Rendahnya Kualitas SDM Indonesia, Bukti Gagalnya Investasi pada Bangsa

(Sumber: yoursay.id)

 

Oleh: Nataly Princess br Tarigan

Suara USU, Medan. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset berharga bagi setiap negara, termasuk Indonesia. Rendahnya Kualitas SDM di Indonesia masih menjadi masalah utama di Indonesia. Masalah ini terutama terjadi di kalangan masyarakat dengan tingkat kesejahteraan rendah. Melansir dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk di Indonesia pada pertengahan tahun 2024 mencapai 281,6 juta jiwa. Menjadikannya sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia. Sementara itu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia tahun 2024 mencapai 75,02, meningkat 0,85 persen dari tahun sebelumnya. Umur harapan hidup saat lahir mengalami peningkatan sebesar 0,30 persen, diikuti oleh harapan lama sekolah yang naik 0,46 persen. Selain itu, rata-rata lama sekolah meningkat 0,91 persen, sementara pengeluaran riil per kapita per tahun mengalami kenaikan sebesar 3,71 persen.

Meskipun jumlah penduduk dan Indeks pembangunan manusia di Indonesia mengalami peningkatan, jumlah sumber daya manusia rendah masih cukup banyak. Provinsi dengan IPM terendah pada tahun 2024 adalah Papua Pegunungan, dengan angka sebesar 54,43. Salah satu faktor utama yang menyebabkan rendahnya kualitas SDM di Indonesia adalah pendidikan yang kurang berkualitas.

Dikutip dari Data Angka Partisipasi Sekolah (APS) Indonesia mengalami peningkatan pada APS untuk usia 7-12 tahun mencapai 99,16%, yang berarti sekitar 99 dari 100 anak dalam kelompok usia ini masih bersekolah, usia 13-15 tahun APS mencapai 96,1%, usia 16-18 tahun mencapai 73,42%, dan usia 19-23 tahun mencapai 28,96%. Data ini menunjukkan tingkat partisipasi sekolah di Indonesia cenderung menurun seiring bertambahnya usia.

Meskipun APS pada usia 7-12 tahun hampir mencapai 100 persen, angka ini menurun signifikan pada kelompok usia yang lebih tinggi, terutama pada usia 19-23 tahun. Penurunan ini menunjukkan tidak semua SDM Indonesia mendapatkan hak pendidikannya hingga pendidikan tinggi. Dikutip dari Kompas.com Indonesia tahun 2024 berada di peringkat ke-63 dalam populasi masyarakat paling berpendidikan dari total 89 negara yang diriset. Untuk kategori penduduk yang berpendidikan, Indonesia tertinggal jauh dari Malaysia yang berada di peringkat ke-45. Ini disebabkan oleh kurangnya alokasi dana dan fasilitas yang memadai, kurikulum sering berubah dan tidak relevan, serta minimnya pelatihan bagi guru dan tenaga pendidik.

Dalam meningkatkan kualitas SDM, aspek kesehatan juga memegang peranan penting. Kesehatan yang baik menjadikan individu untuk belajar, bekerja, dan berkontribusi secara optimal dalam masyarakat. Faktor yang menghambat kesehatan di Indonesia adalah pola hidup masyarakat itu sendiri. Kebiasaan seperti merokok, pola makan tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko penyakit tidak menular. Selain itu, kondisi lingkungan yang buruk seperti sanitasi yang tidak memadai dan akses terbatas ke air bersih. Kekurangan sarana dan prasarana BPJS di Indonesia juga menjadi salah satu tantangan serius dalam menjalankan program jaminan kesehatan nasional.

Terdapat disparitas infrastruktur antara daerah perkotaan dan pedesaan yang menyebabkan minimnya atau bahkan tidak adanya sarana kesehatan di daerah terpencil dan pedalaman. Distribusi fasilitas kesehatan yang tidak merata dan keterbatasan tenaga medis di daerah terpencil menghambat akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan berkualitas.

Menurut laporan indeks pelayanan kesehatan majalah CEO world edisi 2024, Indonesia berada pada peringkat ke-39 dari 110 negara dengan skor layanan kesehatan 42,99. Salah satu masalah utama dalam pelayanan kesehatan di Indonesia adalah kurangnya jumlah dokter. Berdasarkan survei CEO World tahun 2024, Indonesia menempati posisi ke 132 dalam hal rasio dokter terhadap jumlah penduduk. Meskipun Indonesia sudah memiliki banyak rumah sakit yang tersebar di berbagai daerah, ketidakmerataan jumlah dokter yang menangani pasien kurang memadai. Ketidakmerataan distributor dokter ini menjadi salah satu faktor penghambat Indonesia untuk dapat naik menjadi negara dengan sistem pelayanan kesehatan yang baik.

Faktor lain yang turut mendukung rendahnya kualitas SDM rendah di Indonesia adalah isu kesejahteraan sosial. Kesenjangan sosial dan ekonomi antar wilayah disebabkan oleh keterbatasan lapangan pekerjaan serta akses yang tidak merata terhadap pekerjaan yang layak. Kondisi ini semakin memperburuk tingkat kemiskinan di Indonesia.

Dikutip dari Badan Pusat Statistik (BPS) persentase kemiskinan di Indonesia menurun menjadi 9,03 persen pada Maret 2024. Meskipun angka kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan, jumlah penduduk miskin masih mencapai 25,22 juta orang yang masih tergolong besar apabila dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya. Kemiskinan membatasi akses masyarakat terhadap pendidikan dan layanan kesehatan yang berkualitas.

Ketiga faktor ini sangat mendukung SDM rendah semakin berdampak luas bagi pertumbuhan pada aspek ekonomi, sosial, pendidikan, maupun pembangunan nasional. SDM yang rendah berakibat pada rendahnya produktivitas tenaga kerja, yang pada akhirnya menghambat inovasi, efisiensi kerja, dan daya saing industri. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi tidak optimal. Tingginya angka pengangguran dan pekerjaan tidak tetap membuat banyak masyarakat terjebak dalam pendapatan rendah tanpa jaminan sosial.

Daya saing Indonesia di tingkat global menurun terutama dalam ruang lingkup teknologi dan inovasi. Untuk mengatasi permasalahan ini, berbagai pihak harus berperan aktif, terutama pemerintah. Sebagai pemegang kebijakan, pemerintah memiliki kewenangan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan melalui kebijakan yang lebih efektif, distribusi anggaran yang optimal, serta membuka lapangan kerja yang lebih luas.

Di sektor pendidikan akses yang merata serta kurikulum yang relevan sangat dibutuhkan agar siswa memiliki keterampilan yang sesuai dengan tuntutan industri. Selain itu, kesadaran individu dalam meningkatkan kualitas diri melalui pendidikan dan kesehatan juga menjadi faktor penting. Rendahnya Kualitas SDM menjadi tantangan besar bagi Indonesia dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu, investasi dalam pendidikan, pelatihan kerja, serta akses kesehatan yang lebih baik menjadi solusi utama untuk meningkatkan kualitas SDM dan mempercepat kemajuan bangsa.

Redaktur: Muhammad Halim

Related posts

Supremasi Sipil Terguncang, Karpet Merah untuk TNI Resmi Digelar

Gas Oplosan, Kejahatan yang Mengancam Keselamatan

Penundaan Pengangkatan CASN dan PPPK 2024, Menjadi Harapan dan Tantangan bagi Calon Aparatur Negara