SUARA USU
Featured

Pentingnya Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Pedoman Generasi Muda di Era Society 5.0

Oleh: Hibban Zaif/Edy Suprayogi/Yessi Novita/Nur May Yanti/Niken Ummi/Janriani Miranda/Aulia Dwi

Suara USU, Medan. Di era sosial 5.0 ini erat kaitannya dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat maju, dimana remaja saat ini juga ikut merasakan pengaruhnya. Permasalahan yang dialami saat ini adalah semakin memudarnya pemahaman Pancasila dikalangan remaja.

Situasi ini bisa menjadi ide kontroversial, seperti munculnya banyak kejahatan, konspirasi, nepotisme, radikalisme, korupsi, kejahatan seksual, kehidupan boros, kehidupan politik tidak produktif, dan lain-lain. Hal ini tentu saja menjadi ancaman bagi generasi emas bangsa Indonesia.

Remaja masa kini hanya sekedar hafal Pancasila, namun belum memahami makna dari setiap nilai yang dikandungnya. Faktanya, saat ini hanya sedikit orang yang mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Melihat realita masa remaja saat ini, maka pengenalan nilai-niai Pancasila hendaknya diperkenalkan sedini mungkin.

Pancasila adalah karakter yang bertumpu pada kepribadian bangsa yang menyangkut nilai-nilai sebagai budaya dan bentuk ideologi Indonesia (Adha: 2020). Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang telah disepakati bersama. Sudah seharusnya semua masyarakat Indonesia menghormati, mengamalkan dan mematuhi aturan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Indonesia adalah negara yang memiliki berbagai aspek, sebagai generasi muda sekaligus penerus bangsa sudah kewajiban kita untuk mengerti dan mengetahui arti Pancasila sebagai pandangan hidup masyarakat Indonesia.

Pancasila dan Indonesia sampai kapanpun melekat dan mustahil untuk dipisahkan. Kemajuan teknologi sebenarnya berpeluang besar berpengaruh pada perkembangan pendidikan, teknologi dari globalisasi menjadikan pendidikan di Indonesia semakin kreatif. Kemajuan globalisasi menjadi pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan generasi bangsa, bukan hanya pengaruh baik saja tetapi pengaruh buruk juga meracuni kepribadian dan karakter mereka.

Generasi sekarang ini hidup di zaman yang serba bisa, instan dan canggih. Hanya dengan gerakan tangan semua bisa terselesaikan. Tetapi semakin berkembangnya dan mudahnya teknologi digunakan di era ini pasti juga membawa dampak positif dan negatif mengiringinya.

Sesuai dengan keadaan yang biasa terjadi di masyarakat sekarang, teknologi yang canggih ini membuat generasi era 5.0 lupa dengan lingkungan sekitarnya dan menjadi generasi yang mengembangkan sikap individual. Tidak ada rasa toleransi, tolong-menolong dan juga saling membantu karena dengan teknologi semua yang dibutuhkan manusia bisa diselesaikan secara mandiri.

Generasi industri 5.0 lebih mengenal teknologi komunikasi seperti Facebook, WhatsApp, Twitter, Telegram dan Instagram. Indonesia saat ini tidak menyadari sudah dihadapkan dengan permasalahan serius yaitu semakin memudarnya karakter bangsa.

Hal ini sudah banyak dibuktikan oleh beberapa persoalan yang terjadi selama beberapa dekade terakhir (Yanuarita: 2018). Jika dibiarkan begitu saja pasti akan menjadi masalah yang berbahaya bagi kemajuan bangsa Indonesia. Melemahnya kepemimpinan nasional, melemahnya semangat perjuangan generasi muda, tingginya masalah korupsi serta krisis identitas merupakan permasalahan yang marak saat ini dihadapi bangsa Indonesia (Anwar: 2018).

Penerapan pendidikan yang berbasis Pancasila di antara peserta didik sangat diperlukan agar bermaksud menjadi guna memperkuat moralitas kepribadian bangsa di Pancasila. Maka dari itu, penting untuk menghidupkan kembali makna-makna Pancasila bagi sebagian masyarakat negara serta generasi muda pada khususnya.

Meskipun membangun karakter tidak mudah seperti membagikan nasehat serta bimbingan, tetapi membutuhkan kesabaran, rutinitas, serta pengulangan. Untuk itu, sangat diperlukan upaya untuk menanamkan dan menginternalisasi makna-makna Pancasila, salah satunya melalui pendidikan Pancasila melalui angkatan muda bangsa di sekolah maupun dilingkungan masyarakat.

Melalui pendidikan yang dapat menciptakan karakter individu pewaris negara yang tidak dapat terombang-ambing oleh cepatnya arus globalisasi. Peserta didik harus menegakkan nilai-nilai pancasila serta dapat menyaring budaya luar negeri yang tidak patut dan melenceng dari adat warga Indonesia.

Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang penting untuk sekarang ini. Akibat pendidikan yang tidak lurus dari tujuan pendidikan, apalagi melihat kejadian-kejadian yang dilakukan beberapa remaja. Turunnya etika meningkat karena pendidikan tidak memegang aspek emosional. Maka perilaku peserta didik tidak mencerminkan pribadi yang berkualitas, hanya siswa yang cerdas tetapi memiliki karakter sepihak. Oleh karena itu, guru harus mendidik seluruh siswa dengan karakter yang positif.

Beberapa pihak menilai Pancasila saat ini terlihat mulai kehilangan ruhnya. Beberapa pelajar termasuk mahasiswa banyak yang lupa atau tidak hafal sila-sila dalam Pancasila, jadi untuk mengimplementasikan nilai-nilainya di rasa sangat sulit.

Dalam membangun pola kehidupan yang diharapkan itu, perlu dikembangkan sistem pendidikan karakter dengan capaian akhir berupa penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila. Pancasila merupakan falsafah yang menjadi pedoman berperilaku bagi bangsa Indonesia yang sesuai kultur kita bangsa Indonesia yang mempunyai ciri karakteristik unik yaitu adat ketimuran.

Pendidikan karakter harus dilakukan diambil dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sehingga dapat tercipta manusia Indonesia yang cerdas, berperilaku santun, mampu hidup baik secara individu ataupun sosial, sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga Negara, mempunyai iman dan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keyakinan yang dipeluknya. Pengajaran karakter Pancasila dapat dimuat di dalam silabus matakuliah maupun mata pelajaran yang harus mencakup filsafat pendidikan Pancasila.

Filsafat pendidikan Pancasila sendiri harus bercirikan integralistik, etis serta religius. Dalam menjalankan kegiatan pengajaran maka dibutuhkan seorang pendidik yang sadar akan tanggungjawab moral Pancasila serta tahu akan pentingnya pendidikan karakter. Seorang pengajar dalam melaksanakan nilai-nilai Pancasila harus memahami nilai-nilai antara lain:

  • Harus memahami nilai-nilai Pancasila tertentu
  • Menjadikan Pancasila sebagai norma hukum dalam kehidupan
  • Memberikan contoh pelaksanaan nilai-nilai pendidikan kepada peserta didik

Setidaknya dengan menjalankan tiga nilai tersebut, diharapkan cita-cita luhur bangsa yang ingin dilaksanakan melalui pendidikan berkarakter sesuai falsafah pancasila dapat terwujud. Kita sadar bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bisa kita tolak dan kita harus segera menyesuaikannya. Sehingga salah satu cara untuk menghadapi perkembangan tersebut dengan membangun karakter bangsa Indonesia yang kuat dengan ciri khas tersendiri dibandingkan.

Dalam menerapkan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Karakter Dasar Generasi Muda di Era Society 5.0 perlu adanya saran yang baik untuk mengurangi hambatan dan tantangan yang telah dihadapi:

  1. Dari peran orang tua, kita harus bisa memberi contoh kepada anak, karena nanti menjadi generasi penerus negeri ini. ketika orang tua memberi anak contoh buruk tentang orang yang tidak menghargai produk misalnya, negara terus membeli dan menggunakan produk asing, hingga anak-anak pun ingin mendalami suri tauladan orang tuanya karena orang tuanya ambil peran sebagai pendidik awal sebelum anak terjun ke area tersebut lebih luas.
  2. Alat pendidikan dan pembelajaran pendidikan pancasila sekolah baru ini hanyalah salah satu bentuk pemusatan nilai-nilai pancasila. Oleh karena itu, sangat perlu untuk mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam hidup dan kehidupan sehari- hari bersama. Harus diadakan usaha untuk menghayati dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan dengan orang-orang muda.
  3. Untuk pemerintah Indonesia, hendaknya berusaha memberikan penjelasan Pancasila untuk anak muda seperti dengan diadakannya sosialisasi tentang Pancasila agar menarik potensi para anak muda agar lebih menjajah dan menekuni dalam mengerti tentang Pancasila.

Kesimpulannya, pemuda merupakan bagian yang sangat penting bagi kelangsungan hidup negara di masa depan, pelaksanaannya, sumber energi manusia sebagai pembangunan negara, generasi penerus yang akan menentukan masa depan. Generasi muda harus tumbuh menjadi generasi pemimpin dan berkualitas.

Kedudukan orang tua yang dekat dengan anak merupakan peran yang membentuk individualitas pemuda, yaitu ajaran nilai- nilai pancasila yangmempengaruhi ranah sosial. Sosialisasi untuk penanaman kembali individualitas anak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Tujuannya agar generasi muda mencerminkan restrukturisasi kepribadian anak-anaknya, dan kemudian dengan berkembangnya teknologi, nilai-nilai Pancasila selalu tertanam di dalamnya

 

Redaktur: Anggie Syahdina Fitri


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Mulai Merasa Jenuh Saat Kuliah? Ini Tips Untuk Mengatasinya

redaksi

Bencana, Penyebab Banjir, dan Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

redaksi

Words: Perjalanan Kisah Cinta yang Tidak Terwujud

redaksi