Reporter: Tamia Sakinah Adjani
Suara USU, Medan. Festival Jamuvolusi merupakan sebuah inisiatif budaya yang pertama kali dibentuk pada tahun 2018 oleh Marina Nasution, seorang jurnalis dari stasiun televisi nasional, kini kembali hadir di Medan. Event yang telah berkembang pesat ini tidak hanya menjadi sebuah festival, tetapi juga sebuah gerakan untuk melestarikan tradisi jamu sekaligus mendukung ekonomi lokal. Pada akhir tahun 2024, Festival Jamuvolusi kembali digelar selama tiga hari, l pada tanggal 27-29 Desember 2024 bertempat di Degil House dan Hazza Cafe Medan.
Festival Jamuvolusi lahir sebagai proyek video dokumenter yang mendalami tradisi jamu di Indonesia. Namun, seiring berjalannya waktu, proyek ini berkembang menjadi sebuah festival budaya yang memadukan riset mendalam dengan pengalaman interaktif. Dalam kegiatan ini, berbagai kegiatan menarik telah disiapkan, seperti pelatihan UMKM, demo pembuatan jamu, workshop menggambar, diskusi publik, pameran instalasi jamu, dan panggung seni. Setiap aktivitas dirancang untuk memperkenalkan jamu sebagai warisan budaya yang relevan di era modern, sekaligus menjadi pintu bagi anak muda yang ingin mengembangkan kreativitas di industri jamu dan membuka peluang usaha baru bagi masyarakat.
Festival Jamuvolusi di selenggarakan oleh Degil House, sebuah kafe sekaligus ruang kreatif yang menjadi rumah bersama bagi komunitas seni dan budaya. Sebagai wadah untuk berkarya dan berkreasi, Degil House menginisiasi keberlanjutan tradisi jamu melalui pendekatan yang modern. Citra Hasan, selaku Co-Founder Degil House menyampaikan bahwa “kita sebagai wadah yang memberikan jejaring dan memfasilitasi, khususnya kebutuhan dalam kreativitas dan kreasi seni budaya. Festival Jamuvolusi tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga menjadi peluang bagi generasi muda untuk mengembangkan kreativitas jamu,” ujar Citra.
Sabtu (28/12) menjadi salah satu hari yang penuh warna dalam rangkaian acara Festival Jamuvolusi. Beragam kegiatan digelar, mulai dari workshop menggambar untuk anak-anak, demo pembuatan jamu, hingga panggung seni yang menampilkan Natasya, New Paguyuban Ngesti Budoyono 1980, dan Yosh. Pada sesi demo pembuatan jamu, terdapat tiga jenis jamu diperkenalkan, yaitu jamu kunyit asam, jamu mocktail modern, dan jamu beras kencur. Ketiga jenis jamu ini tidak hanya menawarkan rasa yang khas, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan seperti melancarkan peredaran darah, antioksidan, dan menghilangkan nyeri, khususnya bagi wanita yang sedang haid. Dengan kegiatan yang edukatif dan menghibur, Festival Jamuvolusi sukses mengangkat nilai tradisional jamu ke dalam konteks yang relevan bagi generasi masa kini.
Redaktur: Khalda Mahirah Panggabean