SUARA USU
Film

Elemental: Forces of Nature, Apakah Api dan Air Bisa Saling Bersama?

Oleh: Theolia Parapat 

Suara USU, Medan. Disney dan Pixar kembali merilis film terbaru, yaitu Elemental: Forces of Nature. Magical dan imajinatif tentu saja sudah menjadi ciri khas dari film Disney. Memilih tema yang unik tentang elemen dasar alam, yaitu api, air, angin, dan tanah yang dikemas secara menggemaskan serta alur cerita sederhana yang sangat menyentuh.

Film ini digarap oleh Peter Sohn. Fakta menarik dari film ini ternyata terinspirasi dari kisah Peter sendiri sebagai keluarga imigran asal Korea yang pindah ke Bronx, New York. Banyak perbedaan mulai dari bahasa, budaya, serta kebiasaan hidup yang ia miliki harus pelan-pelan berubah dengan kultur baru di New York.

Film ini bercerita tentang kehidupan api, air, tanah, dan angin yang tinggal di sebuah kota bernama Element City.

Suatu hari, keluarga elemen api Bernie dan Cinder Lumen memutuskan untuk bermigrasi ke Element City. Mereka memulai kehidupan baru dengan mendirikan sebuah toko bernama Fireplace. Keluarga Lumen hidup bahagia dengan anak semata wayangnya, Ember Lumen.

Sebagai anak tunggal, Ember akan menjadi pewaris tokoh Ayahnya. Ia pun belajar mengelola toko dan menghadapu pelanggan. Berbeda dengan Ayahnya, Ember adalah anak yang mudah meledak dan tersulut emosi.

Suatu hari, salah satu pipa di Fireplace bocor dan mengalami kebanjiran. Gara-gara bencana ini, seorang inspektur kota bernama Wade Ripple ikut tersedot ke dalam pipa tersebut. Melihat ada kerusakan pipa, Wade langsung menuliskan berbagai pelanggaran untuk toko Ember.

Tak tinggal diam, Ember pun mengejar Wade untuk meminta keringanan. Sayangnya, surat peringatan sudah ditetapkan, dan toko tersebut akan segera ditutup secara permanen. Namun, ada satu cara yang bisa membatalkan peringatan tersebut. Kini, nasib toko Fireplace ada di tangan mereka.

Sama seperti kehidupan kita, Element City juga penuh dengan perbedaan budaya, kebiasaan, hingga ekonomi. Diskriminasi pun terjadi di mana-mana, salah satunya dialami oleh keluarga Ember sebagai elemen api.

Mereka tidak dapat bebas bepergian karena bisa membakar elemen di sekitarnya. Elemen api dianggap elemen yang berbahaya, tidak heran jika banyak yang menjauhi mereka.

Di tengah kota yang tumbuh pesat, seluruh elemen api memilih tinggal di pinggiran dan hidup bahagia dengan komunitas yang senasib. Mereka hanya akan pergi ke kota sesekali untuk mengurus dokumen atau menyaksikan pertunjukan.

Berbeda dengan Wade Ripple, elemen air yang penuh ketenangan, hidup bahagia, lahir di keluarga yang berada, penuh empati, dan easy going. Meskipun ia tahu Ember berbahaya untuknya, Wade tidak ragu untuk membantu Ember, hingga akhirnya mereka saling jatuh cinta.

Menjadi seorang Ember Lumen bukanlah hal yang mudah. Ia adalah anak perempuan tunggal yang tumbuh di lingkungan minoritas. Selama hidup, Ember hanya punya satu cita-cita, yakni meneruskan toko Ayahnya. Namun, sejak bertemu Wade, ia melihat banyak hal baru di luar sana, bahkan ia mulai mempertanyakan mimpinya selama ini.

Ember pun dihadapkan dengan pilihan yang sulit, mengejar mimpi dan cintanya atau tetap menjadi anak ayah dan meneruskan toko warisan keluarga.

Lalu pilihan apa yang akan diambil oleh Ember? Film ini tayang sejak 21 Juni 2023 lalu dan sudah dapat ditonton di bioskop kesayangan Anda.

Redaktur: Tamara Ceria Sairo


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Keistimewaan Dimensi Miss Peregrine’s Home for Peculiar Children

redaksi

Menelusuri Arti Hidup Bersama Serial Daur Hidup

redaksi

Alteraksi#5: Dunia Antara, Saat Menonton Film Bukan Sekadar Hiburan

redaksi