Reporter: Khairani/Vimelia Hutapea/Reinhard Halomoan
Suara USU, Medan. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sumatera Utara (USU) resmi menetapkan enam poin tuntutan dalam konsolidasi akbar yang digelar pada Rabu (19/02) di depan Gedung Kesekretariatan BEM USU. Poin-poin dalam tuntutan ini akan menjadi dasar pergerakan mahasiswa dalam aksi mendatang.
Adapun enam tuntutan utama yang disepakati dalam konsolidasi tersebut, yaitu:
1. Evaluasi dan Pengawalan Efisiensi Anggaran dalam pelaksanaan APBN dan APBD.
2. Pengesahan RUU Perampasan Aset untuk memperkuat pemberantasan korupsi di Indonesia.
3. Evaluasi dan Perbaikan Skema MBG (Makan Bergizi Gratis).
4. Setiap Kebijakan Harus Melalui Kajian Ilmiah, dengan melibatkan meaningful participants dan masyarakat agar tidak hanya berpihak pada kepentingan elit politik.
5. Pencabutan UU yang mengancam independensi KPK, guna mengembalikan peran KPK sebagai lembaga antikorupsi yang kuat dan independen.
6. Penolakan Revisi UU (RUU) TNI/POLRI yang membuka peluang bagi dwi-fungsi ABRI.
Dalam wawancara seusai konsolidasi, Ketua BEM USU, Muzzamil Ihsan, menjelaskan alasan dibalik lambatnya pergerakan mahasiswa Sumatera Utara (Sumut) dibandingkan daerah lain. Menurutnya, banyak pimpinan BEM di Sumut masih dalam fase pergantian kepemimpinan dan menunggu pelantikan termasuk BEM USU yang baru saja melantik ketua dan wakilnya.
“Kami masih pasif karena menunggu pelantikan kabinet, tetapi melihat situasi negara yang penuh kegaduhan, mahasiswa USU harus kembali bergerak dan memarakkan pergerakan di Universitas Sumatera Utara ini,” ujarnya.
Muzammil juga menegaskan bahwa pergerakan ini murni dari mahasiswa untuk kembali membangkitkan daya juang mahasiswa dan tidak terafiliasi dengan aliansi eksternal tertentu seperti BEM SI.
“Hari ini BEM USU berani bergerak untuk perubahan dari kejadian yang lalu dan mengembalikan lagi semangat-semangat mahasiswa di pergerakan-pergerakan mahasiswa untuk menyelamatkan Indonesia dan memperjuangkan hak-hak masyarakat, mahasiswa dan semua bangsa kita,” seru Muzammil.
Sementara itu, Wakil Ketua BEM USU, M. Thoibul Fattah berharap aksi mendatang dapat memberikan tekanan signifikan kepada pemangku kebijakan. Ia juga menyerukan agar mahasiswa USU lebih berani bersikap kritis dan mengembalikan peran mahasiswa sebagai agen perubahan.
Redaktur : Fatimah Roudatul Jannah