus buat kita yang sering ngejar kesempurnaan. Intinya, hidup itu nggak tentang jadi sempurna, tapi tentang nerima diri kita apa adanya dan jadi utuh. Dia ngingetin kalau jadi manusia itu soal proses, soal belajar mencintai diri sendiri walaupun ada kekurangan di sana-sini.
Terus di bagian reff, “I’m learning to like myself, just the way I am,” Ada benar-benar menonjolkan perjalanan self-love yang nggak instan. Dia nggak bilang langsung mencintai diri sendiri, tapi “learning” alias belajar pelan-pelan. Ini nunjukin kalau menerima diri apa adanya itu proses yang butuh waktu, dan itu nggak apa-apa.
Kemudian, “I’m perfectly imperfect, and now I know I’m worth it” jadi semacam deklarasi bahwa dia akhirnya sadar kalau dia tetap berharga, meski nggak sempurna. Pesan ini ngasih kekuatan buat kita yang sering merasa nggak cukup baik. Reff ini kayak anthem pengingat bahwa kita nggak harus jadi sempurna buat merasa pantas dicintai, kita cukup dengan versi diri kita yang sekarang.
Dan inilah alasan kenapa lagu Perfectly Imperfect dari Ada Pasternak, bukan hanya sekedar lagu yang cuma enak didengar, tapi juga terasa personal. Lagu Perfectly Imperfect bukan sekadar musik, tapi sebuah pelukan virtual dari Ada Pasternak buat siapa pun yang butuh diingatkan kalau jadi diri sendiri itu udah cukup. Jadi, buat Sobat Suara USU yang mungkin saat ini merasa kurang atau nggak percaya diri, coba deh dengerin lagu Perfectly Imperfect dari Ada Pasternak di platfrom musik kesayangan kamu!
Redaktur: Yuni Hikmah