Tepur Banda, Kue Khas Melayu Sejak Zaman Kerajaan

Sumber: Facebook

Oleh: Nadira Arfan

Selain identik dengan pantun, kebudayaan Melayu Deli juga terkenal dengan kulinernya. Salah satu kuliner khas yang populer adalah kue Tepur Banda. Kue ini menjadi primadona, baik dalam perayaan maupun sebagai santapan sehari-hari.

Mengandung sejarah panjang, kue Tepur Banda menyimpan cerita tentang kebudayaan Melayu yang kental serta kecintaan terhadap tradisi kuliner yang dipertahankan hingga saat ini. Nama “Tepur Banda” sendiri berasal dari dua kata, yaitu tepur yang berarti tepung sebagai bahan dasar kue dan banda yang merujuk pada benda atau barang.

Kue basah berwarna hijau ini dapat ditemui di daerah sekitar Kota Medan. Teksturnya yang lembut dan cita rasanya yang gurih memberikan kesan unik bagi para penikmat kue tradisional. Taburan kacang di atasnya semakin menambah kelezatan khasnya, sementara tambahan daun pandan memberikan aroma harum yang menggugah selera.

Kue Tepur Banda khas Melayu ini dibuat dari tepung terigu, santan kelapa, telur, gula pasir, dan pandan. Adonan kue kemudian dituangkan ke dalam loyang sebelum dipanggang. Salah satu keunikan dari kue tradisional ini adalah proses pembuatannya yang menggunakan bara api dari tempurung kelapa. Meskipun metode tradisional ini kini mulai jarang digunakan dan tergantikan oleh panggangan modern, cita rasa autentiknya tetap terjaga.

Seluruh bahan yang digunakan untuk membuat kue ini berasal dari bahan-bahan alami. Dengan tidak menggunakan pengawet serta pemanis buatan, rasa pandan dan gula dalam kue ini terasa lebih alami dan khas.

Sebagai kue tradisional, Tepur Banda mencerminkan kekayaan budaya Melayu. Kue ini biasanya disajikan dalam upacara adat, pernikahan, dan perayaan lainnya. Selain itu, kue ini juga sering dijadikan oleh-oleh atau buah tangan bagi tamu yang berkunjung ke tanah Melayu Deli.

Kue warisan budaya Melayu ini sudah ada sejak masa Kerajaan Deli, salah satu kerajaan Melayu di Sumatera Utara. Dahulu, kue ini sering disajikan dalam berbagai perayaan dan acara kerajaan.

Penjualan kue ini meningkat saat bulan Ramadan. Bersama dengan kue khas Melayu lainnya, seperti kue Gading Galuh dan kue Dangai, Tepur Banda menjadi pilihan takjil berbuka puasa yang digemari. Toko kue khas Melayu yang menjual kue ini biasanya menggunakan resep turun-temurun. Kini, sudah banyak inovasi pada kue Tepur Banda, seperti tambahan topping wijen, kacang tanah, atau keju. Dilihat dari tampilannya, kue ini sekilas mirip dengan bolu Kemojo khas Riau.

Bagi masyarakat Melayu Deli, kue Tepur Banda merupakan bagian dari kekayaan budaya yang masih dijaga dan dilestarikan hingga kini. Meskipun seiring berkembangnya zaman banyak makanan baru bermunculan, kue ini tetap memiliki tempat istimewa di hati masyarakat Melayu Deli. Melalui kue Tepur Banda, kita tidak hanya menikmati makanan, tetapi juga merasakan kekayaan warisan budaya Melayu yang telah ada sejak lama.

Untuk Sobat Suara USU yang ingin mencoba membuat kue ini, resepnya dapat ditemukan dengan mudah di internet. Namun, jika tidak ingin repot, kamu bisa membelinya di toko kue khas Melayu, seperti Mak Cik Cam dan Mumubutikue.

Redaktur: Merry Agnus Dei Gultom

Related posts

Nasi Liwet Sunda, Kuliner Khas yang Menyatukan Tradisi dan Kebersamaan

Ledre, Camilan Legendaris Ikon Kota Bojonegoro

Kenyal dan Gurih Kue Adee, Jejak Kuliner Aceh yang Bertahan Pasca diterjang Tsunami