Kenyal dan Gurih Kue Adee, Jejak Kuliner Aceh yang Bertahan Pasca diterjang Tsunami

Penulis: Syafira Sari

Suara USU, Medan. Setiap daerah di Indonesia tentu memiliki makanan khas yang beraneka ragam. Tidak terkecuali dengan salah satu daerah yang bertepatan di ujung Barat Indonesia yakni Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Provinsi Aceh memiliki berbagai makanan khas yang terkenal hingga ke berbagai daerah di Indonesia, salah satunya adalah Kue Adee. Bingkang Ubi atau lebih akrab disapa Kue Adee ini merupakan jajanan cemilan khas Aceh tepatnya Kabupaten Pidie Jaya Meureudu.

Kue Adee ini memiliki dua jenis yang berbeda, ada yang berbahan dasar adonan tepung terigu dan berbahan dasar adonan singkong. Adonan itu kemudian diolah dan mampu menghadirkan rasa yang manis dan legit, uniknya penyajian Kue Adee dipadukan bawang goreng diatasnya sehingga memberikan cita rasa yang gurih, tidak sampai disitu rasa dan aroma pandan yang begitu sedap menambah kelezatan kue Adee. Dengan tekstur lembut, kenyal dan legit yang memanjakan lidah, kue ini menjadi favorit banyak orang dan kian populer untuk menjadi pilihan kuliner turis lokal sampai mancanegara saat berkunjung ke Aceh.

Proses pembuatan kue ini bisa melalui pemanggangan menggunakan oven dan neuleuk, neuleuk sendiri adalah pemanggang yang terbuat dari panci tahan api. Adapun bahan dari Kue Adee ini adalah tepung terigu, gula pasir, telur ayam/bebek, santan kental, vanili powder, margarin, dan garam. Karena proses pembuatannya tidak memakai bahan pengawet kue ini hanya tahan paling lama selama empat hari.

Menurut sumber Budaya Indonesia sebelum tsunami Aceh 2004, kue adee ini sering menjadi kudapan pendamping kopi di warung-warung kopi, acara hajatan, acara adat, kue berbuka puasa (takjil) serta disajikan di hari-hari besar keagamaan. Namun, karena animo masyarakat yang begitu menyukai makanan ini, banyak muncul “Home Industri”.

Dengan menjamurnya industri rumahan seperti yang paling terkenal adalah Adee Kak Nah, Adee Kak Mah, Adee Kak Aina, dan Adee Adee lainnya mampu mensejahterakan masyarakat sekitar di beberapa kecamatan di Pidie Jaya, khususnya Kecamatan Meureudu.

Mengenai legalitas dan standar makanan, konsumen tidak perlu khawatir untuk mencicipinya, karena semua jenis merek Adee yang ada di Meureudu dan Kabupaten Pidie Jaya ini sudah mendapat izin dari Balai Pengawasan Obat Makanan (BPOM) dan Dinas Kesehatan (Dinkes). dan dinyatakan aman dan tanpa bahan pengawet dan pewarna makanan sehingga aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

Harga kue Adee bervariasi tergantung ukurannya, mulai dari ukuran kecil hingga ukuran besar yang cocok untuk dinikmati bersama. Kini, kue Adee khas Pidie Jaya semakin mudah didapatkan, karena banyak toko makanan khas Aceh yang menjualnya langsung dari Pidie Jaya. Kue Adee yang enak dan legit sangat cocok dijadikan oleh-oleh untuk teman, kerabat, maupun keluarga.

 

Redaktur: Zalfaa Tirta

Related posts

Kisah Unik di balik Es Laksamana Mengamuk, Dari Amarah Berbuah Segelas Kesegaran

Tepur Banda, Kue Khas Melayu Sejak Zaman Kerajaan

Nasi Liwet Sunda, Kuliner Khas yang Menyatukan Tradisi dan Kebersamaan