SUARA USU
Sastra

1001 Luka

Oleh: Sella Ramadani

Seberapa banyak air mata yang kusembunyikan pada manusia-manusia yang kakinya menginjak di bumi ini

Seberapa banyak luka yang kututupi dengan tawa lepas mengelabui manusia bahwa aku tidak apa

Seberapa banyak perih yang aku coba untuk obati agar sakitnya sedikit mereda

Seberapa banyak goresan yang tak sengaja tergores berusaha untuk kusembunyikan di balik balutan itu?

Tapi ini bukan tentang luka yang nyata dan terlihat oleh mata, aku bersembunyi pada senyuman yang aku kira dapat menenangkan

Banyak suara yang membisu, berteriak pada hati yang sangat berisik, dengan isi kepala yang runyam dan teraduk tak karuan

Aku berusaha bangkit padahal aku mengira aku kuat

Aku berusaha kuat padahal aku sudah jatuh

Aku berusaha bisa padahal aku hampir mati di sana

Aku berteriak sekuat-kuatnya, tapi kupastikan tidak ada satu pun yang mendengar

Mataku hampir saja menjatuhkan hujannya tapi terjanggal oleh kuatnya seorang aku

Menahan tangis yang seharusnya pecah, menahan amarah yang seharusnya kulontarkan pada semesta

Bergulat dan bertarung pada isi kepala yang selalu saja berbeda jalannya

Bagaimana lagi aku harus bertindak?

Bagaimana lagi aku harus tersenyum?

Pikiran yang kacau tidak bisa kuungkapkan

Terjebak dalam keheningan yang membisu

Kuikuti aliran harapan yang tak pasti menyembunyikan luka yang semakin dalam

Rasa sakit yang terasa tak kunjung usai teriris-iris dalam kebimbangan yang terus menghampiri

Mengapa rasanya begitu berat mengungkapkan pada yang tak mungkin mengerti?

Dalam penyiksaan batin yang mendalam hanya tangisan yang tak bersuara terucap

Langkahku terus berjalan tanpa arah dalam ketidakpastian tanpa tujuan dan ketidakjelasan

Luka-luka itu tidak ada yang mereda karena sejak awal tak pernah diobati

Malah semakin menjadi-jadi…

Redaktur: Yohana Novriyanti Lumbanbatu


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Tanpa Rasa Takut

redaksi

Hukum Karma itu Nyata

redaksi

Air Mata Bumi

redaksi