Penghujung 2020, Bantuan Kuota Masih Tak Merata

Penulis: Mytha Khairunnisa

Suara USU, Medan. Sampai saat ini masih banyak Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) tidak mendapatkan bantuan kuota internet dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud). Seharusnya sejak 15 September hingga Desember 2020 mahasiswa maupun dosen mendapat kuota sebesar 50GB/bulan.

Wakil Dekan 1 Fakultas Ilmu Sosial dan llmu Politik (FISIP), Husni Thamrin, mengatakan bahwa seharusnya setiap mahasiswa baik yang lama maupun baru akan mendapatkan kuota internet dari Kemdikbud jika mengisi data di portal secara benar. “Sepemahaman saya dapat, asal data di portal di isi dengan benar. Data hp dan telepon di isi sama ya,” jelas Husni pada reporter Suara USU via Whatsapp (25/11).

Kemudian salah satu staf bagian Pendidikan FISIP USU, Suhendra Tanjung menjelaskan bahwa Kamis (26/11) lalu pihaknya sedang merapatkan untuk mengirimkan data mahasiswa dan dosen ke Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti). “Hari ini (26/11) masih dirapatkan, dan hari ini batas terakhir fakultas mengirimkan data kuota ke Universitas untuk dilaporkan ke Dikti,” ucap Hendra.

Sesuai dengan surat edaran rektor nomor 12381/UN5.1.R.1/SPB/2020 yang berisi tentang batas waktu cut-off verval ponsel tanggal 26 November 2020, pukul 18.00 WIB. Menginformasikan kembali kepada mahasiswa USU untuk melakukan update nomor handphone yang masih aktif di Portal Akademik. Selanjutnya operator SIA (sistem Informasi Akademik) mensinkron data tersebut dari sia-feeder paling lambat tanggal 26 November 2020 pukul 12.00 WIB.

Hingga tulisan ini ditulis (29/11) masih saja banyak mahasiswa yang belum dapat bantuan kuota tersebut. Mahasiswa Ilmu Komunikasi USU, Alvin mengaku belum dapat kuota internet dari Kemdikbud sejak September silam hingga sekarang.

“Saya tidak terlalu berharap dengan bantuan tersebut, akan tetapi jika memang sudah ketentuannya dapat yah tetap harus dapat dong. Ini sejak September ga pernah dapat, padahal saya sudah lapor ke sekretaris prodi. Saya jadi bingung, ini salahnya di USU atau di Dikti,” ujar Alvin.

Redaktur: Supri Alvin