Sudah Diresmikan, Overpass Kota Medan Rusak dan Terendam Banjir

Oleh: Alya Nayla Sahirah S.

Suara USU, Medan. Proyek overpass yang dibangun dengan anggaran senilai Rp 67 miliar dan diresmikan oleh Wali Kota Medan di dekat Stasiun Kereta Api Medan telah menuai banyak sorotan. Selain karena rusaknya panel aluminium akibat bahan perekat yang lemah, kawasan di bawah overpass tersebut juga terendam banjir setinggi 15 cm yang menghambat aktivitas warga. Melansir dari Tribun Medan, banjir disebabkan karena adanya celah sepanjang 1,5 meter antara overpass dan area di bawahnya, sehingga memungkinkan air hujan langsung menggenang.

Pihak Dinas Sumber Daya Air Bina Marga Bina Konstruksi (SDABMBK) mengklaim bahwa celah tersebut akan diatasi dengan pembuatan atap oleh pihak Stasiun Kereta Api Medan, namun anggarannya masih dalam tahap perencanaan. Selain itu, drainase yang ada di area tersebut sebenarnya dirancang untuk kebutuhan kawasan Lapangan Merdeka, sehingga masih dalam proses pengerjaan, agar nantinya dapat menampung dan mengalirkan air dari area overpass. Namun, lambatnya penyelesaian kedua proyek tersebut justru menunjukkan kurangnya koordinasi pihak-pihak terkait dalam merencanakan infrastruktur.

Isu ini menjadi perbincangan hangat setelah sebuah video yang menampilkan kondisi kerusakan dan banjir di overpass diunggah oleh akun Instagram @medantalk. Unggahan tersebut memicu berbagai reaksi kekecewaan masyarakat melalui kolom komentar. Banyak yang menyampaikan kritik, seperti menyebut bahwa perekat panel terlihat seperti proyek prakarya, mempertanyakan kualitas material yang digunakan, bahkan mengungkapkan rasa frustrasi sebagai pembayar pajak yang merasa tidak memperoleh fasilitas umum yang layak.

Fakta ini semakin menimbulkan ketidakpuasan, apalagi proyek ini dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan. Kualitas desain dan material yang digunakan menjadi sebuah pertanyaan besar. Dalam wawancara yang dilansir Kumparan, pihak Dinas SDABMBK menyatakan bahwa kerusakan terjadi karena panel tidak didesain untuk menopang beban yang berat, seperti bersandar atau diduduki. Namun, jawaban ini justru memperkuat dugaan bahwa desain overpass tidak memperhitungkan potensi penggunaan masyarakat di lapangan.

Sebagai sebuah proyek strategis pemko Medan, overpass seharusnya mampu bertahan terhadap permasalahan seperti curah hujan tinggi atau kepadatan lalu lintas. Kejadian ini menimbulkan kecurigaan pada masyarakat, yaitu mengapa pengawasan dan pemilihan material kurang memadai, padahal biaya pembangunannya sudah sangat besar? Sebuah proyek konstruksi senilai miliaran rupiah seharusnya dikerjakan dengan pengawasan ketat dan mempertimbangkan berbagai aspek serta kendala yang mungkin terjadi.

Masyarakat sebagai penyetor pajak pantas mempertanyakan ke mana anggaran sebesar itu digunakan jika hasilnya tidak sesuai ekspektasi. Kejadian ini juga menimbulkan keraguan pada sistem pengelolaan proyek pemerintah yang seolah berfokus pada hasil cepat tanpa mempertimbangkan kualitas jangka panjang.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah yang serius. Perbaikan Overpass harus diawasi dan dikerjakan dengan material berkualitas tinggi yang telah melalui pengujian standar. Pemerintah juga harus mengevaluasi permasalahan tersebut pada proyek lain untuk memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang kembali. Selain itu, harus ada peningkatan transparansi dalam penggunaan anggaran, sehingga masyarakat dapat memahami alokasi dana dan pertanggungjawabannya.

Overpass di Stasiun Kereta Api ini seharusnya menjadi simbol kemajuan infrastruktur kota Medan. Namun, dengan kondisi seperti sekarang, overpass seolah menjadi cerminan kegagalan manajemen dan pengawasan proyek. Pemerintah Kota Medan perlu menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran untuk memperbaiki tata kelola pembangunan fasilitas umum di masa yang akan datang.

Redaktur: Evita Sipahutar

Related posts

Dasar Kalian si Perokok Sombong!

Ketika Manipulasi Dinormalisasi dalam Fenomena Grooming

Korupsi Adalah Musuh Bersama yang Diam-Diam Kita Lestarikan